Share

Bab 3. Dicegat Preman

Pagi-pagi sekali Wulan dan Aryo terbangun untuk salat subuh. Setelah itu Wulan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Seperti biasa Aryo siap-siap untuk pergi ke kantor sedangkan Wulan mengurus anak-anak yang akan diantarnya ke sekolah. Setelah sarapan semuanya pergi dengan kendaraan masing-masing.

Hari ini Aryo ada pertemuan penting dengan klien. Dia akan menjalani meeting di sebuah resto yang sudah ditentukan kliennya.

Jam makan siang dia menghadiri pertemuan itu. Tak disangka ternyata Indira juga hadir di sana sebagai sekretaris Pak Wildan, kliennya.

Ada rasa gugup yang dirasakan Aryo saat tak sengaja bertatapan dengan Indira. Apalagi dia teringat dengan kata-kata istrinya kalau Indira sudah menerima lamaran yang diajukan Wulan. Seketika dia jadi penasaran apa alasan Indira menerimanya sebagai calon suami.

Aryo tahu dan sangat paham kalau Indira gadis yang cantik, mandiri dia juga salihah. Tak pernah dia melihat Indira berpakaian yang memperlihatkan bentuk tubuhnya. Bahkan bekerja sebagai sekretaris pun gadis itu tetap memakai gamis. Untuk sekejap ada getaran yang hadir dalam perasaan Aryo, tapi cepat-cepat dia tepis karena ingat dengan istrinya.

Ada rasa tak enak yang di rasakan Indira ketika dia bertemu dengan Aryo. Gadis itu merasa kurang nyaman karena dia telah menerima lamaran Wulan otomatis dia mungkin akan menjadi istri kedua. Yang bukan tak mungkin dia akan mendapat cemoohan dari masyarakat serta mendapat label perebut suami orang lain.

Tapi entah kenapa Indira tetap menerima lamaran itu. Seolah-olah hatinya menuntun dia untuk mengatakan iya setelah segala bujuk yang dilakukan Wulan.

Pertemuan sudah berakhir dengan sesuai harapan. Kesepakatan telah mereka dapatkan. Setelah itu kembali ke kantor masing-masing.

Aryo pulang ke rumah pukul sembilan malam. Hari ini dia terpaksa lembur karena ada pekerjaan yang mendesak dan harus segera diselesaikan. Bahkan Aryo salat Magrib di kantor.

Ketika di perjalanan, Aryo melihat beberapa pemuda sedang mengganggu seorang wanita. Tunggu! Dia seperti mengenal wanita itu.

Benar sekali, Indira lah yang sedang di ganggu para preman yang mungkin sedang mabuk. Di sebelahnya ada sebuah motor yang Aryo ketahui adalah milik gadis itu.

“Gadis cantik malam-malam begini masih keluyuran. Apa tak takut ada yang culik?” ucap salah satu preman.

“Anda mau apa? Jangan ganggu saya. Sebaiknya anda pergi dari sini,” ucap Indira ketakutan.

Tak pernah terbayangkan oleh gadis itu dia akan di ganggu para preman. Tadi motornya mogok di tengah jalan ketika hendak pulang ke rumahnya. Dia terpaksa mendorong motor sambil mencari bengkel yang masih buka. Itu membuat dia bertemu dengan para pria yang sedang mabuk, sehingga membuatnya terjebak dalam situasi seperti ini.

Dalam hatinya Indira terus berdoa diberikan keselamatan. “Ya Allah selamatkan aku dari para pria ini. Aku takut,” batin Indira.

Ketika salah satu pria mencoba memeluk Indira dari belakang. Seketika gadis itu menjerit dan memberontak. Air mata terus mengalir di pipinya karena ketakutan yang dirasakan.

Saat mereka hendak menyeret Indira ke salah satu gedung kosong yang tak jauh dari sana. Aryo menghentikan mobilnya dan keluar.

Perkelahian pun terjadi. Aryo yang mempunyai ilmu bela diri dengan gampangnya melumpuhkan para preman yang sedang mabuk berat itu.

Indira yang ketakutan dan syok hanya bisa memeluk tubuhnya sambil menangis sesenggukan. Aryo menghampiri gadis itu, terlihat jelas ada kekhawatiran yang di rasakannya.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Aryo. Dia ingin memastikan semuanya baik-baik saja.

Indira mendongak, lantas dia mengangguk. “Terima kasih, Mas.”

Aryo menghela napas, “ Sebenarnya apa yang kamu lakukan jam segini? Apalagi di tempat sepi seperti ini. Di sini memang rawan banyak preman yang suka mabuk.”

“Saya pulang lembur dan kemalaman, tak sengaja lewat sini. Motor saya mogok di jalan. Jadi tadi saya dorong motor sambil mencari bengkel yang masih buka. Saya tak tahu akan diganggu para pria yang mabuk tadi.”

Aryo menggeleng, “ Kamu memang masih teledor seperti dulu,” ucap Aryo.

“Eh ... apa maksud Mas Aryo?” tanya Indira. Kenapa Aryo seperti mengenalnya cukup lama sedangkan Indira baru saja pindah dari luar kota. Tempat tinggalnya dari kecil.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status