Share

Pertemuan Kembali

Author: willia ds
last update Last Updated: 2023-08-11 13:08:07

"Emanuelle Carl melamar sebagai juru masak baru?”

Sang asisten mengangguk cepat mendengar pertanyaan Lucas. “Saya melihat dia saat praktek memasak tadi. Dia terlihat sangat cermat dalam makanan dan bersemangat. Tampak sekali dia ingin bekerja di sini."

Bibir Lucas sedikit tertarik ke atas. Ia lalu mengambil kertas lamaran milik Elle. Entahlah, sepertinya semesta mempermudah rencananya.

Lucas tak perlu mencari wanita itu susah payah. Dia justru yang datang padanya.

“Terima dia.”

Henry sontak menatap atasannya bingung. "Tapi, ia hanya tamatan SMA dan—"

"Terima dia." Kali ini, Lucas mengulang sembari menatap tajam sang asisten.

Henry terkesiap. Tidak biasanya Lucas, yang selalu mementingkan latar belakang orang yang akan bekerja dengannya, mengabaikan pendidikan pegawainya.

“Ehem…”

Deheman Lucas menyadarkan sang asisten.

Segera, pria itu mengangguk hormat, menyetujui keputusan atasannya lalu menghilang dari hadapannya.

Sementara itu, Lucas menampilkan smirk andalannya kembali kala melihat portofolio Elle.

“Kau tidak akan bisa lari dariku, Sayang.”

****

[Email: Terima kasih telah melamar di perusahaan kami. Anda secara resmi dinyatakan diterima bekerja di perusahaan kami. Berikut ini adalah SOP kami yang perlu Anda pahami…]

“Apa?!” pekik Elle kala membuka ponsel.

Hampir saja, ia membangunkan Ares dengan suara teriakannya itu.

Sungguh, Elle tidak menyangka akan diterima di perusahaan besar itu, mengingat banyak sekali pelamar yang mungkin memiliki kualifikasi lebih darinya.

Dalam hati ia bersuara, "Aku janji akan melakukan yang terbaik."

Elle dengan sigap memakai penampilan terbaiknya, ia tidak ingin menorehkan kesan buruk di hari pertamanya bekerja.

Dikecupnya kening Ares yang masih tertidur pulas. Elle menitipkan Ares pada perawat yang berjaga dan menitipkan beberapa pesan apabila anak itu mencarinya.

Untung saja, bus tepat berhenti di depannya, Elle segera masuk.

Diperjalanan, Elle menghubungi sahabatnya untuk memberitahu kabar baik ini.

"Kau diterima? Sungguh? Wah, luar biasa. Kau harus mentraktirku, Ms. Carl."

"Kau memang teman yang sangat luar biasa, Mr. Lee. Kau mendapat penghargaan dariku, sebuah doa agar kau cepat bertobat."

"Sialan kau!" Elle tertawa.

"Tapi, maaf aku tidak bisa datang menemuimu sekarang karena sedang ada urusan. Yeah, you know what I mean, right?"

Elle hanya memutar matanya begitu mendengar desahan di seberang sana.

"Baiklah. Puaskanlah urusanmu itu."

Terdengar suara deheman sebelum suara nada terputus di pendengaran Elle.

Elle menghela napas. Posisinya memang tidak terlalu menonjol, tapi menjadi juru masak pribadi CEO juga menegangkan.

Ia pun merapikan rambut panjangnya yang diikat ketat di bawah leher, mencoba meyakinkan dirinya bahwa hari ini akan berjalan lancar.

“Ya,kau pasti bisa, Elle,” lirihnya, ”demi Ares.”

***

"Perkenalkan, ini Emanuelle Carl. Ahli gizi juga juru masak pribadi Mr. Smith."

Elle tersenyum ramah begitu executive chef mengenalkannya pada anggota juru masak lainnya. Tidak banyak juru masak di sini, hanya ada enam orang, termasuk dirinya.

"Mari Ms. Carl, aku antarkan ke ruanganmu."

Mendengar itu, Elle lantas mengekori Tony yang menuju ke sudut ruangan, hingga tibalah mereka di sebuah pintu dengan tittle juru masak pribadi Mr. Smith.

"Smith?" Elle spontan membatin. Ia teringat nama belakang kekasihnya dulu.

"Ini adalah ruangan Anda."

Suara Tony menyadarkan Elle dari lamunan. Diperhatikannya ruang kerjanya itu yang tidak terlalu besar, tetapi terlihat cukup nyaman.

Lalu, ada rak buku, komputer, serta seragam chef, juga laci kecil.

"Anda dapat menggunakan seragam itu sekarang juga, ada penggantinya juga di laci jika butuh."

Elle pun mengangguk, paham.

"Ini adalah catatan mengenai hal yang disukai atau yang tidak disukai oleh Mr. Smith. Semuanya sudah tertera di sana, jadi kau tidak hanya memperhatikan gizi dan masak, kau harus mempertimbangkannya dalam buku ini," lanjutnya pada perempuan itu sembari menyodorkan sebuah buku, "Satu hal lagi, Mr. Smith tidak suka jika masakannya hanya itu-itu saja, kau harus berkembang dan kreatif di sini. Kau mengerti?"

Elle gugup mengambilnya.

Melihat betapa buku itu cukup tebal, Elle seketika lega. Sepertinya, Mr. Smith yang dimaksud bukanlah Lucas karena mantan kekasihnya itu tidaklah pemilih dalam makanan. Mungkin, bosnya ini adalah adalah seorang pria tua dengan perut buncit yang sangat temperamen?

"Satu hal lagi, Mr. Smith tidak suka telat. Jadi, pastikan kau masak tepat waktu. Hari ini, kau diberi keringanan lima menit. Makan siang akan berlangsung pada pukul 12, tapi itu tergantung pada kesibukannya, bisa mundur ataupun sedikit telat. Kau sudah harus siap."

"Aku juga memberikanmu ponsel yang hanya bisa kau gunakan jika di sini, di sana sudah terdapat nomorku dan sekretaris Mr. Smith. Aku akan memberikan informasi padamu melalui ponsel itu."

Elle lagi-lagi hanya mengangguk mendengar penjelasan pria di depannya..

"Baiklah. Apakah ada yang ingin anda tanyakan?" tanya Tony basa-basi mengikuti Elle masuk. Gadis berambut panjang itu menggeleng sambil tersenyum kecil.

"Terima kasih atas bantuan Anda," ucap Elle sembari mengulurkan tangan.

"My pleasure." Tony menyambutnya dan menggenggam hangat. "Semoga

Anda betah di sini dan selamat bekerja."

Setelah mengantarkan pria itu keluar dari ruangannya, tak butuh waktu lama bagi Elle untuk merangkum segala hal di buku itu.

Ia juga mulai bergelut di belakang dapur dengan menu yang telah dipikirkan matang-matang.

Untungnya, pas sekali, Elle menyelesaikan masakannya tepat di jam makan siang.

Tidak ingin membuat atasannya menunggu, Elle segera mendorong troli makanan itu menuju lantai 10.

Sesampainya di sana, Elle mengetuk satu-satunya pintu besar yang ia yakin tempat bosnya berada.

"Masuk." Suara bariton terdengar dari dalam.

Elle menghela napas dan berharap bosnya itu menyukai makanannya.

Namun, begitu pintu terbuka, Elle melebarkan kedua matanya.

“Lu–Lucas?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Hangat

    Nyonya besar keluarga kecil Smith duduk manis di kursi yang berada di depan rumah, ia tengah memperhatikan Ares yang bermain dengan Henry. Tangan kanannya sibuk mengusap perutnya sendiri yang masih rata.Ares yang sudah lelah menghentikan aktivitasnya, ia lalu pamit pada Henry dan berlari menghampiri Elle, langsung mendudukkan diri di samping Elle. Ia menatap sang ibu yang menatapnya itu, lalu kedua matanya tertuju pada perut Elle. "Kapan.. perut ibu besar?" tanyanya.Elle tersenyum tipis. "Mungkin, dua bulan lagi.. sudah mulai terlihat." jawab Lucas, tangan kanannya itu mengusap kepala Ares, merapikan rambutnya yang memang berantakan.Anak kecil bermarga Smith itu mengangguk kecil, ia menghela napasnya panjang. "Ares lelah ibu.." ucapnya lagi dengan rengekan kecil. Tangannya dengan lihai memainkan jari jemari Elle yang menganggur."Itu karena Ares banyak bergerak." balas Elle, ia mengusap wajah Ares dan meniupnya secara perlahan. Banyak sekali keringat yang bercucuran.Ares lalu mend

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Pertemuan Terakhir

    Elle yang setengah sadar melajukan mobil ibu Smith dengan cepat untuk kembali ke rumah sakit. Begitu ia mendengar kalimat dari sekretaris Lucas yang mengatakan bahwa Lucas kecelakaan, Elle langsung bergegas pergi bahkan meninggalkan Ares dan ibu Smith.Air matanya sudah jatuh membasahi wajahnya, belum setengah jam ia merasakan kebahagiaan karena mendapatkan kabar gembira dengan kandungan keduanya, malah mendapat berita yang benar-benar membuat Elle seperti orang yang kehilangan nyawanya sendiri.Ia tak memikirkan dirinya yang tengah hamil muda, Elle terus melaju beberapa kali membunyikan klakson mobil, hingga akhirnya ia sampai di rumah sakit yang sama. ELG Hospital.Elle segera turun dari mobilnya dan berlari masuk, ia menuju meja resepsionis. "Lucas.. dimana Lucas?" tanyanya tanpa peduli sopan santun.Penjaga itu mengerjap. "Tuan Smith di lantai empat, di--" kalimatnya terhenti karena Elle bergegas meninggalkannya begitu saja.Elle segera menuju ke lift, ia memencet tombol berkali-k

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Adik Ares

    "unh--akhh Lucas it hurts!" Elle langsung protes begitu merasakan gigitan kuat kedua taring Lucas di perpotongan leher kirinya, air matanya mengalir begitu saja. Ia meremas punggung Lucas dengan kuat, Lucas kembali menandainya setelah sekian lama.Lucas tak menghiraukannya, ia melepas gigitannya dan langsung menjilati bekas gigitannya di leher Elle, menjilat habis darah yang keluar dari sana baru ia berhenti. Mendongak dan menatap Elle yang masih merintih karena kesakitan.Lucas mengecup bibir Elle, lalu mulai mengerakkan pinggulnya. "Ahh fuck!" rahangnya mengeras hingga urat lehernya terlihat begitu jelas.Elle menggigit bibir bawahnya, merasakan hentakan keras yang begitu tiba-tiba di lubang miliknya. Ia menatap Lucas yang berada di atasnya, Lucas sudah keluar-masuk dengan mudah di bawah sana. "ohhh! Lucas aah! aah ! ahh! ahh!" hanya bisa mendesah saat merasakan bagaimana kuatnya sentakan Lucas.Sang suami kembali merendah, ia mengecup bekas gigitan yang ia tinggalkan di perpotongan

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Liburan

    Mulut Elle menganga lebar begitu ia keluar dari vila dan melihat sebuah motor Harley terparkir di samping mobil yang ia biasa gunakan dengan Lucas untuk menuju ke kota. Kedua matanya mengerjap kecil, ia menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah kaki Lucas.Melihat sang suami yang memakai celana jeans dengan jaket kulitnya, Elle menutup mulutnya sendiri dengan kedua matanya yang membulat. Menatap sang suami yang mendekat ke arahnya dan memberikan sebuah jaket kulit yang mereka beli kemarin, sebenarnya Lucas yang memaksa untuk membelinya.Ini hari keempat mereka di sana dan Elle tak menyangka bahwa Lucas akan memberikan sebuah kejutan yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Ia sudah cukup sebenarnya dengan kemarin, Lucas mengajaknya mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di pulau Hawaii.Ia menerima jaket tersebut. "Kau serius Lucas?" tanyanya dan sang suami mengangguk untuk menanggapi. Elle pernah bercerita pada Lucas bahwa ia dulu saat remaja ingin membeli motor Harley

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Surat Terakhir

    Elle memakai kembali bajunya saat dokter telah selesai mengecek luka di punggungnya, lalu sang dokter keluar dari ruang inap tersebut. Ia menatap Lucas yang memasangkan kancing baju yang ia gunakan, melihat wajah sendu sang suami. "Lucas, kenapa wajahmu murung seperti itu hm?" tanyanya."Aku sungguh menyesal karena kemarin aku datang terlambat." jawabnya tanpa mendongak, ia terus memasangkan kancing baju Elle hingga selesai dan dirinya baru mendongak. "Maafkan aku sayang.." ucapnya lirih.Elle menggeleng kecil. "Tidak, masih beruntung kau datang sebelum kapal itu berangkat." jawabnya."Tapi karena aku terlambat, kau mendapat luka itu dan--" "Kau juga.." Elle menyela, ia menunjuk lengan Lucas yang diperban karena goresan pisau yang cukup dalam di sana. "Kau juga punya bekas luka tembak di punggungmu, kita sama-sama punya Lucas."Lucas tersenyum tipis, meskipun terkesan sedih. "Maafkan aku hm?" "Tentu Lucas.." ia meraih tubuh Lucas dan memeluknya dengan erat."Aku memaafkanmu dan berh

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Hampir dipisahkan

    "Henry." Elle yang duduk di belakang memanggil, ia memangku Ares yang terlelap, karena memang sudah jamnya untuk tidur siang. Henry melirik Elle dari spion tengah tersebut. "Iya, Elle?" tanyanya."Apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Elle dan Henry mengangguk kecil untuk menanggapi."Apa kau tidak akan menikah?" tanyanya kemudian, ia memang sering berbincang dengan Henry, tapi ia terlalu ragu untuk bertanya mengenai kehidupan pribadi Henry.Pria itu tersenyum. "Tentu saja saya ingin menikah Elle, hanya saja belum menemukan pasangan yang pas untuk saya." jawabnya.Dahi Elle mengernyit bingung. "Lalu bagaimana dengan Olive, bukankah kau dekat dengannya?" tanya Elle penasaran.Wajah Henry langsung berubah bingung. "Bagaimana anda tahu?" tanyanya bingung.Wanita cantik itu terkekeh pelan. "Bagaimana mungkin aku tidak tahu, hubungan kalian begitu jelas, kau juga terlihat begitu semangat ketika kita ke rumah sakit untuk memeriksa bulanan Ares." jawab Elle. Sungguh, Henry rasanya begitu

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Dijual(?)

    Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi dan Elle baru saja selesai memakaikan baju untuk Ares yang sudah selesai mandi pagi. Ia kemudian menitipkan Ares pada baby sitter yang sudah menjaga anaknya itu sejak Ares baru lahir. Elle keluar dari kamar tersebut dan berniat akan menemui Lucas untuk meminta maaf pasal kejadian kemarin.Ia berjalan menuju kamar Lucas di lantai tiga tapi saat masuk, suaminya itu tidak ada. Elle kembali turun menuju lantai pertama dan langsung mengarah pada ruang makan. Tak ada Lucas di sana dan ia berjalan keluar dari rumah tersebut. "Henry." panggilnya pada pria yang berdiri di teras rumah.Henry menoleh. "Iya Elle?" ia berjalan mendekati Elle."Dimana Lucas?" tanya Elle sembari menatap ke arah garasi yang tertutup."Tuan Lucas sudah berangkat, sekitar sepuluh menit lalu." jawabnya sembari menyunggingkan senyum tipisnya.Dahi Elle mengernyit, tidak biasanya Lucas berangkat sepagi ini dan tidak berpamitan kepadanya. Ia menghela napasnya panjang, sepertinya Luc

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Kesalahpahaman

    Kedua mata seorang pria itu terus memperhatikan tuannya yang sedari tadi hanya mondar-mandir di ruang tamu sesekali melihat jam dinding di ruangan tersebut. "Tuan Elle, sebaiknya anda tidur." ucapnya kemudian. Elle menoleh ke arah Henry dengan wajah khawatirnya. "Aku tidak bisa tidur tentu saja. Aku mau menunggu Lucas." balasnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi sang suami belum pulang dan ponselnya tidak aktif. "Mungkin tuan Lucas sedang ke rumah keluarga Smith atau ada urusan penting. Anda harus istirahat." balas Henry.Elle menghela napasnya panjang. "Tidak." jawabnya, ia lalu mendudukkan diri di sofa ruang tamu dengan kedua matanya yang menatap pintu masuk. "Seharusnya kau ikut Lucas, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Ini sudah malam Henry."lanjutnya dengan panik. Henry terkekeh pelan dan membuat Elle menatapnya dengan bingung. "Anda lupa bahwa suami anda adalah orang yang ahli bertarung, Elle?" balasnya dengan nada bercanda.''Tetap saja dia manusia

  • (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan   Love, me

    "Show me.. so I can decide to like it or love it."Mendengar ucapan sang suami yang seperti itu, membuat Elle tersenyum senang, ia melepas kemeja Lucas, memperlihatkan otot kekar lengan sang suami. Ia mengusap lengan kiri Lucas dengan gerakan ringan sebelum meremasnya kuat. Ia menatap Lucas dengan intens, menjilat bibir bawahnya sendiri bermaksud menggoda, lalu ia mendekat dan mencium ringan daun telinga kiri Lucas, tapi berkali-kali hingga akhirnya ia mengulumnya.Kedua mata Lucas terpejam, ia menggigit bibir dalamnya untuk menahan diri. Menahan agar tidak seperti beberapa hari lalu yang malah dirinya mengambil alih permainan Elle dan membuat sang istri kesal padanya setelah satu ronde mereka selesai.Elle mengecup leher Lucas. "Bolehkan aku membuat tanda Lucas?" tanya Elle."My body is yours babe." Lucas benar-benar mulai diuji keimanan pria-nya saat Elle terkekeh kecil dan membuat napas hangatnya terasa ke lehernya.Ia menelan ludahnya saat mulai merasakan lidah Elle menyapa lehern

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status