Share

Kedatangan Anton 2

Iya juga, ya. Dulu aku pernah bertanya kenapa Bang Angga tidak ke kampung duluan bilang sama orang tua untuk mengurus pernikahan. Kata Bang Angga itu urusan gampang. Ayahnya pasti setuju.

“Maaf, Ayah, saya sibuk dinas.”

“Ingin rasanya Ayah bilang kalian anak durhaka. Tapi … kalian tetap anak Ayah. Kapan pesta pernikahannya. Maaf, Ayah tidak akan bisa datang.” Wow, sepertinya Om Andi merasa tidak dihargai sekali.

“Ehm, tiga bulan lagi Ayah,” jawab Anton.

“Sudah kamu ajak tidur anak orang?”

“Ayah!” Suara Anton langsung meninggi.

“Tinggal jawab saja apa susahnya.”

“Saya bukan seperti Ay—”

“Sabar, Anton, sabar, bukan begini caranya bicara dengan orang tua.” Tukang ojeg yang kemarin kelihatan melerai perdebatan ayah dan anak.

“Belum, Ayah, saya menjaganya dengan baik.” Anton, kelihatan sekali dia berusaha meredam amarahnya.

“Abang, tak baik bertanya aib orang, Bang. Walau memang benar mereka pernah, tapi bukan harus ditanya terang-terangan begini.” Hmm, tukang ojeg kemarin meman
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status