Semakin hari Bobi semakin tertarik dengan Nia.
Sementara Ridwan masih terheran-heran dengan kejadian kemarin. Dia tidak percaya kalau temannya yang pemalu bila berhubungan dengan wanita, ternyata bisa berbicara seperti itu di depan Nia dan Ridwan.
Ridwan masih bertanya-tanya, apakah itu sungguh atau hanya bercanda semata?
Dari pada dia penasaran gak jelas, Ridwan memilih untuk bertanya langsung pada Bobi. Keesokan harinya Ridwan langsung menelpon Bobi untuk memastikannya.
Ketika melihat HPnya berdering Bobi langsung melihatnya dan ternyata itu panggilan telpon dari Ridwan. Lalu Bobi langsung menjawab panggilan itu.
"hallo wan." kata Bobi.
"iya hallo Bos." kata Ridwan.
Ridwan selalu memanggil Bobi dengan nama Bos, karena karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. walaupun dalam status sosial, orang tua Ridwan lebih sukses daripada orang tua Bobi.
"Ada apa wan? tumben telpon." kata Bobi.
"gak ada apa-apa bos." kata Ridwan
"gue juga tau, pasti lo mau nanyain kejadian kemarin ya?" kata Bobi menebaknya.
"hahaha" Ridwan tertawa. "iya bos, itu lo serius bos? " tanya Ridwan.
"ya serius lah wan. kayaknya aku suka beneran sama Nia wan. Dia tipe perempuan yang gue inginkan wan." kata Bobi.
Lalu Ridwan memberikan saran pada Bobi "Bos, kalau menurut gue sih kayaknya lo kecepatan deh. ya walaupun gue salut sama lo. lo udah berani mengatakan apa yang lo rasakan. Nia itu punya trauma di masa lalunya Bos, Dia pernah di tinggalin pacarnya ketika sedang sayang-sayangnya. gue takut nanti lo juga malah nyakitin Nia. soalnya setau gue, Nia juga gak nyari pacar Bos. Dia nyari yang serius. mending sekarang lo berteman aja dulu biar saling mengenal dulu satu sama lain. Nanti kalau sudah bertemu tatap muka langsung, baru lo bisa memutuskan kalau lo yakin memilih Nia. Gue juga kan temannya Nia, gue juga gak mau kalau suatu saat nanti Nia benci sama gue hanya gara-gara gue ngenalin lo ke dia dan akhirnya lo malah nyakitin Dia."
"Dengerin ya wan, gue juga serius sama Nia. Gue gak main-main. Tapi ok gue terima saran dari lo, ok gue akan memutuskan apakah Nia adalah perempuan yang akan gue ajak berkomitmen nanti atau bukan setelah gue bertemu langsung dengan Dia." kata Bobi.
"ya walaupun nantinya lo memutuskan untuk berkomitmen sama dia juga gue ikut senang, dan gue akan mendukung kalian." Kata Ridwan.
"iya makasih ya wan sebelumnya lo udah mau bantuin gue dan ngenalin gue sama Nia." kata Bobi.
"iya sama-sama Bos. nyantai aja, sesama teman kan kita harus saling membantu." kata Ridwan.
Lalu Bobi bertanya pada Ridwan namun keluar dari topi pembicaraan yang sebelumnya.
"wan lo gak kerja?" tanya Bobi.
"kerja Bos, Tapi sepi Bos. Kayaknya gue harus keluar dari zona nyaman ini deh Bos. Bos ikut kerja dong di sana kira-kira kerja apa gitu?" kata Ridwan.
"kalau menurut gue, mending lo terusin karir bokap lo aja wan. kalau nerusin kan gampang gak perlu ngemodal lagi." kata Bobi.
"ah gak mau Bos. gue pengen punya usaha sendiri aja. Tapi usaha apa ya Bos?". tanya Ridwan.
" ya udah kalau pengen buka usaha sendiri lo bikin usaha makanan aja. kan lo udah paham cara mengolahnya. Tapi jangan di situ, jangan di tempat orang. lo bikin usaha sendiri dan ngemodal sendiri." kata Bobi.
"iya benar juga ya Bos." kata Ridwan
"iyalah, soalnya kalau lo terus-terusan kerja d perusahaan orang lo gak bakal ada kemajuan. Yang ada lo malah bikin orang lain kaya tapi lo gitu-gitu aja gak ada peningkatan." Kata Bobi.
"Tapi gue belum punya modalnya Bos." kata Ridwan.
"kalau lo mau, lo bisa pinjem dulu buat modalnya dari gue." kata Bobi menawarkan bantuan.
"ya udah Bos nanti gue akan keluar dari sini." kata Ridwan.
"iya nanti tinggal kabarin aja lo butuh uang berapa? " kata Bobi.
"iya siap Bos." kata Ridwan.
Lalu merekapun mengakhiri panggilan telepon mereka.
Ridwan dan Bobi kadang selalu menemani Nia berangkat kerja lewat video call. Sambil Nia jalan ke tempat kerja sambil ngobrol bareng mereka. Ridwan selalu bercandain Bobi kalau lagi video call bareng. "Bos lihat tuh Nia, kasian tau dia jalan kerja capek tau. cepetan dong seriusin jangan di biarin kerja." kata Ridwan. "tenang nanti kalau habis kontrak kerja yang ini dia gak bakalan aku biarin bekerja lagi deh." kata Bobi. "nah gitu dong bos." kata Bobi. "udah dulu ya udah mau masuk ni. aku pamit duluan ya? dah." kata Nia sambil mematikan video call nya. Setelah itu Ridwan dan Bobi membicarakan soal masalah pekerjaan mereka. Dan Ridwan telah memikirkan mateng-mateng, akhirnya Ridwan pun memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat orang lain. Dia memilih untuk membuka usaha sendiri. Dan memulai lagi dari nol. Ridwan lebih fokus pada karirnya yang baru akan di mulai dari nol. sementara Bobi sudah mapan dan siap untuk berumah tangga.
semakin lama Nia dan Bobi semakin dekat, Bahkan Bobi sudah mengenalkan Nia kepada orang tua nya. Dan orang tua nya juga setuju-setuju aja dengan pilihan Bobi. Bobi mengenalkan Nia kepada orang tua nya sebagai kekasih nya dan berniat untuk menjalin hubungan yang serius dengan Nia. Orang tua nya juga mendukung hubungan mereka.Bobi mengenalkan Nia pada orang tua nya lewat video call."Assalamualaikum mah, apa kabar?" kata Bobi pada mamah nya."wa'alaikumsalam Bobi. Alhamdulillah baik Bob. Bobi apa kabar?" tanya ibu Bobi."Alhamdulillah mah kabar Bobi baik. mah, kenalin ini ada Nia yang suka Bobi ceritain ke mamah." kata Bobi."oh ini yang nama nya Nia. salam kenal Nia." kata ibu Bobi."oh iya Bu, salam kenal Bu." kata Nia.Lalu ibu nya bertanya pada Nia, "kenal dengan Bobi dari mana Nia?""Di kenalin sama Ridwan teman nya Bobi bu." kata Nia."oh iya. Nia Rumah nya dimana?" kata ibu Bobi."Di tasik Bu."
Seperti biasa hari-hari berikutnya Bobi selalu nelpon Nia, dari membicarakan hal-hal yang gak penting sampai membicarakan masa depan."Nia, kamu tau gak?" Tanya Bobi."Tau apa kak?" Kata Nia."Aku hari ini cape banget." Kata Bobi."Tumben cape, kan kakak kerjanya perasaan gak begitu cape deh." Kata Nia"Iya tapi sekarang cape banget soalnya aku abis beli barang banyak banget. Jdi tadi tuh yang seharusnya jam 12 aku udah pulang, aku jadi pulang jam 3 sore." Kata Bobi."Oh gitu. Yang sabar ya kak. Cape dalam kerja itu biasa. Kita harus bersyukur masih punya pekerjaan dan penghasilan. Di luar sana masih banyak orang yang ingin bekerja dan belum punya penghasilan. Bahkan mungkin masih banyak orang yang mendambakan pekerjaan seperti kakak." Kata Nia."Iya Nia aku juga bersyukur kok." Kata Bobi"Oh iya Nia aku mau nanya boleh gak?" Tanya Bobi."Boleh, emang mau nanya apa?" Kata Nia
Setelah Bibi Ani membicarakan Rina orang yang Bobi inginkan untuk menjadi pendamping hidup Bobi, lalu kesokan harinya Bibi Ani pun pergi berkunjung ke rumah Rina yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Bibi Ani dan Bobi.Mungkin untuk menuju rumah Rina, Bibi Ani dan mang Dion suami dari Bibi Ani tidak perlu menggunakan kendaraan. Mereka cukup berjalan kaki untuk menuju rumah Rina."Assalamualaikum" Kata Mang Dion dan Bibi Ani sambil mengetuk rumah orang tua nya Rina."Wa'alaikumsalam." Jawab orang tua nya Rina."Silahkan masuk pak, Buk. Silahkan duduk." Ibu asih mempersilahkan mang Dion dan Bibi Ani masuk kedalam rumah nya.Lalu ibu Asih berteriak meminta Rina untuk menjamu tamu "Rin, tolong ambilkan air minum untuk ibu Ani dan pak Dion.""Iya mah." Jawab Rina yang sedang di dapur menyiapkan minum untuk tamu.Tak lama kemudian Rina datang sambil membawa minuman dan makanan untuk tamu "sila
Pada pukul tujuh malam biasanya semua keluarga sudah pada ngumpul di rumahnya masing-masing untuk beristirahat setelah sibuk seharian menjalankan semua aktifitasnya di luar rumah. Begitupun dengan keluarga Bapak Budi dan Ibu Asih yang sedang berkumpul bersama kedua anaknya. Ibu Asih memiliki dua orang anak. Anak yang pertama bernama Riko dan anak yang kedua bernama Rina. Rina adalah seorang anak gadis yang masih duduk di bangku sekolah. Rina masih anak kelas dua SMA pada saat Bobi memintanya pada Ibu nya. Rina merupakan seorang anak gadis yang lugu di kampungnya. Dia juga belum pernah di nilai buruk oleh tetangganya pada saat itu. Ya bisa di bilang dia ada anak yang cukup baik waktu itu. Makanya Bobi tertarik pada Rina. Pada saat mereka lagi kumpul, tiba-tiba Ibu nya menanyakan yang tadi sore bibi Ani dan mang Dion bicarakan. "Pak, tdi sore ada Ibu Ani sama pak Dion datang ke rumah." Kata Ibu Asih. "Tumben,Ada per
Ke esokan harinya, pada jam 9 pagi Ibu Asih menemui bibi Ani di Rumahnya untuk memberikan jawaban yang mungkin mereka tunggu- tunggu."Assalamualaikum" Kata Ibu Asih sambil mengetuk pintu rumah Ibu Ani"Wa'alaikumsalam" Kata Ibu Ani sambil membukakan pintu"Eh Ibu Asih, silahkan masuk bu, silahkan duduk." Kata Ibu Ani mempersilahkan tamunya."Iya Terima kasih bu." Kata Ibu Asih."Tunggu sebentar ya bu saya mau mengambikan minum dulu." Kata Ibu Ani sambil berjalan ke dapur.Lalu Ibu Ani kembali lagi ke ruang tamu sambil menyuguhkan minuman yang dia bawa."Silahkan di minum bu." Kata Ibu Ani"Iya makasih bu." Kata Ibu Asih"Iya sama-sama bu, Oh iya bu gimana udah ada jawaban belum?" Tanya Ibu Ani"Udah bu. Katanya di coba aja dulu saling kenal dulu. Nanti kalau mereka berdua cocok ya saya sama suami mah setuju- setuju aja. Kami berdua pasti akan merestui hubungan mereka." Kata Ibu
Dengan hati yang tidak karuan dan gerogi, Bobi memberanikan diri untuk mencoba menghubungi Rina.Bagi seorang Bobi pada saat itu untuk memulai berbicara dengan perempuan itu sangat berat sekali. Namun kali ini Bobi harus memberanikan diri untuk menghubungi Rina.Bobi menghubungi Rina lewat nomor whatsapp yang di berikan Bibi nya kepadanya."Assalamualaikum." Kata Bobi di dalam pesan whatsapp nya.Setelah beberapa menit Bobi mengirim pesan ke Rina, tapi sama sekali tidak ada respon dari Rina. Lalu Bobi mencoba lagi mengirimkan pesan lagi pada Rina, takutnya Rina tidak tau kalau yang mengirim pesan itu Bobi."Rin, ini aku Bobi." Kata Bobi kembali mengirimkan Rina pesan lagi.Rina sebenarnya tau ada pesan dari Bobi, tapi dia malas untuk membalas pesan itu. Rina bingung harus gimana. Makanya dia membiarkan dulu pesan dari Bobi sambil berpikir apakah dia harus membalasnya atau tidak.Setelah di pik
Setelah Bobi menceritakan semua kejadian dan pengalamannya kepada Nia, Nia malah menjadi ragu untuk menjalankan hubungan yang serius dengan Bobi. Di benaknya muncul ketakutan-ketakutan yang Nia khawatirkan di waktu yang akan datang.Lalu Nia bertanya pada Bobi "oh iya kak aku mau nanya boleh? " Kata Nia"Boleh, mau nanya apa?" Kata Bobi"Apakah hubungan kakak dengan Rina sudah selsai?" Tanya Rina."Ya udah lah. Aku sudah gak ada hubungan apa-apa lagi dengan Rina. Lagian kejadian itu sudah sangat lama. Sudah hampir satu tahun lebih. Lagian dia yang menjauh dan menghilang. Itu artinya dia menolak aku secara halus." Kata Bobi"Iya juga sih. Mungkin itu penolakan secara halus. Emang sekarang udah gak pernah kontekan lagi ya?" Kata Nia."Udah gak pernah kontekan lagi baik di whatsapp, di Facebook, dimanapun itu udah gak pernah kontekan lagi." Kata Bobi"Kamu kenpa sih ko kayaknya khawatir banget?" Tanya Bobi pada Nia