Share

Bukan Wanita Miskin
Bukan Wanita Miskin
Author: Rias Ardani

Direndahkan

Bukan Wanita Miskin

Bab1

Pagi-pagi buta. Seorang wanita dengan wajah tanpa polesan make up, tengah sibuk melakukan rutinitas paginya seperti biasa. Dengan semangat pagi, yang selalu membelai jiwanya yang tersakiti oleh takdir, Case Mowelas berusaha kuat menjalani drama kehidupannya.

Sesekali dia bersenandung pelan, sekedar menghibur diri dan menguatkan hati, bahwa Tuhan sedang menguji kekuatannya bertahan hidup.

Wanita berumur 20 tahun itu, seharusnya saat ini menikmati indahnya masa remaja, juga masa menempuh pendidikan. Tapi nyatanya? Case Mowelas, kini hanyalah seorang istri dari Manager marketing pemasaran, Joe Wilianus. Dia juga begitu dibenci mertua dan iparnya.

Bruuccckkkk ....

Wanita yang membawa ember itu pun terjatuh ke lantai keramik, dan membuat lantai dapur menjadi basah. Dia terjatuh, bukan karena licin lantainya, tetapi karena tenaga sang wanita yang sudah sangat lemah.

"Hahaha, dasar bodoh, jalan itu pake mata," ejek Elvina, sembari tertawa keras, melihat ke arah Case yang kesakitan.

"Apa yang terjadi?" tanya nyonya Sabhira, yang juga berjalan menuju dapur, karena terkejut mendengar suara benda terjatuh.

"Liat tuh, wanita bodoh itu sampe terjatuh, dia jalan nggak pake mata," sahut Elvina pelan.

"Case, ada apa?" kini seorang lelaki berperawakan tegap menghampiri mereka.

"Aku tidak apa-apa," jawab Case Mowelas dengan suara lemah, kentara sekali, wanita itu sangatlah lelah. 

"Kamu pucat! Jangan terlalu memaksakan diri, bangkit," titah lelaki itu dengan dingin.

Case Mowelas berusaha bangkit, namun dia terlihat begitu kepayahan, mengumpulkan tenaganya. Hal itu, membuat Joe sedikit kesal. Dia pun berniat membantu Case Mowelas untuk berdiri.

"Joe, apa-apaan kamu? Jangan kotori baju kamu yang sudah rapi. Lagian, Case hanya terjatuh biasa, bukan lagi pingsan."

"Ibu benar, aku bisa berusaha sendiri." Case menyahut dengan suara lirih.

"Case, nggak lucu kalau kamu pingsan, hanya karena belum sarapan." Suara Joe Wilianus terdengar penuh penekanan. 

"Ah, jangan manja kamu Case, suka sekali cari simpatik. Perempuan itu harus kuat, jika kamu hanya wanita miskin yang tidak memiliki harta dan tahta, setidaknya kamu memiliki skil babu," ejek nyonya Sabhira, disambut gelak tawa keras dari Elvina.

 

Joe hanya mendengkus, melihat tingkah laku adik dan Ibunya.

"Dasar wanita," lirih Joe.

"Cih," decak Elvina. "Selalu saja membela wanita ini," lanjut Elvina, memutar bola mata malas.

"Yang bela itu siapa?" Joe menatap galak pada Elvina.

"Semua punya perasaan, termasuk Case." Suara Joe kembali terdengar menyahut, membuat nyonya Sabhira meradang.

"Kalau dia punya perasaan dan harga diri, seharusnya dia tidak menikah sama kamu, Joe. Dalam hidup Ibu, tidak pernah terpikir sedikitpun, bahwa kamu, menikahi pengasuh mendiang Kakek. Ah, memalukan sekali." 

"Bu, ini sudah menjadi keputusan mendiang Kakek. Sudahlah, tidak perlu dibahas terus." Joe pun melihat jam, yang melingkar di tangannya.

"Ah, Joe sudah terlambat," gumam Joe.

"Ya sudah sana, cepat berangkat ke kantor," titah nyonya Sabhira. Joe pun menghela napas kesal, dan pergi meninggalkan ruang dapur begitu saja.

Joe yakin, bahwa Case bisa melewati semua ini. Karena biar bagaimana pun juga, sikap Ibu dan adiknya, sudah lama seperti ini pada Case.

"Heh, dengarkan aku! Sampai kapanpun, aku tidak akan anggap kamu sebagai menantu. Jangan kamu pikir, karena sudah berhasil menikahi Joe, hidup kamu akan bahagia, tidak akan," desis nyonya Sabhira, menatap tajam wajah Case.

"Dasar wanita miskin. Kami bahkan tidak tahu siapa ayahmu, bisa jadi, kamu hanyalah anak haram, hasil dari hubungan terlarang," lanjut nyonya Sabhira menghinanya.

"Aku kuatir, jika Ibu tahu siapa aku, Ibu akan sujud sukur dikakiku," batin Case. Namun apalah daya, kini dia hanya bisa terdiam, dan menikmati setiap luka yang mertua, ipar dan bahkan suaminya tancapkan dihatinya.

Setidaknya, dengan melihat senyuman Joe saja, hati Case sudah bahagia.

Meskipun dia tahu, pernikahan mereka bukanlah karena cinta, melainkan hanya karena permintaan kakeknya Joe.

Terlanjur sudah berjanji. Case harus menelan pahitnya penghinaan dari keluarga Joe, hanya karena dianggap wanita miskin yang terhina.

Demi pengobatan sang Ibu yang juga menelan biaya besar, Case Mowelas rela mengikuti apapun kemauan Bastara Wilianus termasuk menikah dengan Joe.

Bastara Wilianus, adalah seorang pengusaha sukses dibidang kuliner, dan memiliki beberapa tanah di kota Monarki, dia adalah Kakeknya Joe yang sudah meninggal 5 bulan yang lalu.

"Ibu, sudahlah, Elvina mau berangkat dulu," ucap Elvina. "Dadah babu," ejek wanita itu, sembari tertawa keras, meninggalkan ruang dapur.

"Cepat bereskan kekacauan ini, atau kuhentikan biaya pengobatan Ibumu."

"Jangan," lirih Case. "Baiklah, akan kubereskan secepatnya," lanjut Case dengan perasaan terluka.

"Pinter, makanya hidup jangan jadi miskin," desis Sabhira, sembari berlalu meninggalkan dapur.

Sudah menjadi makanan sehari-hari Case, dihina dan dimaki. Ditertawakan dan direndahkan.

 

***********

"Tuan Joe, hari ini Presdir Jeremy akan datang, tolong persiapkan semuanya dengan baik," ucap asisten Jeremy melalui sambungan telepon.

"Baik, Tuan Wilson."

Joe yang merupakan Manager disebuah perusahaan raksasa, Giant Company Group ini, selalu menjadi kebanggan keluarga Bastara Wilianus.

Sedangkan Elvina, dia masih berstatus mahasiswa semester akhir. Dan rencananya pun, akan mengikuti jejak sang kakak, berkarir di perusahaan raksasa itu.

Meeting kali ini, membahas prestasi para karyawan Giant Company Group, dan akan diadakan pemberian penghargaan juga bonus, yang akan diadakan di kediaman Jeremy malam ini.

______

Makan Malam

"Apa? Aku harus ikut?" Case terkejut, mendengar penuturan Joe.

"Yakin kamu mau bawa dia?" sela nyonya Sabhira. "Lebih baik kamu bawa adik kamu, dan kenalkan dia pada bosmu yang ganteng itu," sambar nyonya Sabhira, dengan mata berbinar penuh harap.

"Bos Joe sudah memiliki tunangan. Cantik dan memiliki karir yang bagus pula. Jadi, rasanya sangat mustahil, jika dia melirik Elvina."

"Maksud kakak apa?" Elvina merasa tersinggung dan tidak terima.

Meja makan menjadi sedikit ribut, membuat Case Mowelas semakin tidak berselera untuk makan lagi.

"Lagian, membawa wanita buluk begini, apa nggak bikin malu," cibir Elvina.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status