Pada hari-hari berikutnya Bobi dan Nia sudah mulai akrab, bahkan mereka sudah sering bertukar kabar melalui pesan W******p atau bahkan melalui video call. Mereka sudah sering video call, bahkan hampir setiap hari sama seperti Ridwan pada Nia.
Terkadang pada saat Nia sedang video call sama Ridwan tiba-tiba Bobi juga nge-video call atau pun kadang sebaliknya.
Kalau mereka tidak keberatan, kadang Nia suka menyarankan untuk di gabungkan saja biar mereka bertiga bisa ngobrol bareng dalam waktu yang bersamaan.
Tapi Bobi lebih sering menolaknya. Bahkan terkadang dia lebih memilih untuk menunggu saja dan nanti dia akan kembali menghubungi Nia jika Ridwan sudah selsai nelpon Nia.
Semakin lama Nia sama Bobi semakin akrab dan semakin dekat. Bahkan Bobi sudah tidak secuek sebelumnya, Bobi sudah sering bercanda dan gak canggung lagi pada Nia.
Kadang Bobi juga suka menceritakan tentang dirinya dan menceritakan tentang apapun yang dia alami saat dia di perantauan.
Dan dia juga kayaknya sudah mulai suka pada Nia. Padahal Nia dan Bobi awalnya hanya ingin berteman saja, tidak lebih. Dan Nia juga gak pernah berharap lebih pada Bobi.
Bobi mulai menanyakan tentang kriteria lelaki yang di inginkan Nia untuk mendampingi hidupnya.
"Oh iya Ni, aku boleh nanya gak?" Kata Bobi yang sekarang sedang video call sama Nia.
"Boleh kak, mau nanya apa?" Kata Nia.
"Kalau boleh tau tipe cowok yang kamu inginkan itu yang seperti apa sih Ni?" Tanya Bobi.
Lalu Nia pun menjawab "ya, aku sih berharap nanti aku ingin di jodohkan dengan orang yang baik, bertanggung jawab, bisa ngertiin aku, bisa menerima semua kekurangan ku, dan bisa sayang sama aku dan orang tua ku."
"Oh gitu ya?" Kata Bobi.
"Tapi maaf aku gak nyari pacar. Aku sudah bosen pacaran terus putus, pacaran lagi terus putus lagi, terus aja kaya gitu. Aku hanya mau menerima orang yang mau serius dan mau berkomitmen dengan ku." Kata Nia.
"Oh gitu ya." Kata Bobi.
"Iya. Kalau kamu sendiri mau nyari perempuan yang kayak gimana? " Tanya Nia.
"Ya sama lah yang baik, yang sayang sama aku dan orang tua ku, yang bisa menerima aku apa adanya." Kata Bobi.
"Dan yang penting harus sejalan sama kita dan sepemikiran sama kita." Sahut Nia.
"Iya benar." Kata Bobi.
Semakin lama mereka semakin sering bertukar kabar. Bahkan hampir setiap hari mereka video call, bercanda, dan tertawa bersama. Bahkan Bobi sangat perhatian sama Nia.
Bobi juga merasa Nia sudah membuat dia nyaman dan Bobi mulai jatuh cinta sama Nia.
Tapi lain lagi dengan Nia yang sangat hati-hati Untuk mengartikan semua perhatian yang Bobi berikan padanya. Nia tidak mau sakit hati yang dia rasakan sebelumnya terulang lagi. Nia tidak mau terburu-buru untuk jatuh cinta.
Hingga suatu ketika Nia sedang video call dengan Ridwan, Tiba-tiba Ridwan berinisiatif untuk mengajak Bobi bergabung dengan mereka untuk ngobrol, cerita, dan bercanda bersama.
Setelah Bobi terhubung dengan mereka akhirnya mereka ngobrol dan bercanda kesana-kemari gak penting. Di tengah-tengah obrolan mereka tiba-tiba ada obrolan yang menggiring Ridwan untuk menanyakan tipe seperti apa pasangan yang mereka impikan.
Lalu Ridwan bertanya pada Nia, "Ni, ngomong-ngomong tipe cowok mu seperti apa sih? "
"Ya aku mah gak mau muluk-muluk sih wan yang penting baik, bertanggung jawab, bisa menerima aku dan orang tua ku, bisa menyayangi aku dan orang tua ku,bisa ngertiin aku, satu pemikiran sama aku, dan satu lagi harus setia. Karena aku gak mau di dua apa lagi di poligami." Kata Nia sambil ketawa.
"Kalau tipe cewek kamu seperti apa wan. ?" Tanya Nia.
"Ya sama sih aku juga gak muluk-muluk. Pengen yang baik, yang pengertian, yang bisa nerima aku apa adanya." Kata Ridwan.
Lalu Ridwan melanjutkan menceritakan hal-hal konyol yang pernah dia alami. Dari mulai menceritakan masalah pribadi hingga masalah cewek yang bikin Bobi dan Nia tertawa.
Lalu ridwan kembali bertanya pada Bobi, "oh iya aku lupa belum bertanya pada kamu Bob. Ngomong-ngomong tipe cewek idaman mu seperti apa Bob? Nia juga pengen tau kan Ni?"
"Iya nih aku juga penasaran." Kata Nia.
Bobi pun terdiam sebentar dan kembali menjawab pertanyaan Ridwan, "tipe cewek idaman ku ya gitu, tipe cewek idaman ku ya Nia."
Ridwan pun kaget mendengar jawaban Bobi, apa lagi Nia bukan kaget lagi, dia tersipu malu. Wajahnya memerah seketika. Nia bingung harus gimana nanggapin apa yang di katakan Bobi.
Setelah Ridwan dan Nia terdiam sebentar karena kaget dan gak nyangka dengan apa yang di katakan Bobi. Kemudian Ridwan berseru "asyiiik mantap, ciiiee Nia." Kata Ridwan sambil tertawa.
"Apaan sih. Bercandanya keterlaluan deh.jangan gitu dong,nanti aku baper lagi." Kata Nia.
"Itu bercanda apa serius sih bos?" Ridwan bertanya pada Bobi.
Lalu Bobi menjawabnya, "ya gue serius wan. Tipe cewek idaman ku ya Nia."
Mendengar penjelasan dari Bobi, Ridwan pun semakin ngeledekin Nia dan Bobi. Sampai akhirnya mereka mengakhiri panggilan video mereka.
Pagi ini mata hari sangat cerah dan Nia masih bermalas-malasan di tempat tidur. Karena hari ini Nia masih libur kerja. Jadi dia bisa bangun agak siang.Setelah kejadian kemarin Nia masih bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya. Dia penasaran ingin bertanya tapi dia gak berani. Dia takut kalau itu hanya bercanda. Akhirnya dia buang pikiran tentang kejadian kemarin. Dia cukup menganggapnya bercanda. Dia menata hatinya supaya tidak bawa perasaan.karena dia tidak mau di kecewakan.Tidak lama kemudian HP Nia berdering, menandakan ada panggilan masuk. Begitu Nia melihatnya, ternyata Bobi yang video call Nia. Lalu Nia pun menjawab panggilan videonya.Nia mencoba untuk bersikap biasa saja. Seolah-olah sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa.Lalu Nia menjawab panggilan video dari Bobi, "hallo kak." Kata Nia."Iya hallo Nia." Jawab Bobi."Ada apa kak?" Tanya Nia."Gak ada apa-apa Nia. Emang gak boleh ya aku
Semakin hari Bobi semakin tertarik dengan Nia.Sementara Ridwan masih terheran-heran dengan kejadian kemarin. Dia tidak percaya kalau temannya yang pemalu bila berhubungan dengan wanita, ternyata bisa berbicara seperti itu di depan Nia dan Ridwan.Ridwan masih bertanya-tanya, apakah itu sungguh atau hanya bercanda semata?Dari pada dia penasaran gak jelas, Ridwan memilih untuk bertanya langsung pada Bobi. Keesokan harinya Ridwan langsung menelpon Bobi untuk memastikannya.Ketika melihat HPnya berdering Bobi langsung melihatnya dan ternyata itu panggilan telpon dari Ridwan. Lalu Bobi langsung menjawab panggilan itu."hallo wan." kata Bobi."iya hallo Bos." kata Ridwan.Ridwan selalu memanggil Bobi dengan nama Bos, karena karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. walaupun dalam status sosial, orang tua Ridwan lebih sukses daripada orang tua Bobi."Ada apa wan? tumben telpon." kata Bobi."gak ada apa-apa bos." kata Ridwan
Ridwan dan Bobi kadang selalu menemani Nia berangkat kerja lewat video call. Sambil Nia jalan ke tempat kerja sambil ngobrol bareng mereka. Ridwan selalu bercandain Bobi kalau lagi video call bareng. "Bos lihat tuh Nia, kasian tau dia jalan kerja capek tau. cepetan dong seriusin jangan di biarin kerja." kata Ridwan. "tenang nanti kalau habis kontrak kerja yang ini dia gak bakalan aku biarin bekerja lagi deh." kata Bobi. "nah gitu dong bos." kata Bobi. "udah dulu ya udah mau masuk ni. aku pamit duluan ya? dah." kata Nia sambil mematikan video call nya. Setelah itu Ridwan dan Bobi membicarakan soal masalah pekerjaan mereka. Dan Ridwan telah memikirkan mateng-mateng, akhirnya Ridwan pun memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat orang lain. Dia memilih untuk membuka usaha sendiri. Dan memulai lagi dari nol. Ridwan lebih fokus pada karirnya yang baru akan di mulai dari nol. sementara Bobi sudah mapan dan siap untuk berumah tangga.
semakin lama Nia dan Bobi semakin dekat, Bahkan Bobi sudah mengenalkan Nia kepada orang tua nya. Dan orang tua nya juga setuju-setuju aja dengan pilihan Bobi. Bobi mengenalkan Nia kepada orang tua nya sebagai kekasih nya dan berniat untuk menjalin hubungan yang serius dengan Nia. Orang tua nya juga mendukung hubungan mereka.Bobi mengenalkan Nia pada orang tua nya lewat video call."Assalamualaikum mah, apa kabar?" kata Bobi pada mamah nya."wa'alaikumsalam Bobi. Alhamdulillah baik Bob. Bobi apa kabar?" tanya ibu Bobi."Alhamdulillah mah kabar Bobi baik. mah, kenalin ini ada Nia yang suka Bobi ceritain ke mamah." kata Bobi."oh ini yang nama nya Nia. salam kenal Nia." kata ibu Bobi."oh iya Bu, salam kenal Bu." kata Nia.Lalu ibu nya bertanya pada Nia, "kenal dengan Bobi dari mana Nia?""Di kenalin sama Ridwan teman nya Bobi bu." kata Nia."oh iya. Nia Rumah nya dimana?" kata ibu Bobi."Di tasik Bu."
Seperti biasa hari-hari berikutnya Bobi selalu nelpon Nia, dari membicarakan hal-hal yang gak penting sampai membicarakan masa depan."Nia, kamu tau gak?" Tanya Bobi."Tau apa kak?" Kata Nia."Aku hari ini cape banget." Kata Bobi."Tumben cape, kan kakak kerjanya perasaan gak begitu cape deh." Kata Nia"Iya tapi sekarang cape banget soalnya aku abis beli barang banyak banget. Jdi tadi tuh yang seharusnya jam 12 aku udah pulang, aku jadi pulang jam 3 sore." Kata Bobi."Oh gitu. Yang sabar ya kak. Cape dalam kerja itu biasa. Kita harus bersyukur masih punya pekerjaan dan penghasilan. Di luar sana masih banyak orang yang ingin bekerja dan belum punya penghasilan. Bahkan mungkin masih banyak orang yang mendambakan pekerjaan seperti kakak." Kata Nia."Iya Nia aku juga bersyukur kok." Kata Bobi"Oh iya Nia aku mau nanya boleh gak?" Tanya Bobi."Boleh, emang mau nanya apa?" Kata Nia
Setelah Bibi Ani membicarakan Rina orang yang Bobi inginkan untuk menjadi pendamping hidup Bobi, lalu kesokan harinya Bibi Ani pun pergi berkunjung ke rumah Rina yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Bibi Ani dan Bobi.Mungkin untuk menuju rumah Rina, Bibi Ani dan mang Dion suami dari Bibi Ani tidak perlu menggunakan kendaraan. Mereka cukup berjalan kaki untuk menuju rumah Rina."Assalamualaikum" Kata Mang Dion dan Bibi Ani sambil mengetuk rumah orang tua nya Rina."Wa'alaikumsalam." Jawab orang tua nya Rina."Silahkan masuk pak, Buk. Silahkan duduk." Ibu asih mempersilahkan mang Dion dan Bibi Ani masuk kedalam rumah nya.Lalu ibu Asih berteriak meminta Rina untuk menjamu tamu "Rin, tolong ambilkan air minum untuk ibu Ani dan pak Dion.""Iya mah." Jawab Rina yang sedang di dapur menyiapkan minum untuk tamu.Tak lama kemudian Rina datang sambil membawa minuman dan makanan untuk tamu "sila
Pada pukul tujuh malam biasanya semua keluarga sudah pada ngumpul di rumahnya masing-masing untuk beristirahat setelah sibuk seharian menjalankan semua aktifitasnya di luar rumah. Begitupun dengan keluarga Bapak Budi dan Ibu Asih yang sedang berkumpul bersama kedua anaknya. Ibu Asih memiliki dua orang anak. Anak yang pertama bernama Riko dan anak yang kedua bernama Rina. Rina adalah seorang anak gadis yang masih duduk di bangku sekolah. Rina masih anak kelas dua SMA pada saat Bobi memintanya pada Ibu nya. Rina merupakan seorang anak gadis yang lugu di kampungnya. Dia juga belum pernah di nilai buruk oleh tetangganya pada saat itu. Ya bisa di bilang dia ada anak yang cukup baik waktu itu. Makanya Bobi tertarik pada Rina. Pada saat mereka lagi kumpul, tiba-tiba Ibu nya menanyakan yang tadi sore bibi Ani dan mang Dion bicarakan. "Pak, tdi sore ada Ibu Ani sama pak Dion datang ke rumah." Kata Ibu Asih. "Tumben,Ada per
Ke esokan harinya, pada jam 9 pagi Ibu Asih menemui bibi Ani di Rumahnya untuk memberikan jawaban yang mungkin mereka tunggu- tunggu."Assalamualaikum" Kata Ibu Asih sambil mengetuk pintu rumah Ibu Ani"Wa'alaikumsalam" Kata Ibu Ani sambil membukakan pintu"Eh Ibu Asih, silahkan masuk bu, silahkan duduk." Kata Ibu Ani mempersilahkan tamunya."Iya Terima kasih bu." Kata Ibu Asih."Tunggu sebentar ya bu saya mau mengambikan minum dulu." Kata Ibu Ani sambil berjalan ke dapur.Lalu Ibu Ani kembali lagi ke ruang tamu sambil menyuguhkan minuman yang dia bawa."Silahkan di minum bu." Kata Ibu Ani"Iya makasih bu." Kata Ibu Asih"Iya sama-sama bu, Oh iya bu gimana udah ada jawaban belum?" Tanya Ibu Ani"Udah bu. Katanya di coba aja dulu saling kenal dulu. Nanti kalau mereka berdua cocok ya saya sama suami mah setuju- setuju aja. Kami berdua pasti akan merestui hubungan mereka." Kata Ibu