Share

16. Binar Cinta

šŸ Gilang šŸ

Aku menatap lalu lalang kendaraan bermotor melalui jendela ruang kerjaku, sesekali mengembuskan napas panjang. Sungguh lelah rasanya. Aku sudah tak tahu lagi bagaimana caranya menghadapi sikap dingin Tiara. Hatinya sungguh begitu beku. Aku pikir kehadiran calon anak kami akan mencairkan kebekuan hati Tiara secara perlahan. Namun aku salah. Tiara semakin menjauh dan sangat susah kugapai.

“Ngelamun lagi, Bro.”

“Eh, kamu Yu. Baru datang?”

“Iya.”

“Duduk, Yu.”

“Makasih. Kamu kenapa? Kucel amat.”

“Aku bingung, Wahyu. Sampai hari ini aku belum bisa mencairkan kebekuan istriku.”

Wahyu tersenyum, kemudian menepuk pundakku dengan cukup keras.

“Aku gak bisa kasih nasehat apapun cuma satu yang mau aku kasih tahu ke kamu.”

“Apa?”

“Minumlah kopi.”

Aku mengernyit, tak paham maksud d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status