Beruntunglah Mila karena semua kamar di rumah ini kedap suara. Teriakan-teriakannya sepanjang penyiksaan tadi rupanya sama sekali tidak terdengar sampai ke bawah. Sehabis mandi, dia mengeringkan rambutnya dengan menggunakan pengering rambut. Yang pasti dia berusaha mengembalikan penampilannya persis seperti saat dia keluar dari kamar mandi maid tadi. Walau area intimnya sangat sakit sekarang, Mila masih melanjutkan pekerjaannya. Dari pada menjadi sasaran pertanyaan orang-orang, mending dia mencari kesibukan sendiri.Sambil menyikat kamar mandi, air mata Kemilau masih tetap bercucuran. Rasanya dia sudah tidak sanggup lagi menanggung semua ini. Tiba-tiba saja terbersit dalam benaknya untuk kabur dari neraka ini. Dia sangat muak melihat semua orang. Apalagi Radinka yang sudah merampas kehormatannya dengan cara yang lebih keji dari seekor binatang.Ya ... Mila akan kabur. Tekadnya sudah bulat.***Malam harinya tidak ada acara makan malam karena Nadya masih belum bisa bangkit dari kasur.
Radinka langsung bangkit dari kasur. Darahnya langsung kocar-kacir melihat grafik yang terpampang di layar iPad. Belum pernah kejadian saham mereka anjlok dan tiba-tiba begini. Apa yang terjadi??Laki-laki itu dengan sigap mengambil ponselnya dan menelepon bagian direksi yang berwenang dalam mengawasi pergerakan saham mereka. Berbicara sejenak dengan suara yang dipenuhi rasa khawatir.“Benar, Pak Radin. Ini faktor internal kita, Pak. Ada sejumlah investor yang menjual semua saham mereka dalam kurun waktu tiga jam terakhir. Jadi kita menyesuaikan harga saham dengan permintaan yang cukup rendah.”Radinka mengusap pelipisnya. “Apa alasan mereka menjual sahamnya?”“Apa Pak Radin belum membuka portal berita hari ini?”Radinka pun langsung menyambar iPad-nya lagi. Apa yang dia lewatkan? Memang sejak Kemilau keluar dari kamarnya tadi, dia menghabiskan waktu dengan tidur untuk menghilangkan perasaan janggal di dalam hatinya. Sama sekali belum menyentuh gadget. Dan ... oh shit!! Apa Greta pun
Radinka tentu saja tidak ingin mengambil resiko. Dia mengurungkan niatnya untuk keluar rumah sekarang. Diberitahunya Sheza agar kekasihnya tidak kecewa untuk yang kedua kalinya. Radin memilih untuk menghubungi orang yang bisa dia andalkan untuk menghapus berita-berita itu. Sial sial! Bisa-bisanya dia tau setelah ini ramai di internet. Radin berharap belum terlalu terlambat untuk membereskan semuanya. Belum pernah dalam sejarah ada berita yang menyorot personal life seorang Radinka. Biasanya hanya tentang isu-isu seputar bisnis Saska T&G. Jadi sungguh wajar jika sekarang laki-laki dewasa itu sedikit berdebar, apalagi belum apa-apa dampaknya sudah terasa. Sejumlah investor langsung kabur karena ketakutan terkena imbasnya. Sial!! Radin harus memutar otak untuk segera mendapatkan investor lain.Orang kepercayaannya sudah mengkonfirmasi akan mengurus berita-berita tersebut. Begitupun dengan orang dalam yang ada di pihak kepolisian, sudah dia hubungi untuk mengurus wartawan yang ada di dep
Sepanjang hari Radinka sibuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan saham perusahaan. Meeting dadakan dengan tim direksi serta meeting internal dengan para pemegang saham yang lain. Kepala Radin pusing tujuh keliling karena ini terlalu melelahkan. Hingga pukul delapan malam, dia masih berada di ruangannya. Tentu saja bersama Sheza yang tidak pernah keberatan menemaninya.“Sayang, minum dulu.” Sebuah cangkir berisi kopi hitam hangat tersodor di depan wajahnya. Radin yang sedang menatap iMac dengan serius langsung menoleh. Diterimanya benda bebahan keramik tersebut dari tangan sang kekasih, kemudian bersandar di kursinya.“Thank you, Sayang.” Radin mengusap pinggang dan pinggul Sheza yang bentuknya meliuk bagaikan gitar spanyol.“Sama-sama sayangku. By the way ... apa rencana kalian setelah ini?”“Tentang?” Radinka menarik Sheza untuk duduk di atas salah satu pahanya. Dia perlu sedikit penyegaran dengan merasakan keindangan tubuh perempuan ini.“Warisan itu. Apa kamu akan menunggu sa
Bagaikan mendapat angin segar di tengah situasi yang genting, pagi ini Radinka mendapat kabar dari sekretarisnya yang memberi informasi bahwa ada seorang calon investor di Bali yang berencana menanamkan modal di perusahaan mereka. Radinka yang tadinya sedang sarapan, buru-buru pergi karena sudah tidak sabar ingin membahas ini dengan sang sekretaris.“Siapa dan dari perusahaan apa?” Radinka langsung bertanya saat Andini masuk ke dalam ruangan dan membawakannya sebuah tablet. Wanita itu sudah membuka sebuah halaman dan Radinka tinggal membacanya. Selama tiga menit Radinka terdiam karena membaca profil seorang pengusaha bernama Amar Yuseima. Pria berusia enam puluh enam tahun yang memiliki banyak perusahaan di bawah naungan Amar Group, yang sudah tersebar si seluruh provinsi. Di antaranya adalah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, yayasan sekolah, pabrik makanan ringan dan sejumlah perusahaan lain.“Apa yang dia mau dari Saska?” Dia meletakkan kembali tablet tersebut dan memint
Seperti janjinya, Sheza tidak akan membiarkan Radinka berangkat ke Bali bersama Kemilau. Saat jam kerja selesai, dia ngotot ikut ke kediaman keluarga Saskara dan menolak Radin yang berniat ingin langsung mengantarnya saja. Radinka hanya bisa geleng-geleng kepala dan membiarkan perempuan itu ikut dengannya. Kalau ditolak, jutsru membuat Sheza akan berpikir yang tidak-tidak.Sesampainya di rumah, Greta dan Nadya sedang duduk di ruang keluarga. Melihat Sheza ikut datang, jelas membuat kedua orang itu tersenyum senang. “Malam, Tante. Malam, Gre.” Sheza menyapa dengan senyum manis di wajah. “Saya ganti baju dulu.” Radinka langsung naik ke atas dan sengaja memberi waktu kepada Sheza untuk melakukan apapun yang dia mau. Biarlah dia bercerita kepada Nadya dan Greta sepuasnya. Nanti, saat sudah selesai, barulah Radin turun untuk meluruskan apa yang perlu diluruskan.Sepuluh menit adalah waktu yang dirasa cukup oleh Radin untuk Sheza menceritakan semuanya. Setelah itu dia turun sudah dengan p
Kemilau tidak tau kenapa dia tiba-tiba harus ke salon untuk melakukan perawatan. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, tidak ada yang terlewat. Semuanya persis seperti kemarin, saat pengacara Jordhy alan datang ke rumah. Termasuk jari tangan dan kakinya yang di meni pedi. Apakah mereka akan kedatangan seseorang yang jauh lebih penting dari Roni? Karena perawatan yang Mila jalani sekarang jauh lebih banyak. Nadya juga menyarankan supaya rambutnya dipotong sampai di bawah bahu, sehingga lebih pendek. Kemudian diberi sedikit warna supaya lebih fresh. Di creambath dan juga di blow. Wajah Mila juga entah sudah berapa kali dilapisi cream wajah. Ada yang untuk peeling, ada yang untuk masker saja.Rasa curiga Mila semakin menjadi saat Nadya membawanya masuk ke dalam salah satu luxury store milik brand terkenal. Perempuan itu membelikannya baju formal dan semi formal dengan jumlah yang cukup banyak. Sepuluh potong menurut Mila sangatlah banyak. Belum selusin dalaman, tiga buah tas dengan beda
Radinka terbelalak. Hampir saja amarahnya meledak di tempat ketika Kemilau terjatuh menimpanya dan mengeluarkan isi perutnya di atas jaket mahal milik laki-laki itu. Tapi untungnya dia langsung tersadar kalau mereka sedang berada di tempat umum. Dia mendorong tubuh Mila dengan cepat, namun tetap berusaha menyamarkan gerakannya yang kasar.Pramugari yang menghadang Kemilau tadipun dengan cekatan membantu wanita itu berdiri dan membawanya kembali duduk. “Maaf ya, Bu. Sabuk pengamannya saya pasang kembali.” Radinka sudah jelas langsung membuka jaketnya. Asli, otaknya blank, tidak tau harus berkata apa kepada Kemilau sekarang. Yang pasti dia kesal dan sangat marah. Namun dilihatnya perempuan itu sedang terkulai di tempat duduknya.“Apa ibu mabuk udara?” Pramugari bertanya kepada Radinka yang dia tau adalah suami wanita muda itu. Setidaknya begitulah yang tertera di lembar daftar penumpang.“Ti—tidak.” Radinka menjawab persis seperti jawaban Kemilau tadi. Tapi sepertinya perempuan itu be