Home / Urban / Bukan Pemuas Nafsu / Lingerie Renda Hitam

Share

Lingerie Renda Hitam

Author: Rhienz
last update Last Updated: 2021-09-15 12:53:33

Part 2

Aku iya in saja dulu permintaan Ayu, yang penting dia berhenti menangis. Kasihan jika Bagas melihat ibunya menangis, dia pasti sedih. Urusan Anto dipikir nanti saja. 

"Gimana, Tin? Kamu mau 'kan bantu Aku?" tanya Ayu memastikan. 

"Em ... Oke! Aku mau bantu kamu, Yu! Tapi dengan syarat,"

"Syarat apa, Tin?" tanya Ayu penasaran. 

"Kita rahasiakan ini dari siapapun, termasuk Anto! Aku nggak mau Anto sampai tau hal ini. Anto pasti akan sangat cemburu jika aku memata-matai Gery,"

"Oke, Tin! Aku setuju, yang penting kamu janji bantuin aku," ucap Ayu sambil memelukku.

"Bunda Aku lapar!" Suara yang keluar dari mulut bocah tampan itu. Ia berlari menghampiri Bundanya yang sedang menyeka air matanya dengan tangan. 

"Kamu lapar ya sayang? ... Maaf, ya! Mamy Na belum sempat masak," Sahut ku sambil mencubit pipinya yang lucu.

Aku memang belum sempat masak karena setelah bertempur dengan Anto di ranjang tadi, Aku langsung bergegas mandi saat dapat pesan Ayu akan datang.

"Ya udah ayo kita pulang! Tadi Bunda lihat Bi Juju lagi masak Ayam goreng kesukaan Bagas," ucap Ayu sambil mengajak Bagas pulang.

Bi juju adalah asisten rumah tangga Ayu dan Gery. 

"Tin, aku pamit pulang dulu, ya! Makasih kamu uda bersedia bantuin aku untuk memata-matai Gery! Bye Tin."

Ayu dan Bagas pun pulang naik mobil merahnya.

Sepulang nya Ayu dari rumahku, aku mulai bingung dan ragu dengan keputusan ku membantu Ayu.

"Argh! Apa yang harus aku lakukan sekarang? Nggak kebayang jika aku harus bertemu dengan Gery! Banyak hal yang aku takutkan akan terulang lagi," gumamku dalam hati. 

Kejadian dulu yang pernah terjadi antara aku dan Gery membuatku semakin tak tenang. Bagaimana tidak, sampai detik inipun aku belum bisa melupakan peristiwa laknat itu. 

**

Karena terlalu memikirkan masalah Ayu dan Gery aku sampai tidak sadar jika HP ku dari tadi berdering. Empat panggilan tidak terjawab dari Anto. Dengan cepat aku pun segera menelpon balik.

"Halo sayang! Maaf tadi aku lagi mandi, tidak dengar ada telpon masuk," ucapku berbohong agar Anto tidak marah dan khawatir.

"Oalah aku kira kamu kemana sampai 4x tidak menjawab teleponku. Aku cuma mau mastiin kamu uda makan apa belum?. Karena tadi pagi aku lihat kamu belum masak apa apa," tanya ia padaku. 

Anto memang paling mengerti kalau istrinya tak pandai menjaga kesehatan. Makan pun sering telat, padahal punya riwayat sakit maag.

"Aku belum makan 'sayang! Ini baru mau bikin mie instan," sahut ku sambil memegang perut yang memang sedang keroncongan.

"Hmm ... Sudah kuduga pasti seperti itu. Kamu tunggu saja paling sebentar lagi pesanan makan siang untuk kamu datang, aku uda beliin nasi padang kesukaan mu. Aku cek di map kurirnya uda hampir sampai, jangan lupa dihabiskan agar gak kelaparan sampai sore," ucap Anto sedikit meledek. Dia Pun menutup telponnya.

Tak berapa lama bell pun berbunyi, aku bergegas untuk membuka pintu. 

"Itu pasti makan siang ku, kebetulan uda laper banget," ujarku sambil bergegas membuka pintu.

Benar saja, saat aku membuka pintu, ojek online yang di pesan Anto tiba, ia sudah berdiri tepat di depan pintu. Dan ternyata yang di pesan Anto buka cuma Nasi padang untuk makan siang ku. Tapi, ia juga memberikan kejutan berupa kado yang dibungkus kertas berwarna merah muda.

Aku yang sedang keroncongan ini malah membiarkan bungkusan nasi padang tergeletak di atas meja makan, dan lebih memilih membuka kado berwarna merah muda itu.

Mataku terbelalak saat membuka kado yang dikirim oleh Anto. Sebuah lingerie renda hitam dengan belahan yang lebar di bagian bawah, dan sepucuk surat yang bertuliskan.

"Selamat hari pertemuan kita. Aku ingin nanti malam kamu berikan aku kejutan yang spesial untuk melanjutkan pertempuran tadi pagi! Jangan lupa dipakai lingerie nya, ya' sayang! I love U"

Ya Tuhan! Aku sampai lupa jika hari ini adalah hari spesial aku dan Anto. Pantas saja tadi pagi Anto berbisik "Tunggu Rode selanjutnya"

Padahal tadi pagi aku jelas-jelas sudah kalah telak dan dia masih bilang ronde selanjutnya?. 

Ahh ... Anto! Kamu ini selalu saja buat aku berbunga bunga dan penasaran.

Beruntung sekali aku memiliki suami seperti Anto yang hangat dan romantis. Jadi gak sabar nunggu nanti malam.

Siang pun berganti malam, waktu yang ku tunggu-tunggu akhirnya tiba. 

Aku yang sudah berdandan cantik tak lupa ku pakai lingerie renda hitam yang dikirim Anto tadi siang. Motifnya yang sexy menempel di tubuh langsing ku, belahan dibagian bawahnya yang lebar membuatku terlihat lebih nakal dan liar, layaknya pemeran wanita di film film dewasa.

Segera ku WA Anto memastikan dia sudah dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Kamu dimana? Uda keluar kantor? Nanti kalau uda sampai dirumah langsung masuk saja, ya! Pintu rumah gak aku kunci," Bunyi pesan ku kepada Anto.

bersambung

🌸 jangan lupa follow dan subscribe ya. Peluk cium dari jauh 🌹🤭🌸

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Totok Hendriyas pc
bagus juga
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bukan Pemuas Nafsu   TAMAT

    Hari ini aku sudah boleh pulang, Gery mengantarku ke rumah, karena Papa ada urusan bisnis yang tidak bisa ditinggal. “Makasih ya, Ger! kamu sudah mau mengantar kami sampai rumah!” ucapku pada Gery yang sedang sibuk menurunkan barang-barangku dari bagasi mobilnya. Mama menyuruh Gery masuk, dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Sepertinya Gery dan Mama mulai akrab semenjak Gery menemani kami di rumah sakit. Selesai makan aku menemani Vino yang tertidur di dalam box bayi. “Tin, kamu disini?” ucap Gery menghampiriku. “Ger! sudah selesai makannya?” “Sudah, enak banget masakan asisten kamu!” “Syukurlah kalau kamu suka, Ger! oh ya Ger, makasih ya, kamu sudah mau nemenin aku selama dirumah sakit!” “Santai aja kali, Tin! Justru aku yang berterimakasi

  • Bukan Pemuas Nafsu   Pecah ketuban

    Aku mulai mempersiapkan semua barang-barang yang akan kubawa, disana aku akan memulai semuanya dari awal. Membuka lembaran baru dan melupakan masa lalu. Hari ini aku akan bertemu dengan Reo untuk perpisahan. Dia pasti sudah menungguku di bawah, aku harus segera menemuinya. “Hai, Re! Maaf lama menunggu!” sapaku pada Reo yang sudah menunggu di taman belakang rumahku. “Gak ko, Tin! Santai saja. Aku tau kamu pasti repot, kan?” jawab Reo datar. “Re! Makasih ya, selama ini kamu uda banyak membantuku, kalau gak ada kamu, aku gak tau gimana nasibnya hidupku ini!” “Ngomong apa sih, Tin! Santai aja kali. Oh ya Tin, kamu tau gak berita baru tentang Ayu dan Anto?”

  • Bukan Pemuas Nafsu   Pergi ke Singapore

    Dengan langkah gontai Anto pun terpaksa pergi dari sini, dia pergi bersama gundiknya. Terlihat penyesalan yang teramat dalam dari wajahnya. Namun, itu tidak akan merubah keputusanku. Sakit? Tentu! Ini benar-benar menyakitkan. Rumah tangga yang kubangun dengan penuh cinta kini hancur begitu saja karena kehadiran orang ketiga. Seandainya kamu tau, saat ini ada anakmu di dalam rahimku, aku yakin kamu pasti tidak akan mau bercerai denganku. Tapi itu tak mungkin terjadi. Karena kamu harus bertanggung jawab dengan anak yang ada di rahim Ayu. Ayu pergi dengan tatapan sinis, raut kebencian terlihat jelas di wajahnya. Begitu juga dengan Gery dan keluarganya, mereka pun berpamitan untuk pulang. Aku lelah, benar-benar lelah, aku ingin segera istirahat. **** Malam semakin larut, semua tamu undangan sudah pulang, begitu juga dengan Reo dan Beca, mereka berdua p

  • Bukan Pemuas Nafsu   Pergi dari sini sekarang juga!

    Kulihat jam di dinding sudah menunjukan pukul tujuh malam, aku harus segera turun ke bawah, kudorong tubuh Anto agar aku bisa terlepas darinya, dia benar-benar nafsu malam ini. “Uda sayang! Kita harus segera turun!” ucapku mengurai pelukan Anto. “Hmm, kalau malam ini bukan acara pesta ultahmu, aku mau kita bercinta malam ini! Kamu terlihat sempurna,” ucap Anto sambil membersihkan lipstik yang belepotan di bibirku. Aku segera merapikan penampilanku di depan cermin, dan memilih untuk tidak menanggapi ucapan Anto. Kami pun segera keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk menemui para tamu undangan. Semua orang dirumah ini sudah bersiap, Mama sudah terlihat cantik mengenakan baju couple dengan Papa,

  • Bukan Pemuas Nafsu   Melumat bibirku dengan penuh nafsu

    Pagi hari>>>> Sebelum semua orang dirumah ini bangun, aku sudah terlebih dulu bangun, aku bergegas mandi dan sarapan sepotong roti gandum dengan selai stroberi. Aku juga telah mengirim pesan pada Gery agar menyuruh Ayu pulang, aku tidak ingin rencanaku gagal karena keberadaannya disini. “Selamat ulang tahun sayang!” ucap Mama yang baru turun dari kamar, ia memeluk dan menciumku, lalu menyodorkan sebuah paper bag berisi ponsel keluaran terbaru. “Makasih, Ma!” jawabku lalu mempererat pelukanku. Tak lama kemudian, Papa dan Alika turun membawa kue tart kecil di tangannya. “Selamat ulang tahun, Kak Tina!” ucap Alika memelukku.

  • Bukan Pemuas Nafsu   Akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam ini

    “Lepasin, Ger! jangan macem-macem, jangan cari-cari kesempatan!” ucapku langsung menarik tangan yang sedang di sentuh Gery.Beberapa kali ponsel Gery berdering. Namun, Gery tidak menghiraukannya, dia pun tidak menjawab saat aku tanya panggilan itu dari siapa, dia terkesan acuh dan tak peduli.Hari semakin sore, aku harus segera pulang ke rumah Mama. Aku harus segera menyiapkan segala sesuatunya untuk acara besok malam.“Ger! aku pamit pulang dulu!” ucapku berpamitan pada Gery.“Biar aku antar kamu, Tin!” jawab Gery sambil beranjak dari kursinya dan berdiri tepat disampingku.“Gak usah, Ger! aku gak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status