“Menikahlah denganku, aku akan menanggung semua biaya operasional panti Kasih Semesta!” ujar seorang perempuan yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun yang mengenakan dress selutut berwarna hitam bertali satu, menyilangkan kedua kakinya sehingga menampilkan paha yang putih mulus.
“Hah?” tanya Langit dengan kebingungan.
Langit yang pada saat itu baru saja dibebaskan dari penjara, sedang kebingungan mencari pekerjaan karena pastinya tidaklah mudah bagi seorang mantan narapidana mendapatkan pekerjaan. Walaupun hanya dua bulan dia mendekam di balik jeruji besi itu, namun tetap saja nama baiknya sudah hancur. Dan akan sangat sulit mendapat kepercayaan dari para pemberi kerja.
Saat ini, dia memang menjadi tulang punggung abgi ibu dan lima orang adiknya di panti asuhan yang telah merawat dan membesarkannya. Dan sejak dia masuk penjara, ibu dan adik-adiknya semakin susaj, mereka seolah mendapat sanksi social atas apa yang dilakukan oleh Langit.
Dan kasus yang menyeret Langi masuk ke jeruji besi tersebut adalah karena dia melakukan penganiayaan kepada seorang donatur yang datang ke panti mereka. Bukan tanpa alasan dia melakukan hal itu, pada saat itu sang donatur berusaha melecehkan adiknya yang sedang duduk di kelas 5 sekolah dasar. Langit menghajarnya habis-habisan bahkan sampai salah satu tulang sang donatur bergeser. Dan jelas saja Langit dilaporkan ke pihak yang berwajib. Karena mereka tidak memiliki apa-apa, semua fakta bisa diputar balik. Langitlah yang dinyatakan bersalah dan dinyatakan mendapatkan hukuman empat tahun penjara.
Namun, tiga hari lalu tiba-tiba dia dibebaskan. Dan menurut sipir penjara, ada seorang yang membebaskan Langit. Namun, tidak diketahui siapa orang itu. Sehingga membuat Langit tidak bisa mengucapkan terima kasih.
Setelah keluar dari penjara dia harus mencari pekerjaan baru, karena dia sudah dipecat dari pekerjaan sebelumnya yaitu sebagai petugas cleaning service di sebuah kantor. Karena kasus pidana yang menimpanya membuat dia harus kehilangan pekerjaannya, sedangkan dia harus membiaya ibu dan kelima adiknya. Sudah dua tahun terakhir, panti asuhan yang dikelola ibunya - Bu Juni, tidak bisa menerima anak asuh lagi, karena keterbatasan biaya dan tidak ada donatur tetap.
Dan kemarin, dia mendapatkan sebuah telepon dari seseorang yang mengatakan akan memberikannya sebuah pekerjaan, yaitu sebagai pengasuh seorang anak berusia lima tahun. Dan hari ini dia diminta datang ke rumah yang dimaksud.
Dan disinilah dia saat ini, sedang berhadapan dengan ibu dari balita yang katanya akan menjadi anak asuhnya itu. Namun, bukannya tawaran kerja pengasuh balita yang dia dapatkan malah ajakan menikah.
“Apa tidak jelas yang aku katakan?” tanya perempuan yang bernama Jingga itu yang merupakan ibu dari balita yang rencananya akan diasuh oleh Langit. Jingga juga merupakan putri tunggal dari Davis Fargo, pemilik Fargo Group-perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian.
“Tapi, bukankah katanya lowongan yang ditawarkan untuk saya adalah sebagai pengasuh?” tanya Langit lugu.
Jingga tersenyum sinis. “Setelah melihat kamu secara langsung, aku berubah pikiran. Bukan hanya Biru yang butuh pengasuh, tapi mamanya juga!”
“Kau boleh menolaknya, tapi jangan harap bisa melihat panti asuhan itu lagi!” lanjut Jingga.
Langit masih terdiam, dia masih belum mengerti dengan perempuan yang berada di hadapannya ini. Mereka baru satu kali bertemu, dan tiba-tiba saja diajak menikah.
Tidak pernah terpikirkan dalam benaknya kalau dia yang baru berusia 22 tahun harus menikah dengan seorang wanita yang terpaut umur 8 tahun lebih tua darinya, seorang janda dan memiliki anak.
“Aku akan memberikan kamu 2 miliar rupiah,” lanjut Jingga lagi.
Dan lagi-lagi apa yang keluar dari mulut Jingga itu membuat Langit terdiam. Bahkan jangankan melihat uang sebanyak itu, mendengarnya saja baru kali ini. Seketika terbayang kehidupan ibu dan adik-adiknya akan tenang kalau dia memiliki uang.
Namun, Langit tidak mungkin menerima permintaan aneh Jingga begitu saja. Dan rasanya tidak mungkin orang kaya seperti Jingga mau menikah dengannya, seorang lelaki miskin.
“Jangan gila! Saya datang kesini untuk melamar pekerjaan, jangan mempermainkan saya!” jawab Langit dengan keras.
“Aku serius, aku akan berikan kamu uang sesuai yang aku janjikan setelah kita menikah. Jadilah pengasuh untuk Biru dan juga suami untukku. Aku telah membebaskanmu dari penjara dan sekarang terima tawaranku ini!” ujar Jingga lagi sembari tersenyum miring.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Jingga membuat Langit membelalakkan matanya, wanita di hadapannya ini sangat penuh dengan kejutan. Dan ternyata Jingga lah yang telah membebaskannya dari penjara. Sekarang dia menuntut timbal baliknya.
Langit benar-benar dibuat bimbang, dia terdiam dan menyugar kasar rambutnya.
Jingga tersenyum melihat Langit yang sepertinya mulai goyah. Jingga merasa dia tidak salah memilih Langit untuk menjadi suaminya, terlihat kalau Langit adalah orang yang kuat dan memiliki ambisi. Jingga adalah mantan istri dari lelaki yang Langit hajar dan membuatnya dipenjara. Sehingga, Jingga merasa Langit adalah orang yang tepat untuk dijadikan sebagai pelindungnya dari sang mantan suami yang masih terus saja mengganggunya dan ingin merebut Biru-anak mereka, dari tangan Jingga. Padahal pengadilan sudah memutuskan kalau Jingga lah yang mendapat hak asuh untuk Biru.
“Memangnya apa yang bisa kau lakukan dengan status sebagai mantan napi? Mengandalkan hidup dari donatur? Sedangkan saat ini jangankan donatur, tetangga saja tidak ada yang mau membantu panti kalian. Bahkan mereka berniat mengusir panti itu, karena dianggap mengganggu keasrian wilayah mereka. Kau mau membuat ibu dan adikmu mati?” tanya Jingga kepada Langit.
Langit meradang mendengar apa yang disampaikan oleh Jingga. “Aku tidak akan membiarkan ibu dan adikku menderita!”
“Hahaha.”
Jingga tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban dari Langit. “Apa yang bisa kau lakukan? Semua orang menghindarimu. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh seorang mantan terpidana, meskipun kau benar kau tetap akan dianggap menakutkan. Apalagi kabar yang menyebar adalah kalau kau menganiaya donatur karena kau memeras mereka.”
Langit mengepalkan tangannya. Dia tidak tahu siapa wanita yang sedang berbicara kepadanya ini, entah mengapa dia seolah tahu semuanya tentang Langit.
“Siapa kau sebenarnya?!” tanya Langit dengan tatapan mata tajam.
“Itu tidak penting. Yang terpenting saat ini adalah kau hanya perlu menerima tawaran yang aku berikan, maka semuanya akan aman dan selesai,” jawab Jingga.
Langit menghela nafas berat. “Apa yang aku dapatkan kalau aku menikahimu? Dan seberapa lama pernikahan ini?”
Kembali Jingga tertawa. “Kau akan mendapatkan kehidupan yang layak, ibu dan adikmu akan hidup sebagaimana manusia lainnya, mereka tidak perlu memulung dan makan makanan basi. Hidup mereka akan terjadi selama kau menjadi suamiku sampai aku bosan dan kita bercerai!”
“Kalau begitu aku menolak!” jawab Langit dengan tegas dan itu pastinya sangat mengejutkan Jingga.
“Kau menolak? Apa kau yakin?” tanya Jingga meyakinkan Langit."Kalau hanya kehidupan yang layak, itu tidak penting bagiku. Aku bekerja sebagai pemulung pun bisa memberikan kehidupan yang layak buat aku, ibuku dan adik-adikku. Karena standar layak buat setiap orang itu berbeda. Dan aku tidak mau itu!" jawab Langit.Padahal sebenarnya dalam hatinya sudah sangat tergiur dengan uang 2 miliar, namun Langit punya harga diri dan juga berpikir dengan logika. Uang dengan jumlah segitu memang terdengar banyak, tapi apa yang bisa mereka lakukan setelah uangnya habis? Sedangkan tanggungannya tidaklah sedikit, ada lima orang yang bergantung masa depan kepadanya. Menjadi gelandangan?“Jadi, apa yang kau inginkan? Tambahan uang?” tanya Jingga lagi mencoba untuk bernegosiasi dengan Langit. Dan Jingga yakin kalau dia pasti akan mendapatkan Langit.“Berikan aku 5% saham di Fargo Group!” jawab Langit setelah terdiam beberapa saat.“Hahaha.”Alih-alih marah, Jingga malah tertawa mendengar apa yang dimint
Keesokan harinya di rumah keluarga Fargo….“Saya terima nikah dan kawinnya Jingga Mareta Fargo dengan mas kawin yang tersebut, tunai!”Dengan lantang, Langit mengucapkan ijab kabul di depan penghulu sambil menjabat tangan Davis Fargo-ayah Jingga. Meskipun Davis tampak sangat tidak menyukainya. Sementara itu, Jingga yang duduk disebelahnya mengenakan gaun panjang berwarna peach, dia tampak sangat cantik walaupun hanya menggunakan make up natural."SAH!"Suara dua orang yang menjadi saksi pernikahan antara Langit dan Jingga. Yang kemudian diikuti oleh tepuk tangan seluruh tamu undangan yang datang.Pernikahan yang sangat sederhana, namun banyak sorot kamera yang meliput pernikahan anak semata wayang dari Davis Fargo dengan seorang lelaki biasa, Langit Lubasya Gauri. Tidak pernah terbayangkan di benak Langit kalau dia akan menikah di usia yang cukup muda, 22 tahun. Dengan seorang wanita yang lebih tua darinya.Jingga berusia 30 tahun. Jingga juga seorang janda beranak satu. Menurut infor
Hening!Suasana ruangan yang semula sibuk, tiba-tiba menjadi hening. Pekerja yang sedang membersihkan ruangan setelah akad nikah berlangsung tampak terdiam, wajah mereka semuanya memucat. Pun dengan Biru yang segera berlari ke belakang Langit.Sebuah guci keramik berukuran besar pecah tersenggol oleh Biru saat dia sedang berlari. Dan semua orang tahu kalau itu adalah barang kesayangan Nyonya Leni.Langit juga terdiam, dia tidak bisa berkata-kata. Hanya saja dia tahu kalau saat ini Biru sedang ketakutan, sehingga dia merasa perlu melindungi Biru.Benar saja, tidak berapa lama terlihat Nyonya Leni keluar dari kamarnya, dan matanya terbelalak saat melihat kepingan pecahan guci keramik itu berserakan di lantai. Dan semakin membuatnya marah adalah melihat Langit yang berdiri disana diantara pecahan guci itu.“Astaga! Apa yang kau lakukan, hah?” tanya Leni marah, dia begitu yakin kalau Langit lah pelakunya.“Maaf, Nyonya…,” jawab Langit pelan.Darah Leni terasa mendidih, itu adalah guci lim
Jingga berusaha melepaskan diri dari tubuh Langit, dia tidak mau terbuai dengan sentuhan yang diberikan Langit. Meskipun dia juga sangat menginginkannya.Buuk!“Auuw!” raung Langit sambil memegang bokongnya.Jingga menendang tubuh Langit, hingga membuat Langit terjatuh ke lantai. Jingga meraih kembali selimut dan menutupi tubuhnya. Dia berdiri dengan berkacak pinggang disamping Langit.“Jangan coba lakukan itu lagi, Langit. Aku tidak pernah menginginkan hal itu darimu,” ujar Jingga sambil menatap tajam kepada Langit."Aku hanya ingin membantumu untuk mendapatkan kepuasan, Jingga. Bukankah itu yang kau inginkan? Kita sama-sama akan mendapatkan yang kita inginkan. Kita saling membutuhkannya, Jingga,” jawab Langit.Langit pikir, salah satu tujuan Jingga ingin menikahinya adalah untuk mendapatkan kepuasaan. Karena dia seorang yang sudah lama tidak mendapatkan sentuhan lelaki. Dan saat ini Jingga hanya malu untuk mengatakannya, dan itulah sebabnya Langit menyimpulkan kalau dia yang akan me
“Kau?” tanya Langit heran ketika melihat ke sumber suara. Karena dia sangat hafal dengan wajah itu, wajah yang telah membuatnya masuk ke dalam penjara.Lelaki yang bernama Dion yang tidak lain adalah mantan suami Jingga itu tersenyum sinis. “Mengapa kau terkejut?”Langit terdiam, dia segera meminta Biru untuk masuk ke kelas. Dan dia akan menghadapi Dion dan pengawalnya, apapun yang terjadi karena Langit teringat akan perjanjiannya kepada Jingga kalau dia tidak boleh mengabaikan Biru.Langit baru tahu kalau mantan suami Jingga adalah orang yang pernah bermasalah dengannya. Dan Langit yakin itu adalah alasan Jingga tahu semua tentangnya dan membebaskannya dari penjara.Langit merasa kesal, karena dia baru sadar kalau telah masuk ke dalam permainan Jingga.“Perempuan itu ternyata sangat licik. Dia ingin berlindung dari mantan suaminya, dan akulah yang dijadikan umpannya.” Langit membatin dalam hatinya. Apalagi dia tahu kalau Dion akan merebut dan melakukan apa saja untuk mengambil Biru.
“Shiiiiit!” kesal Langit dan menyimpan kembali ponselnya di dalam saku celananya. Dia tidak akan memperdulikan telepon seperti itu, karena ini bukanlah kali pertama dia mendapat telepon penipuan. Seringkali dia mendapat telepon yang mengatakan anaknya di kantor polisi, padahal dia sendiri belum punya anak. “Kenapa tidak menggunakan cara yang lainnya kalau untuk menipu orang. Memangnya mereka pikir semua orang itu bodoh dan mudah dipengaruhi?” tanya Langit lagi. “Ada-ada saja yang membuat kesal!” Jika dipikirkan lagi, wajar kalau Langit merasa kesal. Sebab, di hari ini sudah ada beberapa hal yang membuatnya emosi. Seolah-olah dia harus memulai hari dengan berbagai kekacauan. Padahal ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai pengasuh Biru dan juga pengasuh mamanya Biru. Langit merasa Jingga benar-benar mempermainkannya. Dia diam-siam mencari info tentang Langit dan membebaskannya dari penjara. Ternyata tujuan Jingga adalah agar Langit menjadi pelindungnya. Strategi yang Jingga jalan
"Terus sayang."Langit mengernyitkan keningnya saat mendengar suara tersebut. Dia penasaran apa yang dilakukan oleh Jingga bersama temannya yang sama-sama perempuan.Langit tidak punya pikiran buruk, dan daripada penasaran dengan apa yang dilakukan Jingga, Langit meraih handle pintu.Ceklek!Kebetulan pintu itu tidak terkunci, namun betapa terkejutnya saat melihat apa yang sedang Jingga lakukan bersama temannya."Bangsat! Apa yang kalian lakukan?!" teriak Langit terkejut dan kembali menutup pintu kamar itu dari luar.Braaak!Langit mengelus dadanya, dia begitu syok dengan pemandangan yang sempat dia lihat. Jingga sedang bergumul bersama teman wanitanya. Dan dari raut wajah mereka tampak benar-benar menikmati. Jingga dan Lily pun tampak sangat terkejut saat Langit membuka pintu. Mungkin mereka kelupaan mengunci pintu, atau tidak menyangka kalau Langit akan masuk.Tangan Langit terkepal, entah rahasia dan kejutan apalagi yang dimiliki oleh Jingga. Yang pasti, Langit tidak menyangka kala
"Jingga, apa yang kau lakukan?" tanya Langit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jingga."Mau membuktikan kalau aku bisa memuaskan lelaki," jawab Jingga dengan santai. Dan menarik tangan Langit dengan kasar, sehingga membuat langit terjatuh ke atas kasur dan Jingga dengan segera menindih tubuh Langit.Dada Langit berdebar begitu hebatnya. Bagaimana tidak? Jingga berada diatas tubuhnya dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun. Pastinya jiwa kelelakiannya bergejolak."Jangan gila, Jingga," ujar Langit mencoba menahan hasratnya yang sudah mencapai ubun-ubunnya."Aku tidak gila," jawab Jingga yang dengan terus memberikan rangsangan di seluruh bagian tubuh Langit. Sehingga membuat Langit tidak mampu lagi menahannya dan akhirnya memberikan sentuhan balasan untuk Jingga.Hingga akhirnya pergumulan hebat terjadi di siang itu dan Jingga benar-benar membuktikan kalau dia memang bisa berhubungan dengan lelaki maupun perempuan.Langit tidak menyangka kalau Jingga seliar itu, dan Jingga lebi