Share

Penghuni Cermin 1

Aku turuti saja apa kata Om Andi. Rumah benar-benar aku asapi semuanya dari lantai bawah dahulu. Di kamarku tidak usah saja, karena aku merasa seram. Masih teringat dengan sosok yang mendekap hingga membuatku kecanduan. Semoga saja dia tidak pernah datang lagi, karena kalau datang aku takut aku yang akan menyambutnya.

“Permisi, Om, Indah masuk kamar, ya.” Aku berbicara sendirian agak kuat seolah-olah orangnya ada di rumah.

Ya, si Om sudah pergi karena ada pekerjaan katanya. Tadi dia sempat bertanya apakah aku ada titip. Tentu saja, aku meminta bolu atau apalah roti begitu. Sudah kusodorkan uang tapi dia tidak mau. Ya, terserah saja asalkan barang datang.

Jengkal demi jengkal kamar Om Andi aku asapi. Mulai dari sudut ke sudut. Lalu aku memutari kasurnya yang ditutup kelambu. Apa, ya? Pikiranku jadi ke mana-mana. Tadi malam aku tidur di sana. Persis seperti pengantin, untung saja bajuku masih tertutup. Ah, sebenarnya apa yang aku harapkan? Isi kepalaku tidak jelas.

Aku memegang sprei
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status