Share

Bab 54

“Ra, kok Mas enggak lihat Bunda dan Ayah?”

“Oh, hari ini mereka nginap di rumah saudara yang lagi hajatan, Mas. Emangnya Mas udah lupa?”

Aryo menggeleng sambil menggaruk pipinya yang tak gatal.

“Mas lupa, Ra.”

“Kebanyakan mikirin kerjaan, jadi gampang banget lupa,” kekeh Indira yang tengah membuka kerudung yang dikenakannya di meja rias.

Tangan Aryo terulur untuk menyisir untaian demi untaian mahkota kepala sang istri.

“Mas lebih baik wudu dulu, deh. Kita salat bareng, ya. Mas jadi imamnya.

Malam memang telah menyambut, kini waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam lebih belasan menit. Sudah waktunya bagi mereka untuk menunaikan ibadah wajib bersama-sama. Kebetulan, magrib tadi Aryo tak salat di rumah, melainkan di mesjid.

“Iya. Kita wudu bareng.”

Sang istri mengangguk dan mengikuti suaminya yang lebih dulu mengambil wudu di kamar mandi. Setelah keduanya suci, Aryo memimpin Indira untuk salat berjamaah. Sangat terasa khusyuk dan damai.

Wanita itu tak pernah menyangka bakal sampai di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status