Share

Part 41

"Rupanya kamu belum cukup mengenalku, Nazwa. Sejak dulu aku selalu begini jika tengah tertekan. Diam seorang diri, dan membiarkan semua rasa ketakutan yang membuatku depresi menguap dengan sendirinya." Risa beralibi.

Satu kebohongan akan melahirkan kebohongan lainnya. Sama seperti yang tengah Risa lakukan. Ia terus berbohong banyak hal kepada Nazwa, dan sedikitpun tak merasa bersalah.

"Maafkan aku, Risa. Karena aku, kamu jadi seperti ini," ucap Risa sendu.

Rasa bersalah terus menghantui hari-hari Nazwa. Kadang, ia selalu menyalahkan dirinya karena menurut saja ketika sang ayah merekomendasikan Dika untuk merawatnya. Andai saja ia tahu sifat asli Dika sejak lama, bisa saja Nazwa menolak tegas keinginan ayahnya itu.

"Sudahlah, Nazwa. Aku baik-baik saja," ungkap Risa sambil tersenyum.

"Hmm, tapi. Apa kamu ingin keluar dari kamae?"

Mata indah Risa berbinar, terus berdiam diri di kamar memang membuatnya bosan.

"Apakah, Arya akan baik-baik saja? Aku takut dia akan murka kepadamu." Ris
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status