Share

Bab 7

Pagi ini mata hari sangat cerah dan Nia masih bermalas-malasan di tempat tidur. Karena hari ini Nia masih libur kerja. Jadi dia bisa bangun agak siang. 

Setelah kejadian kemarin Nia masih bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya. Dia penasaran ingin bertanya tapi dia gak berani. Dia takut kalau itu hanya bercanda. Akhirnya dia buang pikiran tentang kejadian kemarin. Dia cukup menganggapnya bercanda. Dia menata hatinya supaya tidak bawa perasaan.karena dia tidak mau di kecewakan. 

Tidak lama kemudian HP Nia berdering, menandakan ada panggilan masuk. Begitu Nia melihatnya, ternyata Bobi yang video call Nia. Lalu Nia pun menjawab panggilan videonya. 

Nia mencoba untuk bersikap biasa saja. Seolah-olah sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa.

Lalu Nia menjawab panggilan video dari Bobi, "hallo kak." Kata Nia. 

"Iya hallo Nia." Jawab Bobi. 

"Ada apa kak?" Tanya Nia. 

"Gak ada apa-apa Nia. Emang gak boleh ya aku video call kamu?" Kata Bobi. 

"Boleh kok kak nyantai aja, aku juga lagi gak sibuk ini. Kakak gak kerja?" Tanya Nia. 

"Enggak ah Ni, mau libur dulu." Kata Bobi. 

"Enak ya jadi kakak bebas mau libur kapanpun kakak mau." Kata Nia. 

Bobi tertawa dan lanjut bicara, "ya enak nya gitu. Tapi ada juga gak enaknya Nia, gak cuman enak aja."

"Gak enaknya apa? " Tanya Nia. 

"Gak enaknya, aku tiap hari harus melayani konsumen dan pelanggan dan aku di paksa untuk pandai bicara dan ramah. Yang sebenarnya itu berlawanan dengan karakter ku" Kata Bobi. 

"Oh iya juga ya." Jawab Nia. 

Lalu Bobi lanjut bicara, "ya mungkin kalo untuk seseorang seperti Ridwan itu mudah karena dia sudah pandai bicara dan ramah."

"Iya, iya." Kata Nia. 

"Oh iya Nia kamu kemarin pasti kaget ya aku bicara seperti itu?" Tanya Bobi. 

"Bicara yang mana kak?" Nia malah balik bertanya. 

"Yang itu, yang aku bilang cewek idaman ku adalah kamu." Kata Bobi. 

"Oh itu. Jujur sih aku emang kaget dengar kakak berani ngomong gitu depan Ridwan. Tapi nyantai aja kak, aku juga tau kakak becanda." Kata Nia sambil tertawa. 

"Itu gak becanda kok. Aku emang beneran suka sama kamu. Aku ngerasa kamu adalah satu-satunya cewek yang bisa bikin aku nyaman, bisa menerima apa adanya diri ku, dan kayanya kamu juga baik." Kata Bobi. 

"Oh. Tau gak kejadian kemarin seketika membuat aku jadi salah tingkah tau. Boleh aja sih kakak mau suka sama aku juga, tapi kakak juga tau kan aku gak mau d ajak pacaran." Kata Nia. 

"Iya tau. Aku juga serius ko, gak main-main." Kata Bobi. 

"Oh" Kata Nia. 

"Kamu bakal nerima aku gak kalau aku mau serius berkomitmen sama kamu?" Tanya Bobi. 

"Ya kita kan belum pernah ketemu. Jadi ya sekarang mah jalanin aja dulu untuk saling mengenal. Nanti aja keputusannya kalau kita sudah bertemu. Kan kakak juga belum tau aku kayak gimana. Gimana kalau ketika video call beda sama aslinya? Nanti kakak kecewa." Kata Nia. Karena menurut Nia itu terlalu cepat. 

"Oh ya udah kalau gitu mah. Aku juga ngerti ko, kamu takut aku ngecewain kamu ya?" Kata Bobi. 

"Bukan gitu kak, tapi aku takut ketika aku sudah memutuskan kita untuk berkomitmen dan aku sudah berharap lebih. terus nanti pas kita ketemu, kakak malah ninggalin nia." Kata Nia. 

"Enggak lah Nia, gak bakalan. Aku itu bukan orang yang seperti itu. Aku udah yakin kalau kamu adalah yang terbaik buat aku." Kata Bobi. 

"Ya udah jalanin aja." Kata Nia. 

"Iya" Kata Bobi. 

Setelah lama mereka bicara, membicarakan segala sesuatu yang mungkin lebih ke membicarakan masa depan mereka gimana nantinya. 

Dan Bobi sering bertanya sesuatu yang mungkin pertanyaan itu untuk menyimpulkan apakah cara berpikir Nia sama dengannya atau tida. Atau mungkin jawaban Nia tidak sesuai dengan jawaban yang Bobi harapkan. 

"Oh iya Nia, aku mau nanya. Kalau nanti kita akhirnya berjodoh, kamu akan memilih tinggal dimana? Apakah kamu mau tinggal dengan ku d rumah yang sudah aku miliki tapi dengan ibuku?" Tanya Bobi. 

"Ya aku akan mengikuti apa yang di katakan pasangan ku nanti. Kalau perlu aku akan ikut merantau dengan pasangan ku nanti. Karena seorang istri itu adalah makmum jadi harus ngikutin imamnya." Kata Nia. 

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan dari Bobi yang mungkin secara tidak langsung pertanyaan itu untuk mengetes cara berpikir Nia. Tapi Nia menjawabnya dengan sempurna. Semua jawaban Nia sesuai dengan yang Bobi harapkan. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status