Share

3 - Pria Cacat yang Sempurna

Author: Qeqe Sunarya
last update Last Updated: 2023-01-24 19:50:01

“Lagi pula, menurutku, calon yang sekarang lebih cantik dan menarik dibandingkan calon sebelumnya.”

Ucapan Andro tersebut langsung membuat suasana kembali tegang. Nenek dan paman Raya mengernyit tidak suka, tetapi mereka tidak berani mengatakan apa pun, hanya merutuk dalam hati.

‘Cih, pria cacat saja sok mengomentari putriku yang sempurna,’ batin paman Raya tidak terima. Matanya melotot pada Andro, tetapi ketika Andro beradu pandang dengan sang paman tanpa mengatakan apa pun, paman Raya berusaha tersenyum.

Yarina juga sangat marah mendengar perkataan pria di kursi roda tersebut. Bagaimana bisa sepupunya yang cupu dan udik dibilang lebih cantik dan menarik dibanding dirinya? 

Raya diam-diam melirik ke arah Yarina, dia bisa membaca ekspresi kemarahan Yarina dengan jelas. Bertahun-tahun hidup dalam perasaan waspada akan sepupunya, membuat Raya hafal betul pada perangainya. Namun tak bisa dipungkiri, dalam hati Raya merasa tersanjung karena perkataan Andro. Baru kali ini ada orang yang seolah membelanya di hadapan keluarganya yang selalu menganggapnya sebuah aib juga menindasnya.

"Pria itu …." pikir Raya. Setelah mengamati dan mencerna setiap kata singkat dari Andro, menurut Raya, Andro terlihat tak semenyeramkan apa yang diisukan di luar sana.

Pikiran Raya kembali teralihkan pada artikel-artikel yang ia baca tadi. Selain lumpuh, Andro juga di isukan kurang cerdas dibanding adik sepupunya. Oleh karena itu, Andro dilarang terlalu banyak berbicara dan banyak terlibat dengan urusan perusahaan. Dari situlah Raya menyimpulkan jika kemungkinan besar Andro bukanlah pewaris utama keluarga Prakarsa hingga keluarga Raya enggan menyerahkan Yarina, si anak dan cucu kesayangan, pada Andromeda Prakarsa. 

Semua hal baik yang telah diinvestasikan pada Yarina akan sia-sia saja apabila gadis itu menikahi Andro.

"Berbeda denganku," batin Raya. Namun, ia tidak bisa memilih dan akhirnya memupuk hati kecilnya untuk secerca harapan, bahwa siapa tahu menikah dengan Andro adalah pilihan baik untuknya.

Tiba-tiba suara sang nenek menarik Raya dari pikirannya. "Jadi, saya anggap kedua pihak sudah sepakat ya, Nak Andro dan Nak Prabu."

Setelah itu, Prabu menjadi sedikit lebih ramah. Ia terlibat dalam obrolan dengan nenek Raya sepanjang jamuan, sementara Raya, sebagai calon pengantin baru, tetap diam dan berusaha untuk tidak menarik perhatian. Namun tetap saja, lelaki bermata tajam di atas kursi roda itu terus mengawasinya. Membuatnya salah tingkah.

"Semoga dia bukan pria mesum," pikir Raya dalam diam. 

Raya kembali melirik ke arah Andro untuk yang kesekian kalinya malam ini. Tiba-tiba terpikir dalam benak Raya. Terlepas dari kelumpuhannya, laki-laki itu sungguh tampak sempurna dengan struktur tubuh atletis dan massa otot yang terlihat padat dalam balutan jas hitamnya.

“Gimana caranya pria yang baru bangun dari koma dan bertahun-tahun menghabiskan hidupnya duduk di kursi roda bisa punya badan sebagus itu?” tanya Raya dalam hati. Tanpa sadar, Raya menatap Andro dalam kurun waktu yang cukup lama hingga sepupunya berbisik di telinganya dengan nada mencemooh.

"Bersabarlah. Sebentar lagi kamu juga akan jadi istrinya."

Mendengar itu, pipi Raya memerah dan menundukkan pandangan.

“Sebenarnya, saya selaku orang tua Yarina sangat menyayangkan tidak bisa memiliki menantu dari Keluarga yang luar biasa seperti keluarga Prakarsa.” Suara paman Raya terdengar cukup keras, menyita perhatian seluruh orang yang ada dalam ruangan tersebut. "Tapi, mau bagaimana lagi. Putri saya sangat mengutamakan pendidikan."

'Bohong,' batin Raya. Raya tahu sendiri, Yarina kerap kali membolos hanya untuk berpergian bersama teman-temannya.

Sementara itu, adik sepupu Andro tersenyum sopan. "Sayang sekali," timpalnya.

Merasa mendapat respons positif dari Prabu, paman Raya menjadi begitu bersemangat. Gosip yang beredar di kalangan sosialita mengabarkan jika Prabu Prakarsa inilah yang akan ditunjuk sebagai pewaris utama Keluarga Prakarsa, mengingat keluarga Prakarsa hanya memiliki dua cucu laki-laki yaitu Andro dan Prabu.

Andro sudah jelas gagal karena kekurangannya. Oleh karena itu, paman Raya makin yakin dengan gosip yang beredar tersebut.

“Saya dengar, Anda masih lajang dan belum punya kekasih, Nak Prabu," ucap paman Raya lagi. "Apa Anda masih belum berniat menikah?"

"Saya masih belum memikirkannya," jawab Prabu.

"Oho! Ternyata begitu." Paman Raya tersenyum lebar. "Menurut Anda, bagaimana dengan putri saya? Cantik, bukan?"

"Penampilannya membuat usia putri Anda tampak sepuluh tahun lebih tua," gumam Andro dengan suara rendah di balik maskernya, meskipun bukan ia yang diajak bicara. "Padahal menurut informasi, kedua gadis di hadapan saya ini seumuran."

Senyum paman Raya langsung lenyap. "Maksud Anda, putri saya ini tua?" Ia tidak terima.

"Koreksi. Tampak tua, Tuan Lazuardi." Andro tampak acuh meskipun ia telah kembali menyinggung mayoritas keluarga Lazuardi.

"Mungkin maksud kakak saya," imbuh Prabu, menengahi dengan tenang. "Tampak dewasa."

"Ah." Paman Raya langsung tenang kembali. Ternyata benar, Andromeda Prakarsa adalah orang bodoh. Memilah kata yang tepat saja tidak mampu. "Memang, sesuai dengan pemikiran Yarina. Dewasa."

Prabu tersenyum untuk menghargai.

Namun, Andro kembali berujar, "Tapi, sepertinya dia gadis yang manja dan kekanakan."

Sontak Yarina melongok tak terima mendengar perkataan Andro. Namun, Nenek Naimah segera memberi kode agar Yarina tak membalas perkataan Andro.

“Dari mana Nak Andro bisa menyimpulkan Yarina adalah anak yang manja?” Kini, sang nenek yang bertanya. Sudah cukup lama ia membiarkan pria lumpuh itu mengoceh tidak benar tentang cucu kesayangannya, membuat kemarahannya memuncak.

Diam-diam, Andro menyeringai. "Kelihatan," jawabnya.

Sore ini, acara pertemuan keluarga yang tadinya tidak ia sukai, justru membuat Raya menjadi sosok paling bahagia di ruangan tersebut. Ia merasakan kepuasan tersendiri ketika mendengar calon suaminya mengomentari segala hal yang kurang bagus tentang sepupunya, mematahkan setiap pujian kosong yang diucapkan paman Raya.

Mungkin, inilah hari paling bahagia bagi Raya di sepanjang usianya.

Namun, sayangnya, pertemuan ini harus berakhir.

"Sepertinya kami harus segera undur diri," ucap Prabu. Tampaknya ia sendiri sedikit kewalahan dengan komentar-komentar yang dilontarkan kakak sepupunya.

“Baiklah, kalau begitu berapa bulan lagi rencananya Nak Andro ingin menikahi Raya?” tanya sang nenek.

Jawaban Andro begitu singkat, padat dan jelas.

“Minggu depan.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rossa Lina
wow... bagus... lanjut Thor, aku suka
goodnovel comment avatar
Lerry Setiawan
iya mantapppppppp
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Waaah....Yarina kena sindir habis habisan oleh Prabu & Andro.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   TAMAT

    Arin dan juga Samuel bergegas menuju rumah Cantika begitu pulang sekolah. Suasananya jauh berbeda dari sebelumnya, semua orang di sana terlihat sangat berduka."Nek, Cantika mana ya?" tanya Arin sambil memberi salam."Ada di dalam, sana ke kamarnya ya."Arin langsung menarik tangan Samuel untuk mengikuti langkahnya, mereka memasuki kamar Cantika dimana sosok itu terlihat sedang bersiap. mereka akan pergi ke gereja untuk Misa Arwah."Cantika?"Sosok itu langsung menoleh seketika, air matanya langsung turun begitu dia melihat Arin. Sosok yang lebih kecil itu langsung menangis dengan kuat saat Arin memeluknya. Mengungkapkan perasaanya yang sebenarnya. Cantika benar benar merasa tersakiti, kehilangan sosok yang selalu bersamanya, membesarkannya, dia kehilangannya saat itu juga.Dunianya terasa runtuh, bahkan Cantika tidak yakin dirinya bisa bertahan tanpa sosok itu."Hei, udah.... Inget loh, Mama kamu ada di tempat terbaik bersama dengan Tuhan," ucap Arin mencoba untuk menenagkan sahabatn

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   328 - Pacar Hebat

    Gala kembali ke rumah setelah mengantarkan sang Pujaan Hati. Dia terdiam sejenak di ambang pintu, rasanya sangat sepi tanpa kedua orang tua dan juga adik adiknya yang selalu ribut."Hiks... Aku merindukan kalian," ucapnya dengan Satu Tetes air mata yang tidak sempat jatuh; Gala lebih dulu menyukainya. "Tapi... Rasanya tenang sekali, hehehe."BUK!"Astaga naga!" teriak Gala dengan spontan saat sebuah sendal melayang dan mengenai kepalanya, akan membuatnya kini tengah tertunduk di atas lantai.Belum juga memarahi sosok yang membuatnya terjatuh dia terlebih dulu melihat dua orang yang sedang kejar-kejaran. "Kembali ke sini, Alden, kau harus mandi," teriak Mentari sambil membawa ember dan gayung yang berisi air.Di belakang sana ada pelayan yang berusaha mengeringkan lantai supaya tidak ada yang terjatuh. Gala mengerjapkan matanya. "Apa yang terjadi?" tanya Gala pada sang pelayan."Mari saya bantu Anda berdiri, Tuan muda.""Berapa lama mereka seperti itu?""Sejak Tuan Alden pulang ke ruma

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   327 - Si Ular

    Galuh berjalan begitu saja melewati Gala dan gerombolannya, membuat Mentari menghela napas kemudian mengikuti sosok itu."Heh, kau mau kemana?!" teriak Gala pada sang adik."Masuk kelas.""Kenapa bersama dengannya?!""Kami sekelas!""Iya juga," gumam Gala baru mengingat.Yang mana membuat Cantika speechless dengan. Gala, tapi hal itu tidak mengurangi kekaguman Cantika terhadap sosok di depannya itu."Kapten, bisa kami Kembali ke kelas sekarang?""Ya, kembalilah ke kelas kalian, dan belajarlah dengan giat. Sudah sana.”Mereka yang ikut menghadang Galuh adalah pasukan basket, dimana Samuel yang memanggil mereka semua lewat Group Chat atas perintah Gala. Saat semuanya mulai bubar, di sana mulai tertinggal Gala yang masih menggenggam tangan Cantika, bersama dengan Samuel yang masih menatap heran pada pasangan baru itu."Lu ngapain masih di sana?" tanya Gala menyadari keberadaan Samuel."Lu jangan lupa, Gal, ada PR yang belum kelar. Cantika, bilang sama Gala buat berhenti nyontek sama gue

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   326 - Pangeran Kuda Besi

    "Mommy dan Daddy akan ke Amerika sebentar, untuk menemani Oma sambil mengurus beberapa hal. Jaga baik baik adikmu ya. Dan jika butuh sesuatu, minta saja pada Samuel.""What the....," ucapan Gala terhenti tatkala dia mendapatkan tatapan tajam dari sang Mommy. "Kenapa Samuel?""Dia temanmu 'kan? Daddy tau dia bisa diandalkan, jadi Daddy memberinya upah untuk menjagamu." Andro bicara sambil memakai jasnya."Eoohh, dia itu lelet, Dad. Lagipula aku bisa sendiri.""Jangan seperti itu," ucap Raya dengan lembut, yang sontak membuat Gala bungkam. Mana bisa dia melawan bidadari kesayangannya. Jadi dia merentangkan tangannya dan memeluk sang Mommy. "Apa ini? nanti parfume Mommy menempel.""Hati hati dijalan ya, Mom. Jangan khawatirkan yang lain, adik adik akan aman bersama denganku."PLETAK! Andro melayangkan jitakan di kepala anaknya, membuat Gala mengaduh sambil melepaskan pelukannya. "Daddy ini kenapa?!""Pamitannya nanti, jangan lebay. Kau ini habis nonton apa semalam?""Film India," gumam G

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   325 - Calon CEO

    Kenyataannya, mereka berdua hanya makan saat pulang sekolah saja. Selebihnya Gala kembali mengantarkan Cantika karena dirinya tiba-tiba ditelpon oleh sang pelatih untuk ke sekolah dan melakukan persiapan untuk pertandingan."Maaf ya, aku akan mengajakmu main lagi lain kali.""Jangan khawatir, aku baik baik saja," ucap Cantika yang masih berada di bangku belakang kuda besi tersebut.Sementara Gala tidak bisa menahan kekecewaannya terhadap diri sendiri. "Nanti malam aku akan menghubungimu, mengirimimu pesan. Oke?""Oke," ucap Cantika yang masih sedikit kikuk karena status diantara mereka kini tengah berubah.Yang mana pria yang sedang dia peluk saat ini adalah pacarnya. Astaga, rasanya Cantika ingin mati saja ketika mengingat Gala adalah pacaranya."Dan masalah Laura, jangan biarkan dia menggertakmu oke? Aku akan meminta pengacaraku untuk membereskannya.""Apa yang akan kau lakukan, Gala?" tanya Cantika khawatir."Tidak banyak, hanya membuatnya jera.""Jangan keterlaluan ya, dia bersika

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   324 - Pacar Gala

    Sesuai perkataannya, Cantika tidak bisa berangkat bersama dengan Gala, dia berangkat bersama sang Kakek dimana dia diajak terlebih dahulu untuk makan bubur di tempat kesukaan kakeknya sebelum mereka pergi ke sekolah."Apa kau menyukai Gala?" tanya sang Kakek tiba tiba."Hmm? Ya, aku menyukainya, Kakek.""Jangan setengah-setengah jika suka, gas terus jika memang benar benar suka padanya," ucap sang Kakek saat Cantika sedang memakan bubur.Membuatnya tersedak dan batuk beberapa kali. Cantika menatap ponselnya, dimana Gala terakhir menghubunginya tadi malam, dimana dia mengatakan akan menagih jawaban sepulang sekolah. Dia juga berkata akan terlambat datang ke sekolah karena ada urusan dengan Daddy nya."Sudah makannya?""Sudah, Kek.""Ayo berangkat, anak cantik harus rajin," ucap sang Kakek membayar makanannya sebelum kembali menaiki motor bebek. "Kakek pulangnya nanti agak malam, sampaikan sama Nenek ya. Kakek harus memilah barang barang untuk di museum.""Iya, Kek.""Lumayan, Pak Praka

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   323 - Kami Bersahabat

    Cantika tidak bisa melupakan kejadian tadi pagi, dimana Gala menjadi diam mematung. Apakah sahabatnya itu sakit? Apakah dia masih marah padanya?Entahlah, Cantika bingung. Dia tidak ingin Gala sakit."Hei," panggil Laura pada Cantika.Membuat perempuan dengan rambut sebahu itu menoleh. "lya?""Nomor lima, bisakah aku melihat jawabanmu?""Um... bukankah ini pendapat masing-masing?""Anggap saja sebagai imbalan karena pacarku Gala telah mengantar jemputmu."Kalimat itu membuat Cantika tidak berdaya, akhirnya dia memberikan bukunya pada Laura saat guru sedang keluar dari kelas.Dia kembali melamun, memikirkan Gala.Sampai seseorang datang ke mejanya."Cantika, maaf aku lupa. Tadi Gala menitipkan ini untukmu," ucap salah satu anak perempuan memberikan bungkusan roti dan juga susu. "Dia memberikan bungkusan roti dan juga susu. "Dia bilang kau harus tumbuh dengan baik."Sontak, seluruh kelas yang mendengar mengatakan, "Ciiiiieeeeeee.... Cantika Cieeeee..."Kemudian disusul dengan kalimat kal

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   322 - VVIP

    Dalam perjalanan, Laura berusaha menggoda Gala. Dia sesekali bergerak hingga bagian bawah gaunnya sedikit terangkat. Yang mana hal itu membuat Gala mengerutkan keningnya, dia heran Laura yang tidak bisa diam sejak tadi."Apa kau baik baik saja?" Tanya Gala dengan polosnya."Ah iya... aku hanya merasa tidak nyaman dengan pakaian yang aku pakai."Gala mengangguk. "Nah, aku juga akan memberitahumu tadi. Itu terlihat seperti alat memasak nasi milik Oma ku. Wahh..., apalagi suaranya kresek kresek," ungkap Gala mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya. "Kau berubah pikiran? Ingin kembali?""Tidak, aku tidak mau kembali. Teman temanku sudah menungguku di sana," ucap Laura yang memilih untuk diam. Dia heran bagaimana bisa Gala berhenti tertarik padanya hanya sampai di titik ini. Pria itu tidak menanyakan sesuatu yang menjadi tanda kalau pria itu ingin memilikinya.Bagaimana Laura tau? Tentu saja dia memiliki banyak pengalaman dengan pria pria di luar sana. Dan pria lebih muda tidak sulit d

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   321 - Mangga Kecil Itu

    Cantika berusaha menahan tawanya ketika melihat Galayang menengadah dengan dokter yang mencoba mengambil mangga mungil itu dari lubang hidungnya. Untuk menahan tawanya, Cantika memalingkan wajahnya, sementara tangannya terus digenggam oleh Galayang sesekali merengek karena rasa pegal dan malu."Tutup tirainya!" teriak Galasaat melihat beberapa pasang mata yang melihat ke arahnya sambil menahan tawa. Yang mana membuat dokter itu memberikan isyarat pada perawat untuk segera menutup tirai.Mereka berada di ruang terbuka yang berada di dekat lobi, kepanikan Galamembuatnya lupa kalau dirinya adalah pemilik rumah sakit ini dan tidak datang ke lantai VVIP. Dia berlari dan langsung duduk di hospital bed yang ada di sana, sementara Cantika sibuk mencari bantuan.Dokter yang mengenali siapa Galalangsung menanganinya di sana, melihat Galayang panic juga membuat dokter itu lupa untuk membawanya ke lantai VVIP di paling atas."Apakah keluar?" tanya Galamasih menengadahkan kepala mengadahkan lubang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status