Dari hari senin sampai hari jumat Nia menghabiskan waktunya dengan bekerja. Seperti biasa dia selalu pulang jam setengah lima sore, itu juga kalau gak ada lemburan. Lain lagi kalau lagi ada lembur, Nia kadang pulang kerja sampai jam delapan malam.
Namun ketika sudah tiba waktu libur Nia menghabiskan waktu liburnya dengan istirahat dan hanya memanjakan diri dengan rebahan di tempat tidur.
Kadang Nia juga mengisi waktu liburnya dengan menelpon orang tua nya. Atau kadang juga dia mengisi waktu liburnya dengan video call dengan Ridwan.
Saat Nia sedang enak-enak rebahan tiba-tiba HPnya berdering. Dan ternyata ada panggilan video dari Ridwan. Lalu Nia pun cepat-cepat menjawabnya.
"Hallo Nia." Kata Ridwan.
"Iya hallo wan." Jawab Nia.
"Kamu lagi apa ni?" Tanya Ridwan basa basi.
"Lagi rebahan Wan mumpung libur kerja. Kamu gak kerja wan? " Tanya Nia.
"Ini aku lagi kerja tapi lagi nyantai gak sibuk-sibuk banget. Makanya aku video call kamu." Kata Ridwan.
Lalu mereka asik ngobrol dan bercanda. Terkadang dengan kekonyolan nya Ridwan bisa membuat Nia tertawa terus.
Di tengah-tengah pembicaraannya tiba-tiba Ridwan bertanya kepada Nia "Ni aku punya teman, pengen kenal sama kamu. Kamu mau ya?" Kata Ridwan.
"Orangnya gimana dulu, Baik gak? " Tanya nia
"Baik ko. Orangnya gak pernah ngerokok, gak pernah minum minuman beralkohol juga. Terus dia juga dia udah mapan, udah punya rumah sendiri dan karirnya juga bagus jika di bandingkan dengan aku mah jauh." Kata Ridwan.
"Lah wan kalau berteman mah ya dengan siapa aja juga gak masalah. Gak harus sama orang kaya juga kali. Aku juga kan bukan berasal dari keluarga yang kaya raya. Yang penting baik." Kata Nia.
"Jadi kamu mau?" Tanya Ridwan.
"Boleh wan gak apa-apa biar nambah teman." Kata Nia.
Lalu Ridwan kembali memberi tau tentang gimana karakter cowok yang akan di kenalkan nya. "Ni tapi kamu jangan nunggu dia ngechat kamu duluan ya, soalnya dia orangnya pemalu banget sama cewek. Jadi kamu gak apa-apa chat duluan aja. Terus ajak ngobrol juga, kamu kan pinter nyari topik pembicaraan. Biar dia terbiasa ngobrol sama cewek dan gak gerogi lagi kalau ngajak ngobrol cewek. Bantuin ya Ni?"
"Iya wan tenang aja." Kata Nia.
"Ya udah sekarang aku video call dia ya, biar dia gabung sama kita." Kata Ridwan.
"Boleh." Kata Nia.
Tak harus menunggu lama lelaki itu langsung menjawab panggilan videonya. Dan ketika dia lihat kalau ada Nia di antara panggilan video itu, dia langsung kaget. Dah dia hanya menampakan setengah dari wajahnya. Dan Ridwan mulai memperkenalkan Bobi.
"Hallo Bob." Kata Ridwan.
Lalu Bobi menjawabnya "iya hallo wan."
"Oh iya Bob, kenalin ini Nia teman gue, dan Nia kenalin ini Bobi temen ku." Kata Ridwan.
"Oh iya salam kenal." Kata Nia.
"Iya salam kenal juga." Jawab Bobi.
Lalu merekapun ngobrol bersama dan saling bercanda bersama. Yang lebih tepatnya sih hanya Ridwan dan Nia yang heboh. Sedangkan Bobi hanya menjadi pendengar yang baik dan hanya sesekali saja dia ikut bicara. Dan terkadang Ridwan juga mengajak Bobi ngobrol agar Bobi bisa berbaur sama mereka dan biar dia gak kaku.
Setelah lama kita ngobrol bareng Ridwan tiba-tiba pamit karena ada yang mau dia kerjakan kata nya. "Nia, Bobi, aku pamit dulu ya? Mau membereskan dulu kerjaan gue. Bobi, Nia, kalian ngobrol dulu aja biar saling mengenal." "Gak apa-apa kan aku tinggal dulu?" Tanya Ridwan.
"Iya gak apa-apa ko wan." Kata Nia.
"Iya gak apa-apa ko." Sahut Bobi.
Lalu Ridwan pun meninggalkan mereka berdua untuk ngobrol supaya lebih dekat lagi. Nia juga sebenarnya sudah tau kalau itu hanya alasan Ridwan saja, supaya Nia dan Bobi bisa ngobrol lebih akrab lagi. Biar mereka tidak canggung.
Dan mereka berdua pun akhirnya ngobrol. Nia mulai untuk bertanya sama Bobi, "oh iya Bob, ngomong-ngomong kamu orang mana?"
"Aku orang tasik sama kayak Ridwan. Kalau kamu?" Tanya Bobi.
"Aku juga sama orang tasik. Tapi aku merantau di sukabumi. Kata Ridwan kamu juga merantau ya? Kalau boleh tau kamu merantau dimana?" Tanya Nia.
"Aku merantau di Bali." Kata Bobi.
"Wow, jauh banget ya. Ngomong-ngomong suasana di bali itu kaya gimana sih? Maaf banyak nanya, soalnya aku belum pernah ke Bali. Hehe" Kata Nia.
Lalu Bobi pun menjelaskannya bagaimana suasana di sana.
Setelah itu Nia bertanya lagi, "kalau boleh tau kamu seangkatan sama Ridwan gak? "
"Enggak, aku satu tahun lebih tua dari pada Ridwan. Kalau kamu? " Akhirnya Bobi sudah mulai berani bertanya kepada Nia.
"Oh berarti aku manggilnya kakak aja kali ya biar lebih sopan. Soalnya aku satu tahun lebih muda dari Ridwan." Kata Nia.
"Ya terserah sih, mau manggil nama juga gak apa-apa." Kata Bobi.
Dan setelah lama ngobrol, akhirnya Bobi sudah sedikit tidak kaku lagi dan dia juga sudah mulai berani untuk bertanya.
"Oh iya Ni, aku bole save nomor kamu gak?" Tanya Bobi.
"Boleh, kalau mau di save ya save aja gak apa-apa ko." Jawab Nia.
"Gak bakalan ada yang marah kan?" Tanya Bobi.
"Gak bakalan kak. Nyantai aja. Kalau Nia save nomor kakak ada yang marah gak?" Tanya Nia.
"Gak bakalan save aja gak apa-apa." Kata Bobi.
"Yakin pacarnya gak bakal marah? Takutnya nanti tau-tau aku kena marah pacar kakak lagi." Kata Nia meyakinkan Bobi sambil bercanda. Padahal Nia sendiri sudah tau kalau Bobi tidak punya pacar. sebenarnya dia hanya basa-basi biar suasananya mencair.
"Aku gak punya pacar Nia, Jadi nyantai aja. Gak bakal ada yang marahin kamu ko." Kata Bobi.
"Ok deh kalau gitu nanti nomornya aku save ya kak?" Kata Nia.
"Iya." Jawab Bobi.
Dan akhirnya pembicaraan mereka pun sudah mulai mencair dan Bobi juga sudah tidak kaku lagi. Dan sepertinya Bobi senang sudah ngobrol banyak dengan Nia.
Setelah lama ngobrol akhirnya merekapun mengakhirinya. Dan sebelum mereka mengakhiri panggilan video nya Bobi minta ijin sama Nia, "Nia kalau nanti besok-besok aku nelpon kamu lagi boleh gak?"
"Boleh kak, telpon aja." Kata Nia.
"Oh ya udah nanti aku telpon kamu lagi ya? " Kata Bobi.
"Iya."
Dan merekapun mengakhiri telponnya.
Pada hari-hari berikutnya Bobi dan Nia sudah mulai akrab, bahkan mereka sudah sering bertukar kabar melalui pesan WhatsApp atau bahkan melalui video call. Mereka sudah sering video call, bahkan hampir setiap hari sama seperti Ridwan pada Nia.Terkadang pada saat Nia sedang video call sama Ridwan tiba-tiba Bobi juga nge-video call atau pun kadang sebaliknya.Kalau mereka tidak keberatan, kadang Nia suka menyarankan untuk di gabungkan saja biar mereka bertiga bisa ngobrol bareng dalam waktu yang bersamaan.Tapi Bobi lebih sering menolaknya. Bahkan terkadang dia lebih memilih untuk menunggu saja dan nanti dia akan kembali menghubungi Nia jika Ridwan sudah selsai nelpon Nia.Semakin lama Nia sama Bobi semakin akrab dan semakin dekat. Bahkan Bobi sudah tidak secuek sebelumnya, Bobi sudah sering bercanda dan gak canggung lagi pada Nia.Kadang Bobi juga suka menceritakan tentang dirinya dan menceritakan tentang apapun yang di
Pagi ini mata hari sangat cerah dan Nia masih bermalas-malasan di tempat tidur. Karena hari ini Nia masih libur kerja. Jadi dia bisa bangun agak siang.Setelah kejadian kemarin Nia masih bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya. Dia penasaran ingin bertanya tapi dia gak berani. Dia takut kalau itu hanya bercanda. Akhirnya dia buang pikiran tentang kejadian kemarin. Dia cukup menganggapnya bercanda. Dia menata hatinya supaya tidak bawa perasaan.karena dia tidak mau di kecewakan.Tidak lama kemudian HP Nia berdering, menandakan ada panggilan masuk. Begitu Nia melihatnya, ternyata Bobi yang video call Nia. Lalu Nia pun menjawab panggilan videonya.Nia mencoba untuk bersikap biasa saja. Seolah-olah sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa.Lalu Nia menjawab panggilan video dari Bobi, "hallo kak." Kata Nia."Iya hallo Nia." Jawab Bobi."Ada apa kak?" Tanya Nia."Gak ada apa-apa Nia. Emang gak boleh ya aku
Semakin hari Bobi semakin tertarik dengan Nia.Sementara Ridwan masih terheran-heran dengan kejadian kemarin. Dia tidak percaya kalau temannya yang pemalu bila berhubungan dengan wanita, ternyata bisa berbicara seperti itu di depan Nia dan Ridwan.Ridwan masih bertanya-tanya, apakah itu sungguh atau hanya bercanda semata?Dari pada dia penasaran gak jelas, Ridwan memilih untuk bertanya langsung pada Bobi. Keesokan harinya Ridwan langsung menelpon Bobi untuk memastikannya.Ketika melihat HPnya berdering Bobi langsung melihatnya dan ternyata itu panggilan telpon dari Ridwan. Lalu Bobi langsung menjawab panggilan itu."hallo wan." kata Bobi."iya hallo Bos." kata Ridwan.Ridwan selalu memanggil Bobi dengan nama Bos, karena karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. walaupun dalam status sosial, orang tua Ridwan lebih sukses daripada orang tua Bobi."Ada apa wan? tumben telpon." kata Bobi."gak ada apa-apa bos." kata Ridwan
Ridwan dan Bobi kadang selalu menemani Nia berangkat kerja lewat video call. Sambil Nia jalan ke tempat kerja sambil ngobrol bareng mereka. Ridwan selalu bercandain Bobi kalau lagi video call bareng. "Bos lihat tuh Nia, kasian tau dia jalan kerja capek tau. cepetan dong seriusin jangan di biarin kerja." kata Ridwan. "tenang nanti kalau habis kontrak kerja yang ini dia gak bakalan aku biarin bekerja lagi deh." kata Bobi. "nah gitu dong bos." kata Bobi. "udah dulu ya udah mau masuk ni. aku pamit duluan ya? dah." kata Nia sambil mematikan video call nya. Setelah itu Ridwan dan Bobi membicarakan soal masalah pekerjaan mereka. Dan Ridwan telah memikirkan mateng-mateng, akhirnya Ridwan pun memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat orang lain. Dia memilih untuk membuka usaha sendiri. Dan memulai lagi dari nol. Ridwan lebih fokus pada karirnya yang baru akan di mulai dari nol. sementara Bobi sudah mapan dan siap untuk berumah tangga.
semakin lama Nia dan Bobi semakin dekat, Bahkan Bobi sudah mengenalkan Nia kepada orang tua nya. Dan orang tua nya juga setuju-setuju aja dengan pilihan Bobi. Bobi mengenalkan Nia kepada orang tua nya sebagai kekasih nya dan berniat untuk menjalin hubungan yang serius dengan Nia. Orang tua nya juga mendukung hubungan mereka.Bobi mengenalkan Nia pada orang tua nya lewat video call."Assalamualaikum mah, apa kabar?" kata Bobi pada mamah nya."wa'alaikumsalam Bobi. Alhamdulillah baik Bob. Bobi apa kabar?" tanya ibu Bobi."Alhamdulillah mah kabar Bobi baik. mah, kenalin ini ada Nia yang suka Bobi ceritain ke mamah." kata Bobi."oh ini yang nama nya Nia. salam kenal Nia." kata ibu Bobi."oh iya Bu, salam kenal Bu." kata Nia.Lalu ibu nya bertanya pada Nia, "kenal dengan Bobi dari mana Nia?""Di kenalin sama Ridwan teman nya Bobi bu." kata Nia."oh iya. Nia Rumah nya dimana?" kata ibu Bobi."Di tasik Bu."
Seperti biasa hari-hari berikutnya Bobi selalu nelpon Nia, dari membicarakan hal-hal yang gak penting sampai membicarakan masa depan."Nia, kamu tau gak?" Tanya Bobi."Tau apa kak?" Kata Nia."Aku hari ini cape banget." Kata Bobi."Tumben cape, kan kakak kerjanya perasaan gak begitu cape deh." Kata Nia"Iya tapi sekarang cape banget soalnya aku abis beli barang banyak banget. Jdi tadi tuh yang seharusnya jam 12 aku udah pulang, aku jadi pulang jam 3 sore." Kata Bobi."Oh gitu. Yang sabar ya kak. Cape dalam kerja itu biasa. Kita harus bersyukur masih punya pekerjaan dan penghasilan. Di luar sana masih banyak orang yang ingin bekerja dan belum punya penghasilan. Bahkan mungkin masih banyak orang yang mendambakan pekerjaan seperti kakak." Kata Nia."Iya Nia aku juga bersyukur kok." Kata Bobi"Oh iya Nia aku mau nanya boleh gak?" Tanya Bobi."Boleh, emang mau nanya apa?" Kata Nia
Setelah Bibi Ani membicarakan Rina orang yang Bobi inginkan untuk menjadi pendamping hidup Bobi, lalu kesokan harinya Bibi Ani pun pergi berkunjung ke rumah Rina yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Bibi Ani dan Bobi.Mungkin untuk menuju rumah Rina, Bibi Ani dan mang Dion suami dari Bibi Ani tidak perlu menggunakan kendaraan. Mereka cukup berjalan kaki untuk menuju rumah Rina."Assalamualaikum" Kata Mang Dion dan Bibi Ani sambil mengetuk rumah orang tua nya Rina."Wa'alaikumsalam." Jawab orang tua nya Rina."Silahkan masuk pak, Buk. Silahkan duduk." Ibu asih mempersilahkan mang Dion dan Bibi Ani masuk kedalam rumah nya.Lalu ibu Asih berteriak meminta Rina untuk menjamu tamu "Rin, tolong ambilkan air minum untuk ibu Ani dan pak Dion.""Iya mah." Jawab Rina yang sedang di dapur menyiapkan minum untuk tamu.Tak lama kemudian Rina datang sambil membawa minuman dan makanan untuk tamu "sila
Pada pukul tujuh malam biasanya semua keluarga sudah pada ngumpul di rumahnya masing-masing untuk beristirahat setelah sibuk seharian menjalankan semua aktifitasnya di luar rumah. Begitupun dengan keluarga Bapak Budi dan Ibu Asih yang sedang berkumpul bersama kedua anaknya. Ibu Asih memiliki dua orang anak. Anak yang pertama bernama Riko dan anak yang kedua bernama Rina. Rina adalah seorang anak gadis yang masih duduk di bangku sekolah. Rina masih anak kelas dua SMA pada saat Bobi memintanya pada Ibu nya. Rina merupakan seorang anak gadis yang lugu di kampungnya. Dia juga belum pernah di nilai buruk oleh tetangganya pada saat itu. Ya bisa di bilang dia ada anak yang cukup baik waktu itu. Makanya Bobi tertarik pada Rina. Pada saat mereka lagi kumpul, tiba-tiba Ibu nya menanyakan yang tadi sore bibi Ani dan mang Dion bicarakan. "Pak, tdi sore ada Ibu Ani sama pak Dion datang ke rumah." Kata Ibu Asih. "Tumben,Ada per