Share

Bab 8

Semakin hari Bobi semakin tertarik dengan Nia.

Sementara Ridwan masih terheran-heran dengan kejadian kemarin. Dia tidak percaya kalau temannya yang pemalu bila berhubungan dengan wanita, ternyata bisa berbicara seperti itu di depan Nia dan Ridwan.

Ridwan masih bertanya-tanya, apakah itu sungguh atau hanya bercanda semata?

Dari pada dia penasaran gak jelas, Ridwan memilih untuk bertanya langsung pada Bobi. Keesokan harinya Ridwan langsung menelpon Bobi untuk memastikannya.

Ketika melihat HPnya berdering Bobi langsung melihatnya dan ternyata itu panggilan telpon dari Ridwan. Lalu Bobi langsung menjawab panggilan itu.

"hallo wan." kata Bobi.

"iya hallo Bos." kata Ridwan.

Ridwan selalu memanggil Bobi dengan nama Bos, karena karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. walaupun dalam status sosial, orang tua Ridwan lebih sukses daripada orang tua Bobi.

"Ada apa wan? tumben telpon." kata Bobi.

"gak ada apa-apa bos." kata Ridwan

"gue juga tau, pasti lo mau nanyain kejadian kemarin ya?" kata Bobi menebaknya.

"hahaha" Ridwan tertawa. "iya bos, itu lo serius bos? " tanya Ridwan.

"ya serius lah wan. kayaknya aku suka beneran sama Nia wan. Dia tipe perempuan yang gue inginkan wan." kata Bobi.

Lalu Ridwan memberikan saran pada Bobi "Bos, kalau menurut gue sih kayaknya lo kecepatan deh. ya walaupun gue salut sama lo. lo udah berani mengatakan apa yang lo rasakan. Nia itu punya trauma di masa lalunya Bos, Dia pernah di tinggalin pacarnya ketika sedang sayang-sayangnya. gue takut nanti lo juga malah nyakitin Nia. soalnya setau gue, Nia juga gak nyari pacar Bos. Dia nyari yang serius. mending sekarang lo berteman aja dulu biar saling mengenal dulu satu sama lain. Nanti kalau sudah bertemu tatap muka langsung, baru lo bisa memutuskan kalau lo yakin memilih Nia. Gue juga kan temannya Nia, gue juga gak mau kalau suatu saat nanti Nia benci sama gue hanya gara-gara gue ngenalin lo ke dia dan akhirnya lo malah nyakitin Dia."

"Dengerin ya wan, gue juga serius sama Nia. Gue gak main-main. Tapi ok gue terima saran dari lo, ok gue akan memutuskan apakah Nia adalah perempuan yang akan gue ajak berkomitmen nanti atau bukan setelah gue bertemu langsung dengan Dia." kata Bobi.

"ya walaupun nantinya lo memutuskan untuk berkomitmen sama dia juga gue ikut senang, dan gue akan mendukung kalian." Kata Ridwan.

"iya makasih ya wan sebelumnya lo udah mau bantuin gue dan ngenalin gue sama Nia." kata Bobi.

"iya sama-sama Bos. nyantai aja, sesama teman kan kita harus saling membantu." kata Ridwan.

Lalu Bobi bertanya pada Ridwan namun keluar dari topi pembicaraan yang sebelumnya.

"wan lo gak kerja?" tanya Bobi. 

"kerja Bos, Tapi sepi Bos. Kayaknya gue harus keluar dari zona nyaman ini deh Bos. Bos ikut kerja dong di sana kira-kira kerja apa gitu?" kata Ridwan.

"kalau menurut gue, mending lo terusin karir bokap lo aja wan. kalau nerusin kan gampang gak perlu ngemodal lagi." kata Bobi.

"ah gak mau Bos. gue pengen punya usaha sendiri aja. Tapi usaha apa ya Bos?". tanya Ridwan.

" ya udah kalau pengen buka usaha sendiri lo bikin usaha makanan aja. kan lo udah paham cara mengolahnya. Tapi jangan di situ, jangan di tempat orang. lo bikin usaha sendiri dan ngemodal sendiri." kata Bobi.

"iya benar juga ya Bos." kata Ridwan

"iyalah, soalnya kalau lo terus-terusan kerja d perusahaan orang lo gak bakal ada kemajuan. Yang ada lo malah bikin orang lain kaya tapi lo gitu-gitu aja gak ada peningkatan." Kata Bobi.

"Tapi gue belum punya modalnya Bos." kata Ridwan.

"kalau lo mau, lo bisa pinjem dulu buat modalnya dari gue." kata Bobi menawarkan bantuan.

"ya udah Bos nanti gue akan keluar dari sini." kata Ridwan.

"iya nanti tinggal kabarin aja lo butuh uang berapa? " kata Bobi.

"iya siap Bos." kata Ridwan.

Lalu merekapun mengakhiri panggilan telepon mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status