Share

Jadi Rebutan

“Dijual?” ujar Ardhan tak percaya.

“Pasti dia mau bayar mahal. Karena beliau sangat menginginkan kacamatamu.”

“Kacamataku tidak dijual Bu, berapa pun harganya,” ucapnya tegas.

“Kamu ini gimana sih Dhan, diajak bisnis kok nggak mau. Kacamata kayak gitu kan banyak di optik,” sambung wanita paruh baya itu.

“Kalau begitu suruh Pak Romli saja cari ke optik. Pokoknya kacamataku ini tidak dijual, titik.”

Ardhan kemudian masuk ke dalam kamar, ia memilih untuk menelpon kekasihnya dan meneritakan semuanyaa kepada perempuan yang sudah dicintainya sejak tiga tahun yang lalu. Puas bercerita tentang harinya, Ardhan melanjutkan kegiatannya untuk tidur hingga malam hari.

Ia baru bangun ketika merasa perutnya lapar, tangan kekarnya menarik gagang pintu. Begitu pintu coklat itu terbuka, matanya bergerak mencari keberadaan sang Ibu. “Kenapa kamu ngintip-ngintip begitu, Dhan?”

Lelaki itu terkejut karena aksinya ketahuan ayahnya. “Siapa yang ngintip,” elaknya

“Kamu cari keberadaan ibu ‘kan? Ibumu sedang p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status