Bab18
'Memangnya apa salahku?' Gumamnya lagi sembari berjalan masuk ke dalam rumah.
"Ibu harus percaya kepadaku, bahwa aku tidak melakukan apapun dan aku tidak memiliki musuh sama sekali," ucap Elvina Wilianus meyakinkan nyonya Sabhira.
"Ya, ibu harap itu benar," jawab nyonya Sabhira, masih dengan perasaan gelisah.
Joe Wilianus terdiam di dalam kamarnya, sembari mengingat kejadian malam tadi. Hatinya mulai diliputi rasa gelisah, mengingat kedua preman malam itu.
________"Apa? Aluna Welas menghilang dari rumah sakit?" Angela sangat terkejut, mendengar informasi dari Keenan Bostilo.
"Ya, kami sudah mencari tahu. Tapi pihak rumah sakit tidak ada yang mau memberitahukan. Bahkan, anak buah Mantako Jordan, masih berjaga di dalam lingkungan rumah sakit. Jika mereka mencurigai kami, itu akan sangat berbahaya."
"Bodoh! Lalu bagaimana? Kenapa kalian bisa kehilangan jejak begini?" bentak Angela frustasi.
"Kau terus memak
Bab19"Kau bahkan tidak tahu artinya sebuah penyesalan, ditinggalkan dan kehilangan semua harapan." Batin Wiliam.Lelaki itu duduk di depan meja kerjanya dan tercenung. Bayangan wajah Aluna Welas menari dipelupuk matanya.Wanita itu dulunya ceria, percaya diri dan penuh semangat. Bahkan dia selalu memberikan matahari pagi yang indah untuk Wiliam, dan malam yang hangat untuknya.Tetapi karena kabut dendam, Wiliam tidak bisa melihat ketulusan Aluna Welas. Hingga membuat wanita itu benar-benar hancur dalam pertahanannya.Puluhan tahun sudah Wiliam berusaha mencari keberadaannya. Dan kini, wanita kesayangannya itu, ditemukan dalam keadaan koma, bagaimana dia tidak syok dan sangat terpukul? Wiliam bahkan tidak kuasa memandangi wajah cantik Aluna, yang kini telah termakan usia."Maafkan aku, Aluna," desah Wiliam sambil terisak. Begitu banyak rasa penyesalan menggerogoti hatinya kini.Hingga panggilan telepon dari Mantako Jordan,
Bab20"Joe, apa-apaan kamu? Berani sekali kamu membentak keluargamu sendiri," bentak nyonya Sabhira dengan mata melotot."Iya nih, jangan-jangan, kakak sudah jatuh cinta lagi pada si Case.""Elvian ...." Joe sangat marah, mendengar ucapan Elvina.Elvina memutar bola matanya malas, melihat Joe yang nampak kesal padanya."Sudahlah, aku malas sekali sarapan pagi ini," desah Joe."Joe, kamu kekanak-kanakan sekali," ejek nyonya Sabhira."Kata-kata semacam itu, lebih tepatnya untuk Ibu dan Elvina," jawab Joe sembari bangkit dari duduknya.Di depan penggorengan, Case hanya bisa mendengarkan keributan mereka di ruang makan.Entah mengapa, semakin hari kehidupannya semakin kacau, di tambah sikap Joe yang semakin membuatnya gelisah."Dasar, semakin susah saja diatur. Dan semua ini, gara-gara wanita miskin itu," desis nyonya Sabhira."Usir saja wanita itu, Bu!" ucap Elvina, ketika Joe sudah memasuki kamarnya.
Bab21"Kamar ini kosong." Lelaki itu pun menyahut pelan. "Tuan saya akan menjemput anda sebentar lagi.""Kosong? Kalian jangan main-main ya," bentak Case dengan panik."Bersabarlah, sebentar lagi," pinta lelaki yang berdiri di depan pintu ruang rawat Aluna."No ...." Case berteriak. Dia penasaran sekali dengan kebenaran ucapan lelaki di depannya ini, bahwa sang Ibu tidak ada di dalam kamar."Case ...." Panggilan suara dari Khan Wilson mengejutkannya.Case menoleh ke belakang. "Tuan, mereka menghalangiku masuk," adu Case pada Khan Wilson, wanita itu berjalan cepat ke arah Khan.Namun kedua lelaki di belakangnya langsung menarik tangan Case, membuat Khan Wilson terkejut."Aakkkh, lepas," teriak Case, membuat orang-orang yang berada di rumah sakit terkejut."Bawa dia," titah lelaki satunya."Apa-apaan ini?" tanya Khan Wilson kebingungan. Namun lelaki bertubuh besar di depannya mengacungkan senjata api.
Bab22"Kau sudah pulang?" Nyonya Sabhira menegur Joe yang baru saja memasuki rumah."Ya." Joe menyahut datar."Kemana istrimu pergi? Dari siang hingga sekarang, dia juga belum kembali.""Memangnya Case kemana?" Joe meletakkan sepatunya, dan menggantinya dengan sendal rumahan."Ibu memintanya untuk membeli bahan dapur siang tadi."Joe melirik jam tangannya. "Jam sepuluh malam," lirih Joe."Apakah dia melarikan diri?""Tidak mungkin, dia bertahan di rumah ini demi pengobatan Ibunya dan juga pada mendiang kakek. Joe merasa sesuatu sedang tidak beres terjadi," kata lelaki itu, bergegas berniat keluar rumah lagi."Joe ...." nyonya Sabhira berteriak. Joe menghentikan langkahnya. "Aku harus mencari Case, Bu.""Tadi siang, nyonya Alexander datang kemari bersama pengawalnya. Dia mengatakan, bahwa Case anak dari Tuan Alexander."Mendengar ucapan Ibunya, Joe membalikkan badan."Ibu yakin itu nyonya
Bab23'Mengapa tuan Wiliam berniat menculik Case? Dan orang-orang tadi siapa? Apa sebenarnya hubungan Case dan orang-orang itu?' Batin Khan Wilson gelisah dan penuh dengan pertanyaan, juga diliputi rasa penasaran yang tinggi.Sesampainya di rumah sakit sebelumnya, Case dan Khan Wilson pun kembali mempertanyakan tentang Ibunya yang hilang."Saya bisa tuntut kalian," ancam Case yang sangat panik dengan kondisi Ibunya yang hilang tanpa jejak. Bahkan pihak rumah sakit, tidak mau mengatakan apapun."Silahkan," jawab pihak penanggung jawab rumah sakit. "Kami tidak memiliki pasien yang bernama Aluna Welas, oke."Khan Wilson pun terkejut mendengar jawaban pihak rumah sakit. Dia semakin penasaran, dengan kejadian yang menimpa Case."Tidak mungkin! Kalian jangan bercanda, ini tentang nyawa Ibuku," teriak Case histeris."Case tenanglah," pinta Khan Wilson."Tuan, bagaimana aku bisa tenang, Ibuku hilang, dan mereka tidak tahu a
Bab24"Alasan tidak masuk akal, kamu dan keluargamu sama saja, jahat."Hati Joe terasa nyeri, mendengar ucapan dan makian Case padanya dan keluarganya."Case ...." Joe berusaha meraih tangan wanita itu. Namun Case menepisnya."Sudahlah, bisakah kalian berdua tidak bertengkar? Ada hal penting yang harus kita selesaikan," ucap Khan Wilson menengahi keduanya.Joe dan Case terdiam. "Case, pulanglah bersama Joe, biar aku yang urus ini semua," kata Khan Wilson."Tuan, apakah anda yakin, bagaimana saya bisa tenang? Ini masalah ibu saya.""Case, kamu bisa percaya padaku, oke.""Case, mengapa hal ini bisa terjadi?" desah Joe dengan suara parau. Lelaki itu pun tadinya bingung ketika ke rumah sakit dan menanyakan kamar Aluna Welas yang kosong."Tanyakan pada dirimu sendiri bodoh. Andai malam itu aku ke rumah sakit, mungkin tidak begini ceritanya," bentak Case. "Kamu senangkan, Ibuku yang kalian anggap benalu itu hilang. Aku tidak a
Bab25Plaakkkk.Tamparan keras untuk Elvina dari Case, hal ini pertama kali dia lakukan pada adik iparnya itu.Joe Wilianus dan nyonya Sabhira sangat terkejut."Case ...." nyonya Sabhira berteriak."Diam!" bentak Case dengan tatapan tajam. "Kurang ajar sekali mulutnya itu," ucap Case menatap tajam pada Elvina yang memegangi pipinya yang panas dan sakit."Ibu ..., sakit," lirih Elvina."Kurang ajar sekali," ucap nyonya Sabhira, dan berniat menampar wajah Case. Namun sebelum tangan nyonya Sabhira mendarat di wajah mulus Case, tangan kekar itu menangkap tangan nyonya Sabhira."Jangan lakukan itu, Bu.""Lepas, durhaka kamu, Joe. Apakah kamu tidak lihat, bagaimana dia begitu kerasnya menampar wajah adikmu," bentak nyonya Sabhira pada Joe."Dia pantas mendapatkannya," jawab Joe. "Seharusnya ibu bisa mengajari Elvina berkata baik, agar tidak ada Case lain yang menampar ucapan kurang ajarnya itu," kata Joe teg
Bab26Perasaannya kini sedang tidak tenang. Usai makan, dia menggunakan tenaganya untuk menangis dan memanjatkan doa kepada Tuhan.Case sangat rindu pada Ibunya, dan berharap Tuhan mau memberinya kesempatan, untuk bertemu dengan Ibunya yang menghilang tanpa jejak._______Khan terdiam di depan jendela kamarnya, memandangi gemerlap malam dari ketinggian. Rasa rindu pada Ibunya kadang menyelinap ke sanubari lelaki tampan itu."Apa yang sebenarnya terjadi pada Case dan Ibunya? Mengapa tuan Alexander menculiknya? Apakah Ibu Case berada di tangan mereka?"Berbagai pertanyaan menyerbu pikirannya. Khan sebenarnya sangat lelah untuk berpikir.Bahkan untuk menyelesaikan urusan mengenai Ibunya saja dia belum bisa, di tambah harus mencari tahu keadaan Ibu Case, membuat Khan Wilson semakin merasa pusing.Dengan pikiran yang sesak, dengan rasa yang gelisah, Khan Wilson melakukan panggilan telepon ke nomor Case.Hingga pangg