Share

Bab. 5 Lepaskan Dia

Sementara itu, Kenzo dan Kinara telah turun dari mobil.

Keduanya terpisah dan Kenzo janji akan lekas datang di waktu yang tepat. Meski tidak mengerti, Kinara segera menurutinya.

Kinara benar-benar terlihat sangat cantik saat ini. Pilihan rambut dan dress menyempurnakan tubuhnya yang ramping–membuat siapa saja akan terpesona, termasuk beberapa pelayan restoran ini.

Setelah menanyakan ruangan yang Mega pesan, seorang pelayan kemudian mengantarkannya ke sebuah ruangan VVIP.

“Terima kasih, Mbak.” Kinara masuk ke dalam.

Ternyata, sudah ada Mega dan juga Abas tengah menikmati wine-nya. Namun, tidak ada papanya di sana.

Meski dalam hati sangat takut, Kinara mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja. “Ma, Om. Maaf menunggu lama.”

Mega terkesiap melihat penampilan putri sambungnya. Kinara terlihat sangat cantik dan anggun. Bahkan pakaian yang Kinara pakai adalah pakaian limited edition. Tidak semua orang bisa membelinya. ‘Bagaimana mungkin! Siapa yang mendandaninya sampai seperti ini?’ batinnya.

Pun dengan Abas tatapannya sudah mirip seperti hewan buas yang kelaparan.

“Its okay, Honey. Duduklah!” Abas menepuk sebelah bangkunya. Jujur saja, rasanya ingin cepat menerkam wanita cantik dengan tubuh sexy itu.

Kinara lalu duduk di samping Mega. Meski demikian, dia merasa risih dengan tatapan Abas.

Pria itu berulang kali mengerlingkan matanya. Andai saja dia memiliki kekuatan untuk melawan kedua orang bejat ini, tentu dia akan segera melawannya. Kinara sadar, jika dirinya terlalu lemah.

 “Ma,” panggil Kinara lirih seraya menyodorkan tangannya–berpura-pura menjadi Kinara yang seperti biasanya.

 Mega memberikan tangannya. Putri tirinya itu mencium punggung tangannya seperti biasa. “Pergi ke mana saja kamu? Tidak pernah pulang dan seperti jalang kehausan saja.”

 ‘Sabar … menghadapi iblis seperti ini kamu harus sabar, Nar,’ batin Kinara menahan kesalnya. “Maaf. Tapi, Nara berada di tempat yang tepat. Tempat di mana Nara dihargai.”

“Kurang ajar kamu, ya!” bentak Mega tiba-tiba. Bahkan, wanita itu hendak menapar Kinara.

Untung, Abas menahan tangan Mega di udara, lalu menghempaskannya. “Hentikan!”

“Awas kamu, ya.” Mega mendesis mengancam Kinara.

Melihat itu, Kinara justru tampak tersenyum tipis—seolah sedang menantang.

“Kinara, kamu makan dan minum dulu, pasti haus, dong,” perintah Abas.

Kinara menatap makanan dan minuman yang tersaji. Dia teringat oleh pesan kenzo.

‘Jangan minum jus jeruk. Minumlah air putih. Dan jangan makan makanan yang mereka sediakan untumu.’

Kinara mengambil air putih di hadapan Abas. Jelas, itu minuman yang tidak diberikan obat, lalu menenggaknya hingga tandas.

To the point saja. Saya datang ke sini dengan tegas, menolak perjodohan konyol ini.”

Mata Mega dan Abas sontak membola. Sementara Kinara bersikap acuh. Meski dalam hati dia sangat ketakutan bila Mega akan kembali bersandiwara di depan Baim. Ucapan Kenzolah yang menguatkannya. Mereka satu tim saat ini.

“Kamu tahu konsekuensinya? Papamu harus mengembalikan 4 triliun rupiah.” Abas menunjukkan keempat jarinya.

“Kamu punya duit segitu? Jangan sok-sokan! Tinggal nikah sama Pak Abas dan hidup enak! Dari pada jadi jalang di pinggir jalan,” tambah Mega begitu menohok.

Kinara tampak memejamkan matanya. Berusaha meredam emosinya saat ini.

“Kamu tahu apa yang akan aku lakukan, kan?” ancam Mega.

Kinara tersenyum getir. Dengan menarik napas panjang, wanita bermata sipit itu mengangguk. “Saya tetap menolak. Ini adalah hidup saya. Dan saya berhak untuk menentukannya.”

 Plak!

“Berani-beraninya kamu, ya!” Mega melotot dengan napas yang memburu karena sangking kesalnya dengan Kinara.

Kinara mengusap pipinya yang panas akibat tamparan keras dari Mega. Sudut bibirnya terasa anyir karena darah. “Saya tetap menolak!”

Mega bangkit dan mendorong Kinara, hingga gadis itu terjatuh di lantai.

“Silakan nikmati tubuh itu, Pak Abas. Saya harus pergi dan tidak mau mengganggu waktu kalian,” ucapnya dengan senyuman smirk andalan selama ini.

Mendengar semua itu, Abas yang terkejut, kini menjadi bersemangat untuk lekas mencicipi Kinara.

Bahkan, gadis itu sudah sangat ketakutan. Berkali-kali dia menatap pintu. Berharap akan ada orang yang akan menolongnya.

 “Tidak! Jangan!” pekik Kinara terus beringsut mundur menjauhi Abas.

Tapi, Mega menulikan telinganya. Dia justru tertawa sesuka hatinya.

Dengan ini dia bisa terbebas dari utang Abas. Membuat anak tirinya menjadi tumbal? Mudah! Baim selalu mendengarkan keluhannya.

Memfitnah Kinara sebagai gadis yang tidak bermoral dan menjajakan tubuhnya kepada pria hidung belang saja, Baim sudah percaya. Dengan beberapa foto editan,  Baim membenci Kinara.

Jadi, membuat Kinara seperti berada di neraka setiap harinya tentu lebih mudah.

Mega tertawa penuh dengan kemenangan. “Nikmati hidupmu, Nara! Dan selamat tinggal!”

 “Tidak! Jangan! Aku mohon jangan!” Kinara berusaha melarikan diri, tetapi Abas terus mendekatinya.

Pria itu bahkan telah menarik gaun Kinara, hingga robek.

Mega yang hendak keluar ruangan tiba-tiba terhalang oleh lengan kekar Kenzo.

Pria berlesung pipit itu menatap nyalang wanita paruh baya itu–membuat Mega terkejut setengah mati.

“Keny?” Mega terkejut dengan sosok pria yang lama tidak dia lihat.

Bahkan, Mega sempat tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Penampilan Keny sangat jauh berbeda. Sekarang, Keny tampak rapi, tampan, dan seperti eksekutif muda. Jauh dari Keny yang dia kenal dahulu.

“Lepaskan dia!”

Mega tersenyum mengejek. “Tidak bisa. Memangnya kamu mau apa?”

“Mas Keny! Tolong!”

Setelah teriakan Kinara, Kenzo mencekal tangan Mega dan menarik perempuan tua itu kembali masuk.

“Lepaskan, Bangs*t!” pekik Kenzo membuat Abas berdiri dengan tegak.

“Siapa kau?” tanya Abas dengan nada sombongnya.

Kenzo menghempaskan tangan Mega, lalu menepuk tangannya sebagai kode.

Tak lama, muncul Dirga membawa map ke dalam ruangan. Sontak membuat mata Abas membola.

“P-pak Dirga?” Abas ternganga setelah melihat Dirga.

Kenzo meraih tangan Kinara. Melihat baju wanitanya sobek, Kenzo segera melepaskan jasnya dan memberikannya kepada gadis itu untuk dipakai.

“Permisi, pak Kenzo. Apa bisa saya mulai?” tanya Dirga dengan hormat.

“Pak Kenzo?” beo Mega dan Abas kompak.

“Mulai saja, Ga.” Kenzo memberikan perintah kepada asistennya–membuat Abas dan Mega semakin terkejut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status