Share

48. Lampu Merah

Zaman diam, menatap kendaraan lalu lintas di depan lampu merah. Tangannya mengepal keras, mengamati bagaimana orang-orang mementingkan urusan masing-masing. Matanya memerah, wajar, Zaman sedang menangis sejak 30 menit mengendarai mobil. Sisi yang tidak pernah dia tunjukkan pada siapapun.

Klakson mobil dari belakang membuat kesadaran Zaman kembali, dia mengaktifkan sen untuk meminta maaf dan segera memijak pedal mobil. Perasaan Zaman sedang campur aduk. Tepatnya 30 menit yang lalu, dia dikabari oleh nomor tidak dikenal. Awalnya dia mengabaikan, namun ternyata dari pihak rumah sakit.

Pikiran Zaman langsung kosong saat mendengar kabar dari sang dokter bahwa kakaknya—Sabrina—meninggal dunia. Dia merasa aneh, linglung, dan tidak sadar selama beberapa menit. Bahkan usai Zaman tiba di rumah sakit, dia masih tidak percaya bahwa, sosok yang berada di balik kain putih itu adalah saudaranya.

Air matanya menetes lagi. Zaman berjalan mendekat, setiap langkah membuat jantungnya berdebar. Kini d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status