Pagi ini mata hari sangat cerah dan Nia masih bermalas-malasan di tempat tidur. Karena hari ini Nia masih libur kerja. Jadi dia bisa bangun agak siang.
Setelah kejadian kemarin Nia masih bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya. Dia penasaran ingin bertanya tapi dia gak berani. Dia takut kalau itu hanya bercanda. Akhirnya dia buang pikiran tentang kejadian kemarin. Dia cukup menganggapnya bercanda. Dia menata hatinya supaya tidak bawa perasaan.karena dia tidak mau di kecewakan.
Tidak lama kemudian HP Nia berdering, menandakan ada panggilan masuk. Begitu Nia melihatnya, ternyata Bobi yang video call Nia. Lalu Nia pun menjawab panggilan videonya.
Nia mencoba untuk bersikap biasa saja. Seolah-olah sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa.
Lalu Nia menjawab panggilan video dari Bobi, "hallo kak." Kata Nia.
"Iya hallo Nia." Jawab Bobi.
"Ada apa kak?" Tanya Nia.
"Gak ada apa-apa Nia. Emang gak boleh ya aku video call kamu?" Kata Bobi.
"Boleh kok kak nyantai aja, aku juga lagi gak sibuk ini. Kakak gak kerja?" Tanya Nia.
"Enggak ah Ni, mau libur dulu." Kata Bobi.
"Enak ya jadi kakak bebas mau libur kapanpun kakak mau." Kata Nia.
Bobi tertawa dan lanjut bicara, "ya enak nya gitu. Tapi ada juga gak enaknya Nia, gak cuman enak aja."
"Gak enaknya apa? " Tanya Nia.
"Gak enaknya, aku tiap hari harus melayani konsumen dan pelanggan dan aku di paksa untuk pandai bicara dan ramah. Yang sebenarnya itu berlawanan dengan karakter ku" Kata Bobi.
"Oh iya juga ya." Jawab Nia.
Lalu Bobi lanjut bicara, "ya mungkin kalo untuk seseorang seperti Ridwan itu mudah karena dia sudah pandai bicara dan ramah."
"Iya, iya." Kata Nia.
"Oh iya Nia kamu kemarin pasti kaget ya aku bicara seperti itu?" Tanya Bobi.
"Bicara yang mana kak?" Nia malah balik bertanya.
"Yang itu, yang aku bilang cewek idaman ku adalah kamu." Kata Bobi.
"Oh itu. Jujur sih aku emang kaget dengar kakak berani ngomong gitu depan Ridwan. Tapi nyantai aja kak, aku juga tau kakak becanda." Kata Nia sambil tertawa.
"Itu gak becanda kok. Aku emang beneran suka sama kamu. Aku ngerasa kamu adalah satu-satunya cewek yang bisa bikin aku nyaman, bisa menerima apa adanya diri ku, dan kayanya kamu juga baik." Kata Bobi.
"Oh. Tau gak kejadian kemarin seketika membuat aku jadi salah tingkah tau. Boleh aja sih kakak mau suka sama aku juga, tapi kakak juga tau kan aku gak mau d ajak pacaran." Kata Nia.
"Iya tau. Aku juga serius ko, gak main-main." Kata Bobi.
"Oh" Kata Nia.
"Kamu bakal nerima aku gak kalau aku mau serius berkomitmen sama kamu?" Tanya Bobi.
"Ya kita kan belum pernah ketemu. Jadi ya sekarang mah jalanin aja dulu untuk saling mengenal. Nanti aja keputusannya kalau kita sudah bertemu. Kan kakak juga belum tau aku kayak gimana. Gimana kalau ketika video call beda sama aslinya? Nanti kakak kecewa." Kata Nia. Karena menurut Nia itu terlalu cepat.
"Oh ya udah kalau gitu mah. Aku juga ngerti ko, kamu takut aku ngecewain kamu ya?" Kata Bobi.
"Bukan gitu kak, tapi aku takut ketika aku sudah memutuskan kita untuk berkomitmen dan aku sudah berharap lebih. terus nanti pas kita ketemu, kakak malah ninggalin nia." Kata Nia.
"Enggak lah Nia, gak bakalan. Aku itu bukan orang yang seperti itu. Aku udah yakin kalau kamu adalah yang terbaik buat aku." Kata Bobi.
"Ya udah jalanin aja." Kata Nia.
"Iya" Kata Bobi.
Setelah lama mereka bicara, membicarakan segala sesuatu yang mungkin lebih ke membicarakan masa depan mereka gimana nantinya.
Dan Bobi sering bertanya sesuatu yang mungkin pertanyaan itu untuk menyimpulkan apakah cara berpikir Nia sama dengannya atau tida. Atau mungkin jawaban Nia tidak sesuai dengan jawaban yang Bobi harapkan.
"Oh iya Nia, aku mau nanya. Kalau nanti kita akhirnya berjodoh, kamu akan memilih tinggal dimana? Apakah kamu mau tinggal dengan ku d rumah yang sudah aku miliki tapi dengan ibuku?" Tanya Bobi.
"Ya aku akan mengikuti apa yang di katakan pasangan ku nanti. Kalau perlu aku akan ikut merantau dengan pasangan ku nanti. Karena seorang istri itu adalah makmum jadi harus ngikutin imamnya." Kata Nia.
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan dari Bobi yang mungkin secara tidak langsung pertanyaan itu untuk mengetes cara berpikir Nia. Tapi Nia menjawabnya dengan sempurna. Semua jawaban Nia sesuai dengan yang Bobi harapkan.
Semakin hari Bobi semakin tertarik dengan Nia.Sementara Ridwan masih terheran-heran dengan kejadian kemarin. Dia tidak percaya kalau temannya yang pemalu bila berhubungan dengan wanita, ternyata bisa berbicara seperti itu di depan Nia dan Ridwan.Ridwan masih bertanya-tanya, apakah itu sungguh atau hanya bercanda semata?Dari pada dia penasaran gak jelas, Ridwan memilih untuk bertanya langsung pada Bobi. Keesokan harinya Ridwan langsung menelpon Bobi untuk memastikannya.Ketika melihat HPnya berdering Bobi langsung melihatnya dan ternyata itu panggilan telpon dari Ridwan. Lalu Bobi langsung menjawab panggilan itu."hallo wan." kata Bobi."iya hallo Bos." kata Ridwan.Ridwan selalu memanggil Bobi dengan nama Bos, karena karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. walaupun dalam status sosial, orang tua Ridwan lebih sukses daripada orang tua Bobi."Ada apa wan? tumben telpon." kata Bobi."gak ada apa-apa bos." kata Ridwan
Ridwan dan Bobi kadang selalu menemani Nia berangkat kerja lewat video call. Sambil Nia jalan ke tempat kerja sambil ngobrol bareng mereka. Ridwan selalu bercandain Bobi kalau lagi video call bareng. "Bos lihat tuh Nia, kasian tau dia jalan kerja capek tau. cepetan dong seriusin jangan di biarin kerja." kata Ridwan. "tenang nanti kalau habis kontrak kerja yang ini dia gak bakalan aku biarin bekerja lagi deh." kata Bobi. "nah gitu dong bos." kata Bobi. "udah dulu ya udah mau masuk ni. aku pamit duluan ya? dah." kata Nia sambil mematikan video call nya. Setelah itu Ridwan dan Bobi membicarakan soal masalah pekerjaan mereka. Dan Ridwan telah memikirkan mateng-mateng, akhirnya Ridwan pun memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat orang lain. Dia memilih untuk membuka usaha sendiri. Dan memulai lagi dari nol. Ridwan lebih fokus pada karirnya yang baru akan di mulai dari nol. sementara Bobi sudah mapan dan siap untuk berumah tangga.
semakin lama Nia dan Bobi semakin dekat, Bahkan Bobi sudah mengenalkan Nia kepada orang tua nya. Dan orang tua nya juga setuju-setuju aja dengan pilihan Bobi. Bobi mengenalkan Nia kepada orang tua nya sebagai kekasih nya dan berniat untuk menjalin hubungan yang serius dengan Nia. Orang tua nya juga mendukung hubungan mereka.Bobi mengenalkan Nia pada orang tua nya lewat video call."Assalamualaikum mah, apa kabar?" kata Bobi pada mamah nya."wa'alaikumsalam Bobi. Alhamdulillah baik Bob. Bobi apa kabar?" tanya ibu Bobi."Alhamdulillah mah kabar Bobi baik. mah, kenalin ini ada Nia yang suka Bobi ceritain ke mamah." kata Bobi."oh ini yang nama nya Nia. salam kenal Nia." kata ibu Bobi."oh iya Bu, salam kenal Bu." kata Nia.Lalu ibu nya bertanya pada Nia, "kenal dengan Bobi dari mana Nia?""Di kenalin sama Ridwan teman nya Bobi bu." kata Nia."oh iya. Nia Rumah nya dimana?" kata ibu Bobi."Di tasik Bu."
Seperti biasa hari-hari berikutnya Bobi selalu nelpon Nia, dari membicarakan hal-hal yang gak penting sampai membicarakan masa depan."Nia, kamu tau gak?" Tanya Bobi."Tau apa kak?" Kata Nia."Aku hari ini cape banget." Kata Bobi."Tumben cape, kan kakak kerjanya perasaan gak begitu cape deh." Kata Nia"Iya tapi sekarang cape banget soalnya aku abis beli barang banyak banget. Jdi tadi tuh yang seharusnya jam 12 aku udah pulang, aku jadi pulang jam 3 sore." Kata Bobi."Oh gitu. Yang sabar ya kak. Cape dalam kerja itu biasa. Kita harus bersyukur masih punya pekerjaan dan penghasilan. Di luar sana masih banyak orang yang ingin bekerja dan belum punya penghasilan. Bahkan mungkin masih banyak orang yang mendambakan pekerjaan seperti kakak." Kata Nia."Iya Nia aku juga bersyukur kok." Kata Bobi"Oh iya Nia aku mau nanya boleh gak?" Tanya Bobi."Boleh, emang mau nanya apa?" Kata Nia
Setelah Bibi Ani membicarakan Rina orang yang Bobi inginkan untuk menjadi pendamping hidup Bobi, lalu kesokan harinya Bibi Ani pun pergi berkunjung ke rumah Rina yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Bibi Ani dan Bobi.Mungkin untuk menuju rumah Rina, Bibi Ani dan mang Dion suami dari Bibi Ani tidak perlu menggunakan kendaraan. Mereka cukup berjalan kaki untuk menuju rumah Rina."Assalamualaikum" Kata Mang Dion dan Bibi Ani sambil mengetuk rumah orang tua nya Rina."Wa'alaikumsalam." Jawab orang tua nya Rina."Silahkan masuk pak, Buk. Silahkan duduk." Ibu asih mempersilahkan mang Dion dan Bibi Ani masuk kedalam rumah nya.Lalu ibu Asih berteriak meminta Rina untuk menjamu tamu "Rin, tolong ambilkan air minum untuk ibu Ani dan pak Dion.""Iya mah." Jawab Rina yang sedang di dapur menyiapkan minum untuk tamu.Tak lama kemudian Rina datang sambil membawa minuman dan makanan untuk tamu "sila
Pada pukul tujuh malam biasanya semua keluarga sudah pada ngumpul di rumahnya masing-masing untuk beristirahat setelah sibuk seharian menjalankan semua aktifitasnya di luar rumah. Begitupun dengan keluarga Bapak Budi dan Ibu Asih yang sedang berkumpul bersama kedua anaknya. Ibu Asih memiliki dua orang anak. Anak yang pertama bernama Riko dan anak yang kedua bernama Rina. Rina adalah seorang anak gadis yang masih duduk di bangku sekolah. Rina masih anak kelas dua SMA pada saat Bobi memintanya pada Ibu nya. Rina merupakan seorang anak gadis yang lugu di kampungnya. Dia juga belum pernah di nilai buruk oleh tetangganya pada saat itu. Ya bisa di bilang dia ada anak yang cukup baik waktu itu. Makanya Bobi tertarik pada Rina. Pada saat mereka lagi kumpul, tiba-tiba Ibu nya menanyakan yang tadi sore bibi Ani dan mang Dion bicarakan. "Pak, tdi sore ada Ibu Ani sama pak Dion datang ke rumah." Kata Ibu Asih. "Tumben,Ada per
Ke esokan harinya, pada jam 9 pagi Ibu Asih menemui bibi Ani di Rumahnya untuk memberikan jawaban yang mungkin mereka tunggu- tunggu."Assalamualaikum" Kata Ibu Asih sambil mengetuk pintu rumah Ibu Ani"Wa'alaikumsalam" Kata Ibu Ani sambil membukakan pintu"Eh Ibu Asih, silahkan masuk bu, silahkan duduk." Kata Ibu Ani mempersilahkan tamunya."Iya Terima kasih bu." Kata Ibu Asih."Tunggu sebentar ya bu saya mau mengambikan minum dulu." Kata Ibu Ani sambil berjalan ke dapur.Lalu Ibu Ani kembali lagi ke ruang tamu sambil menyuguhkan minuman yang dia bawa."Silahkan di minum bu." Kata Ibu Ani"Iya makasih bu." Kata Ibu Asih"Iya sama-sama bu, Oh iya bu gimana udah ada jawaban belum?" Tanya Ibu Ani"Udah bu. Katanya di coba aja dulu saling kenal dulu. Nanti kalau mereka berdua cocok ya saya sama suami mah setuju- setuju aja. Kami berdua pasti akan merestui hubungan mereka." Kata Ibu
Dengan hati yang tidak karuan dan gerogi, Bobi memberanikan diri untuk mencoba menghubungi Rina.Bagi seorang Bobi pada saat itu untuk memulai berbicara dengan perempuan itu sangat berat sekali. Namun kali ini Bobi harus memberanikan diri untuk menghubungi Rina.Bobi menghubungi Rina lewat nomor whatsapp yang di berikan Bibi nya kepadanya."Assalamualaikum." Kata Bobi di dalam pesan whatsapp nya.Setelah beberapa menit Bobi mengirim pesan ke Rina, tapi sama sekali tidak ada respon dari Rina. Lalu Bobi mencoba lagi mengirimkan pesan lagi pada Rina, takutnya Rina tidak tau kalau yang mengirim pesan itu Bobi."Rin, ini aku Bobi." Kata Bobi kembali mengirimkan Rina pesan lagi.Rina sebenarnya tau ada pesan dari Bobi, tapi dia malas untuk membalas pesan itu. Rina bingung harus gimana. Makanya dia membiarkan dulu pesan dari Bobi sambil berpikir apakah dia harus membalasnya atau tidak.Setelah di pik