Share

Bukan Pengasuh Biasa
Bukan Pengasuh Biasa
Penulis: Hare Ra

Tawaran 2 Miliar

“Menikahlah denganku, aku akan menanggung semua biaya operasional panti Kasih Semesta!” ujar seorang perempuan yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun yang mengenakan dress selutut berwarna hitam bertali satu, menyilangkan kedua kakinya sehingga menampilkan paha yang putih mulus.

“Hah?” tanya Langit dengan kebingungan.

Langit yang pada saat itu baru saja dibebaskan dari penjara, sedang kebingungan mencari pekerjaan karena pastinya tidaklah mudah bagi seorang mantan narapidana mendapatkan pekerjaan. Walaupun hanya dua bulan dia mendekam di balik jeruji besi itu, namun tetap saja nama baiknya sudah hancur. Dan akan sangat sulit mendapat kepercayaan dari para pemberi kerja.

Saat ini, dia memang menjadi tulang punggung abgi ibu dan lima orang adiknya di panti asuhan yang telah merawat dan membesarkannya. Dan sejak dia masuk penjara, ibu dan adik-adiknya semakin susaj, mereka seolah mendapat sanksi social atas apa yang dilakukan oleh Langit.

Dan kasus yang menyeret Langi masuk ke jeruji besi tersebut adalah karena dia melakukan penganiayaan kepada seorang donatur yang datang ke panti mereka. Bukan tanpa alasan dia melakukan hal itu, pada saat itu sang donatur berusaha melecehkan adiknya yang sedang duduk di kelas 5 sekolah dasar. Langit menghajarnya habis-habisan bahkan sampai salah satu tulang sang donatur bergeser. Dan jelas saja Langit dilaporkan ke pihak yang berwajib. Karena mereka tidak memiliki apa-apa, semua fakta bisa diputar balik. Langitlah yang dinyatakan bersalah dan dinyatakan mendapatkan hukuman empat tahun penjara.

Namun, tiga hari lalu tiba-tiba dia dibebaskan. Dan menurut sipir penjara, ada seorang yang membebaskan Langit. Namun, tidak diketahui siapa orang itu. Sehingga membuat Langit tidak bisa mengucapkan terima kasih.

Setelah keluar dari penjara dia harus mencari pekerjaan baru, karena dia sudah dipecat dari pekerjaan sebelumnya yaitu sebagai petugas cleaning service di sebuah kantor. Karena kasus pidana yang menimpanya membuat dia harus kehilangan pekerjaannya, sedangkan dia harus membiaya ibu dan kelima adiknya. Sudah dua tahun terakhir, panti asuhan yang dikelola ibunya - Bu Juni, tidak bisa menerima anak asuh lagi, karena keterbatasan biaya dan tidak ada donatur tetap.

Dan kemarin, dia mendapatkan sebuah telepon dari seseorang yang mengatakan akan memberikannya sebuah pekerjaan, yaitu sebagai pengasuh seorang anak berusia lima tahun. Dan hari ini dia diminta datang ke rumah yang dimaksud.

Dan disinilah dia saat ini, sedang berhadapan dengan ibu dari balita yang katanya akan menjadi anak asuhnya itu. Namun, bukannya tawaran kerja pengasuh balita yang dia dapatkan malah ajakan menikah.

“Apa tidak jelas yang aku katakan?” tanya perempuan yang bernama Jingga itu yang merupakan ibu dari balita yang rencananya akan diasuh oleh Langit. Jingga juga merupakan putri tunggal dari Davis Fargo, pemilik Fargo Group-perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian.

“Tapi, bukankah katanya lowongan yang ditawarkan untuk saya adalah sebagai pengasuh?” tanya Langit lugu.

Jingga tersenyum sinis. “Setelah melihat kamu secara langsung, aku berubah pikiran. Bukan hanya Biru yang butuh pengasuh, tapi mamanya juga!”

“Kau boleh menolaknya, tapi jangan harap bisa melihat panti asuhan itu lagi!” lanjut Jingga.

Langit masih terdiam, dia masih belum mengerti dengan perempuan yang berada di hadapannya ini. Mereka baru satu kali bertemu, dan tiba-tiba saja diajak menikah.

Tidak pernah terpikirkan dalam benaknya kalau dia yang baru berusia 22 tahun harus menikah dengan seorang wanita yang terpaut umur 8 tahun lebih tua darinya, seorang janda dan memiliki anak.

“Aku akan memberikan kamu 2 miliar rupiah,” lanjut Jingga lagi.

Dan lagi-lagi apa yang keluar dari mulut Jingga itu membuat Langit terdiam. Bahkan jangankan melihat uang sebanyak itu, mendengarnya saja baru kali ini. Seketika terbayang kehidupan ibu dan adik-adiknya akan tenang kalau dia memiliki uang.

Namun, Langit tidak mungkin menerima permintaan aneh Jingga begitu saja. Dan rasanya tidak mungkin orang kaya seperti Jingga mau menikah dengannya, seorang lelaki miskin.

“Jangan gila! Saya datang kesini untuk melamar pekerjaan, jangan mempermainkan saya!” jawab Langit dengan keras.

“Aku serius, aku akan berikan kamu uang sesuai yang aku janjikan setelah kita menikah. Jadilah pengasuh untuk Biru dan juga suami untukku. Aku telah membebaskanmu dari penjara dan sekarang terima tawaranku ini!” ujar Jingga lagi sembari tersenyum miring.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Jingga membuat Langit membelalakkan matanya, wanita di hadapannya ini sangat penuh dengan kejutan. Dan ternyata Jingga lah yang telah membebaskannya dari penjara. Sekarang dia menuntut timbal baliknya.

Langit benar-benar dibuat bimbang, dia terdiam dan menyugar kasar rambutnya.

Jingga tersenyum melihat Langit yang sepertinya mulai goyah. Jingga merasa dia tidak salah memilih Langit untuk menjadi suaminya, terlihat kalau Langit adalah orang yang kuat dan memiliki ambisi. Jingga adalah mantan istri dari lelaki yang Langit hajar dan membuatnya dipenjara. Sehingga, Jingga merasa Langit adalah orang yang tepat untuk dijadikan sebagai pelindungnya dari sang mantan suami yang masih terus saja mengganggunya dan ingin merebut Biru-anak mereka, dari tangan Jingga. Padahal pengadilan sudah memutuskan kalau Jingga lah yang mendapat hak asuh untuk Biru.

“Memangnya apa yang bisa kau lakukan dengan status sebagai mantan napi? Mengandalkan hidup dari donatur? Sedangkan saat ini jangankan donatur, tetangga saja tidak ada yang mau membantu panti kalian. Bahkan mereka berniat mengusir panti itu, karena dianggap mengganggu keasrian wilayah mereka. Kau mau membuat ibu dan adikmu mati?” tanya Jingga kepada Langit.

Langit meradang mendengar apa yang disampaikan oleh Jingga. “Aku tidak akan membiarkan ibu dan adikku menderita!”

“Hahaha.”

Jingga tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban dari Langit. “Apa yang bisa kau lakukan? Semua orang menghindarimu. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh seorang mantan terpidana, meskipun kau benar kau tetap akan dianggap menakutkan. Apalagi kabar yang menyebar adalah kalau kau menganiaya donatur karena kau memeras mereka.”

Langit mengepalkan tangannya. Dia tidak tahu siapa wanita yang sedang berbicara kepadanya ini, entah mengapa dia seolah tahu semuanya tentang Langit.

“Siapa kau sebenarnya?!” tanya Langit dengan tatapan mata tajam.

“Itu tidak penting. Yang terpenting saat ini adalah kau hanya perlu menerima tawaran yang aku berikan, maka semuanya akan aman dan selesai,” jawab Jingga.

Langit menghela nafas berat. “Apa yang aku dapatkan kalau aku menikahimu? Dan seberapa lama pernikahan ini?”

Kembali Jingga tertawa. “Kau akan mendapatkan kehidupan yang layak, ibu dan adikmu akan hidup sebagaimana manusia lainnya, mereka tidak perlu memulung dan makan makanan basi. Hidup mereka akan terjadi selama kau menjadi suamiku sampai aku bosan dan kita bercerai!”

“Kalau begitu aku menolak!” jawab Langit dengan tegas dan itu pastinya sangat mengejutkan Jingga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status