Hari demi hari sudah berlalu. Dan merekapun sudah cukup lama untuk saling mengenal. Bahkan mereka sudah semakin akrab dan terkadang mereka saling bertukar kabar melalui video call.
Ridwan adalah lelaki yang sangat ramah sama semua orang. Baik laki-laki ataupun perempuan. Jadi tidak heran jika dia mempunyai banyak teman.
Dan dia juga mempunyai banyak teman perempuan yang cukup dekat dengannya. Mereka merasa senang berteman dengan dia, mungkin karena sikapnya yang selalu perhatian sama semua perempuan. Jadi gak salah kalau semua perempuan selalu merasa nyaman berteman dengannya.
Ridwan adalah seorang pendengar yang baik dan pemberi saran yang cukup baik. Dan dia juga tak jarang selalu menjadi penenang yang baik ketika perempuan-perempuan itu sedang berada dalam masalah yang cukup berat. Jadi tak heran kalau banyak sekali teman perempuannya yang sering curhat masalah pribadinya sama Ridwan, dari mulai masalah keluarga sampai masalah percintaan.
Salah satu teman nya adalah Bobi. Tapi dia bukan perempuan. Dia adalah teman laki-laki nya.
Bobi memiliki kepribadian yang berlawanan dengan Ridwan. Jika Ridwan adalah seorang lelaki yang mempunyai banyak teman perempuan, maka Bobi adalah lelaki yang tidak bisa dekat dengan perempuan. Bahkan dia belum pernah pacaran sama sekali. Untuk mengajak berkenalan dengan perempuan di sosial media saja dia tidak mempunyai keberanian.
Pernah beberapa kali di kenalkan kepada perempuan oleh keluarganya, namun semuanya gagal dan gak pernah bertahan lama. Semua perempuan yang dikenalkan keluarganya mundur secara perlahan.
Mungkin karena sikap Bobi yang sangat dingin dan cuek tiada tandingannya. Bobi juga tidak pandai membuka topik pembicaraan sama lawan jenisnya. Bahkan dia gerogi ketika ada cewek yang ngajak video call untuk saling tatap muka.
Entah apa yang membuatnya tidak percaya diri. Padahal jika di bandingkan dengan Ridwan, karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. Masa depan dia juga sudah terlihat cerah. Dia sudah mempunyai bisnis sendiri dan sudah mempunyai rumah sendiri. Dalam segi materinya saat ini dia sudah sangat mapan.
Tapi Ridwan dan Bobi mempunyai kesamaan yang baik, Mereka tidak merokok dan tidak pernah minum minuman beralkohol.
Bobi merantau cukup jauh yang mengharuskan untuk naik kapal atau pesawat, Berbeda dengan Ridwan.
Malam ini Bobi menghubungi Ridwan lewat telpon genggamnya, "Hallo wan? " Kata Bobi.
"Iya hallo Bob." Jawab Ridwan.
"Apa kabar lo?" Tanya Bobi basa basi.
"Baik Bob. Lo sendiri gimana kabar lo?" Tanya Ridwan.
"Gue juga baik wan." Jawab Bobi.
"Tumben lo nelpon gue. Ada apa Bob?" Tanya Ridwan.
"Gak ada apa-apa wan, Biasalah gue cuman mau shareing masalah percintaan aja sama lo." Kata Bobi.
"Kenapa? Lo ada masalah?" Tanya Ridwan.
Lalu Bobi mulai menceritakan apa maksud dan tujuan dia menghubungi Ridwan "gini lo wan, lo tau gue kan? Gue itu orangnya gak bisa dekat sama perempuan, bahkan untuk ngajak kenalan perempuan di sosial media aja gue gak mempunyai keberanian. Sementara di umur gue yang sekarang ini kayaknya gue sudah harus mencari pasangan hidup deh."
"Ya terus hubungannya sama gue apa? Lo mau gue jadi pendamping hidup lo?" Kata Ridwan sambil bercanda dan tertawa.
"Gue serius wan. Lo harus bantuin gue." Kata Bobi.
"Iya gue tau ko Bob. Terus lo butuh bantuan apa dari gue?" Tanya Ridwan.
"Lo kan punya banyak teman atau kenalan perempuan, lo bisa gak kenali gue sama salah satu teman lo?" Tanya Bobi.
Lalu Ridwan bertanya kembali pada Bobi "emang lo cari cewek yang tipenya kayak gimana?"
"Ya kalau bisa sih yang enak di ajak ngobrol dan gak cuek biar bisa nyambung. Yang bisa membuka topik pembicaraan duluan, kalau soal fisik sih lo juga sudah tau kan gimana selera gue" Kata Bobi.
"Ok nanti aku kenalin lo sama temen gue. Nanti kita video call bareng bertiga." Kata Ridwan. Lalu Ridwan melanjutkan pembicaraannya lagi, "tapi menurut gue, mending lo berteman aja dulu sama cwe itu. Jangan di ajak pacaran, karena dia tidak mau di jadikan pacar. Dia mau nyari lelaki yang mau menjalin hubungan yang serius. Tapi kalau mau berteman, dia juga gak bakal keberatan ko. Berteman aja dulu, nanti kalau sudah saling kenal dan sudah bertemu baru boleh lo seriusin kalau lo cocok."
"Ok siap. Tapi lo ceritain dulu karakter gue seperti apa ke dia. Biar dia bisa ngertiin gue." Kata Bobi.
"Ok tenang aja Bob nanti gue kasih tau dulu cewek nya tentang lo. Nyantai aja, dia asik ko orangnya,baik pula." Kata Ridwan.
Setelah lama berbicara Ridwan dan Bobi mengakhiri percakapannya karena hari sudah sangat larut malam. Mereka beristirahat untuk kembali bekerja untuk hari besok.
Hidup ini bukan hanya sekedar tentang aku dan kamu, juga bukan hanya srkedar tentang kau dan dia. Hidup ini juga bukan sekedar tentang cinta dan perasaan.Tapi, hidup ini tentang siapa yang benar- benar ingin memperjuangkan. Tentang siapa yang rela berkorban dan tentang siapa yang benar- benar ingin memiliki.Karena pada akhirnya, lelaki yang kita cintai dan yang hanya mencintai kita, akan terkalahkan dengan lelaki yang benar- benar mau memperjuangkan kita.* * *Terkadang tidak semua orang dapat mengerti tentang luka yang kita rasakan. Terkadang tidak semua orang paham atas sakit yang kita terima.Mungkin sebagian orang akan terus menyalahkan ku. Dan sebagian lainnya akan terus menyalahkan dia. Tapi mungkin pada kenyataannya tidak ada yang harus di salahkan, karena ini masalah hati. Jadi, hanya aku, dia, dan tuhan yang tau dan mengerti.Mungkin ini yang dinamakan takdir. Sebagus apapun dan sesempurna apapun rencana kita, tidak akan pernah menjadi nyata jika tuhan tidak mengizinkan.
Setelah sekia lama, Bobi terus srperti itu dan terus menghubungi Nia. Lama kelamaan Nia mulai merasa risih dengan sikap bobi yang seperti itu. Akhirnya Nia memutuskan untuk bersikap tegas pada Bobi.Tak lama kemudian Hp Nia berdering, dan ternyata benar dugaan Nia pasti Bobi yang menelpon Nia. Bobi menghubungi Nia dengan video call. Lalu Nia pun menjawab video call dari Bobi." Hallo Ni." Kata Bobi"Iya Hallo Bob. Ada apa ya?" Jawab Nia"Gak ada apa-apa Ni. Emang kenapa? Aku gak boleh hubungin kamu lagi ya?" Tanya Bobi dengan polosnya"Bukan gitu Bob. Emang pacar kamu gak marah apa kamu hubungi aku terus?" Tanya Nia"Enggaklah, Kan dia gak tau kalau aku masih suka hubungin kamu." Jawab Bobi dengan wajah dan muka datarnya seolah- olah dia gak merasa bersalah sama sekali. Seakan akan prilakunya itu benar."Astagfirlloh Bob." Kata Nia sambil menepuk jidatnya sendiri.Entahlah, Nia gak ngerti dengan cara berpikirnya Bobi.Apa dia tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan pasangannya jika
Waktu terus berjalan dan Nia melanjutkan hidupnya dengan membiasakan diri tanpa kekasih.Banyak lelaki yang mulai mndekati Nia dengan mengajak berkenalan, berteman, dan bahkan ada yang sampai mengajak Nia menikah. Kedengaran nya sih itu aneh bagi Nia, ketika ada lelaki yang tiba-tiba langsung ngajak Nikah tanpa proses perkenalan dulu. Makanya Nia langsung menolaknya. Lagian lelaki itu bukan tipe laki-laki yang di idamkan oleh Nia.Semakin banyak lelaki yang mencoba masuk dalam kehidupan Nia dan mengejar hati Nia, semakin Nia merasa risih. Dan akhirnya Nia tidak lagi merespon laki-laki mana pun.Dari semua laki-laki itu bahkan ada yang mencaci maki Nia lewat inbox facebook dengan sumpah serapahnya."Heh Nia, lu itu jadi cewe sombong banget sih. Kenapa lu cuekin gue? Emang lelaki yang lu cari itu seperti apa sih? Lu punya apa sih sombong banget gak mau ngerespon gue? Aku sumpahin ya lu gak akan nikah-nikah kalau gak bales pesan gue. Lu berani ya sama gue hah?" Kata lelaki itu di facebo
Bab 51Setelah beberapa hari Nia merantau d Sukabumi, Bobi masih saja terus - terusan menghubungi Nia.Nia heran sama sikap Bobi yang terus - terusan seperti itu. Tapi Nia tetap sabar menghadapinya, Nia tidak mau Bobi malah jadi sakit hati kalau seandainya Nia nasehatin dia.Padahal Bobi sendiri sudah punya gebetan baru, tapi kenapa dia masih terus- terusan menghubungi Nia?Apa gebetan barunya terlalu sibuk? Sehingga Bobi mempunyai banyak waktu luang untuk menghubungi Nia.* * *Malam ini seperti biasa Bobi menghubungi Nia lewat video call. Rasanya gak enak kalau Nia tidak menerima panggilannya. Maka dari itu Nia menerima panggilan video call dari Bobi."Hallo" kata Nia"Hallo Nia, apa kabar?" Tanya Bobi"Baik. Kamu sendiri gimana kabarnya?" Tanya Nia"Baik" kata Bobi"Syukurlah kalau baik." Kata NiaNia bingung harus ngomong apa lagi sama Bobi, karena pada kenyataannya su
Nia kira setelah dia pergi jauh meninggalkan kampung halamannya, Bobi tidak akan menghubunginya lagi. Tapi ternyata dugaan Nia salah. Bobi masih tetap terus menghubungi Nia. Meskipun hanya basa basi untuk mencari tau kabar Nia. Bobi juga sering curhat atau bahkan dia meminta pendapat Nia tentang apa yang akan dia lakukan. Hari ini Bobi menghubungi Nia lewat video call. "Hai Nia. Apa kabar." Tanya Bobi. "Hai. Kabar ku baik. Kamu apa kabar?" Tanya Nia "Baik,, baik,, " Kata Bobi "Ya syukurlah." Kata Nia Sebenarnya Nia merasa kesal karena Bobi masih terus menghubungi nya. Bukannya dulu dia yang ini Nia menjauh dari hidupnya? Bukannya dulu dia yang menyuruh Nia pergi jauh meninggalkan kampung halaman agar kita tak saling mengingat lagi. Lalu kenapa sekarang dia terus-terusan menghubungi Nia lagi? Aneh memang. Tapi Nia berusaha untuk tetap
Beberapa hari setelah Nia dan Bobi memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka, Nia mulai mencari informasi lowongan kerja. Dia menanyakan informasi lowongan kerja sama yang punya kontrakan di dekat perusahaan itu. Untungnya Nia masih menyimpan nomor HP itu. Dan ternyata di perusahaan yang dulu Nia pernah kerja, di sana sedang membuka lowongan kerja. Akhirnya Nia memutuskan untuk merantau lagi ke sukabumi. Nia tidak mau terlalu lama berlarut larut meratapi kesedihan nya. Nia harus bisa move on. Dengan dia bekerja di kota orang, dia akan mempunyai banyak kesibukan. Semoga saja itu dapat mengalihkan pikirannya dan secara perlahan bisa melupakan semua masa lalunya. "Aku harus bangkit." Kata Nia dalam hati ketika dia berada di dalam bus tujuan sukabumi. Air matanya terus mengalir sepanjanng dalam perjalanan itu. Nia sudah berusaha untuk kuat, tapi ia tidak bisa menahan air matanya dan akhirnya dia membiarkan air mata itu jatuh. Mun
Setelah beberapa hari Nia menunggu kepastian dari Bobi, akhirnya hari ini Bobi mengajak Nia bertemu di luar untuk membicarakan kelanjutan dari hubungan mereka.Apakah mereka akan terus-terusan menjalani hubungan tanpa kejelasan?Atau mereka akan nekad memaksa agar orang tua Bobi merestui hubungan mereka?Atau mereka malah akan mengakhiri hubungan mereka?Nia sebenarnya takut untuk mendengar keputusan Bobi dan mendengarkan apa yang telah orang tua Bobi katakan pada Bobi. Yaaa tau sendiri kalau lidah itu tidak bertulang, apa lagi orang tuanya Bobi yang tidak cukup pandai menjaga lisannya. Kata-kata nya cukup tajam untuk melukai hati Nia. Tapi mau tidak mau, Nia harus tetap tegar kuat dan harus bisa menerima apapun yang di katakan Bobi nanti.Kali ini Nia sudah lebih pasrah dan ikhlas dengan semua yang akan terjadi nanti. Nia sudah siap jika pada akhirnya mereka harus berpisah. Nia juga sudah siap jika akhirnya Nia harus
Semakin lama, Nia semakin kesal dengan sikap Bobi yang terus-terusan memaksa Nia untuk selalu ada waktu buat dirinya. Bobi juga terus-terusan ingin selalu bertemu dengan Nia walaupun hanya sekedar menghabiskan senja dengan jalan-jalan mengelilingi kota bersama Nia dengan menggunakan sepedah motornya. Nia capek dengan sikap Bobi. Akhirnya Nia berusaha untuk tegas dengan Bobi. Sore ini Bobi mengajak Nia jalan- jalan sore seperti biasa hanya sekedar mengelilingi kota, menghabiskan senja. "Bob." Kata Nia pada saat mereka sedang asik jalan-jalan mengelilingi kota. "Iya Ni, kenapa?" Jawab Bobi "Aku mau nanya serius. Boleh?" Kata Nia "Boleh, Nanya apa Ni?" Kata Bobi "Sebenarnya mau kamu tuh apa sih Bob?" Kata Nia "Apa sih Ni? Aku gak ngerti." Kata Bobi "Yang mau kita putus itu kamu kan? Tapi kenapa sekarang kamu selalu memaksa aku untuk tidak berubah dan kamu mau aku bersikap seper
Setelah Ridwan tau kalau Nia dan Bobi sudah putus, Ridwan dan Nia semakin dekat. Dan setelah Ridwan tau bagaimana perlakuan Bobi dan orang tua nya terhadap Nia, Ridwan menjadi lebih perhatian dan tak jarang Ridwan juga sering meminta Nia ngasih semangat dan do'a untuk dirinya sebelum dia berangkat kerja. Nia juga selalu memberikan Ridwan semangat dan mendo'akan sebelum dia berangkat kerja. Karena Nia berpikir kalau Ridwan adalah orang baik. Nia memang selalu begitu, dia selalu berpikir bahwa semua orang itu baik. Bahkan sama Bobi dan kedua orang tua nya Bobi saja, Nia selalu berpikir kalau mereka itu orang baik seperti dirinya. Nia selalu berpikir kalau mereka akan memperlakukan Nia dengan baik dan akan selalu menghargai orang lain. Tapi nyatanya, tidak semua orang itu baik seperti dirinya, tidak semua orang itu bisa menghargai orang lain seperti dirinya, dan tidak semua orang yang punya hati itu akan selalu menggunakan hatinya.