"Jadi, putriku hari ini akan menikah ?" Sora sangat terkejut mendengar informasi dari orang suruhannya.
"Iya, Nyonya. Nona Mega akan menikah hari ini dan pernikahannya digelar dengan cukup mewah karena pria yang menikahinya sangat kaya." Orang itu meyakinkan Sora. Dia menyampaikan semua infomasi yang sudah susah payah dia dapatkan.
"Ini tidak bisa dibiarkan!" geram Sora. Dia melemparkan vas bunga yang baru saja dia ambil dari atas meja.
"Kau tahu tempat mereka akan menikah?" tanya Sora dengan nada tinggi.
"Maafkan saya, Nyonya. Untuk tempatnya saya tidak tahu," jawab orang itu dengan jujur karena saat dia mencari informasi, banyak sekali orang yang menghalanginya.
"Sial!" Sora mengacak-acak rambutnya. Dia sangat tidak suka dengan kabar bahagia itu. Mega dan Mahendra bahkan tidak memberitahunya sama sekali.
"Dimas sudah beberapa kali meninggalkan aku karena ingin mengejar Mega kembali, tetapi sekarang anak itu malah ak
"Dasar mesum!" umpat Mega dengan wajah merona merah seperti tomat. Tubuhnya langsung bergidik karena Alex selalu berhasil membuatnya tersipu dan teringat dengan aktivitas panas yang pernah mereka lalukan.Entah itu salah Alex, atau salahnya sendiri yang memiliki pikiran kotor. Kenapa dia harus menikah dengan pria seperti Alex yang di otaknya hanya berisi adegan ranjang. Mungkin memang sudah takdir dia menjadi bagian dari itu semua."Ya, aku memang mesum karena aku ingin segera punya banyak anak darimu." Alex menjadikan kepala wanita itu sebagai tumpuan dagunya. Ekspresi wajahnya terlihat sangat serius."A-anak?" tanya Mega lirih. Alex pernah berkata jika dirinya mungkin saja sudah hamil, tetapi itu tidak mungkin karena setelah enam bulan lamanya tidak berjumpa mereka baru melalukan hubungan lagi tiga hari yang lalu."Iya, Anak. Kau tidak akan keberatan mengandung anak-anakku, 'kan?" Alex menatap lekat pantulan wajah istrinya dari cermin rias.
"Ya Tuhan, Alex. Aku sama sekali tidak memerhatikan adik kecilmu karena aku hanya tidak sengaja melihatnya. Lagipula aku berkata begitu karena aku hanya sedang mengutarakan pendapat saja," ucap Mega seraya memalingkan wajah dan menutup kedua matanya dengan telapak tangan."Pendapatmu seperti pujian untukku dan aku sangat menyukainya. Aku berjanji akan selalu membuatmu puas dengan milikku ini, Sayang. Di sini tersimpan banyak benih berkualitas yang akan menjadi anak-anak kita nanti." Alex mengatakannya dengan sangat percaya diri seraya menyandarkan tubuhnya ke tembok kamar mandi.Mega ingin tertawa mendengar ucapan suaminya, tetapi dia tidak berani melakukannya."I-iya aku sudah tahu, kau tidak perlu mengatakannya dengan detail. Jika kau mau mandi cepatlah ke sini mendekat ke arahku agar kita cepat selesai!" pinta Mega dengan wajah merona. Dia tidak ingin menyinggung perasaan suaminya dengan menolak keinginann
"Apa kau sudah merasa puas sekarang?" Mega bertanya sarkas walau dengan suara lirih.Wanita itu mendelik tajam menatap suaminya. Namun, yang ditatap malah tertawa puas penuh kemenangan seperti manusia tanpa dosa."Sedikit puas," jawab Alex dengan wajah yang berbinar senang. Jawaban pria itu membuat Mega ingin sekali memukul wajah suaminya yang sialnya diciptakan sangat tampan."Astaga, apa kau ini benar-benar manusia?" Mega memutar bola matanya. Dia tidak tahu berasal dari mana energi pria itu."Tentu saja aku manusia, memang kau pikir siapa aku?" Alex mencubit hidung mancung istrinya karena merasa lucu mendengar pertanyaan itu."Devil," gumam Mega yang masih dapat didengar suaminya."Jadi, kau istri seorang iblis?" terang Alex yang membuat mata Mega langsung membola dan Alex kembali tertawa keras.Pasangan pengantin baru itu baru saja selesai mandi setelah menghabiskan waktu cukup lama di dalam sana karena Alex berhasil menggarap set
"Istriku sayang, aku akan bersemangat jika kau mau aku tembak dengan benih lagi," ucap Alex dengan suara serak menggoda."Jangan menggodaku karena aku akan segera tidur sekarang!" Di bawah selimut yang tebal itu wajah Mega telah memerah seperti tomat.Jantungnya berdetak tidak karuan setelah menyadari jika tadi dirinya menggoda sang suami.Oh, betapa malunya dia saat ini. Mega langsung menutup matanya rapat-rapat dan memutuskan untuk langsung tidur.Alex terkekeh seraya mengangkat kedua bahunya tidak peduli. Dia kembali menatap layar laptop dan melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, sesekali dia menoleh ke arah istrinya yang tidak lagi bergerak di bawah selimut.Ketika waktu menunjukkan pukul dua dini hari, Alex baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dia menguap seraya merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Ketika matanya menatap ke arah ranjang, dia langsung tergelak ketika melihat posisi tubuh istrinya yang berantakan. Selimut tidak l
Mahendra melirik sahabatnya sekilas, dia merasa sedikit tenang dengan jaminan kebahagiaan putrinya itu."Mama juga berani menjamin kebahagiaan cucu menantuku." Oma setuju dengan ucapan putranya. Senyuman secerah mentari terlukis di bibir wanita tua itu."Terima kasih karena kalian mau menerima putriku menjadi bagian dari keluarga kalian." Nada suaranya terdengar begitu senang. Kalau begitu, mari kita lihat bagaimana hubungan mereka di masa depan," ucap Mahendra dengan seringai hangat di bibirnya."Oma berharap mereka akan bahagia selamanya sampai maut memisahkan keduanya." Oma tersenyum lembut menyalurkan kepedulian dan perhatian yang sangat tinggi kepada cucu dan cucu menantunya."Semoga saja," gumam Mahendra dengan suara berat. Masih ada kekhawatiran dalam hatinya walau sahabatnya telah menjamin kebahagiaan putrinya, hati dan pikirannya masih belum bisa tenang sepenuhnya.***Alex dan Mega bangun saat matahari sudah berada di posisi yang tin
Sesampainya di rumah Sora, Dimas langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu. Dia tidak peduli jika akan dianggap tidak sopan."Sora, di mana kau?" teriak Dimas dari ruang keluarga. Suaranya yang besar membuat Sora langsung menuju ke ruangan itu dengan wajah kesal."Di mana sopan santunmu ketika bertamu ke rumah orang?" Sora menuding wajah Dimas penuh amarah. Awalnya dia berpikir jika Dimas mungkin masih akan bersikap baik padanya. Namun, degannya ternyata sangat salah."Persetan dengan sopan santun. Cepat katakan informasi apa yang akan kau beritahukan padaku!" Dimas menatap jam di pergelangan tangannya, tidak ingin membuang banyak waktu.Sora merasa ingin memukul kepala pria itu karena sangat menyebalkan. Dalam hatinya dia mengutuk pria itu dengan sumpah serapah."Apa begini caramu bertanya kepada wanita yang sudah sering menghangatkan ranjangmu?" kesal Sora dengan kedua tangan terlipat di depan dada."Tidak usa
"Kau benar-benar pria tidak bermoral," ujar Sora seraya berdiri. Pantatnya terasa cukup sakit karena benturan yang cukup keras tadi."Terserah apa katamu. Jika kau tidak mau memberitahu aku tentang informasi itu dengan jujur, aku tidak peduli lagi dan akan pergi dari sini sekarang." Dimas melangkah cepat menuju pintu. Dia tidak ingin berlama-lama lagi di rumah wanita tua itu karena menganggap Sora hanya main-main."Aku sudah memberitahumu, terserah kau mau percaya atau tidak," teriak Sora menatap tajam punggung lebar pria itu."Mega tidak mungkin menikah dengan pria lain karena satu-satunya yang dia cintai hanya aku," ujar Dimas dengan sangat percaya diri. Dia menghentikan langkahnya kemudian berbalik dan menatap Sora jijik.Sora terkekeh penuh ejekan. Dia berpikir jika Dimas adalah pria yang sangat tidak tahu malu."Kau akan memohon padaku untuk kembali suatu hari nanti," ucap Sora penuh dengan rasa dendam."Mustahil! Itu tidak akan pernah
"Mudah bagimu saat mengatakannya, tetapi berbeda dengan diriku." Mega masih merasa cemas. Dia mengerucutkan bibirnya dan Alex yang gemas langsung menciumnya. "Sudah aku bilang tidak usah dipikirkan. Kau akan cepat tua jika memikirkan apa kata orang. Mereka tidak mengerti sepenuhnya tentang kita sehingga tidak ada sesuatu hal yang perlu kau takutkan." Alex mengusap lembut pipi Mega. Namun, wanita itu langsung memukul tangan Alex karena pipinya kini belepotan saus lobster. "Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana perasaanku karena aku bukan wanita." Mega mengelap pipinya dengan tisu, kemudian menyudahi makannya. "Kau ternyata sangat banyak bicara, ya?" Alex malah terkekeh dan mengabaikan istrinya yang sedang ngambek. Mega tidak menjawab. Dia pergi ke dapur kemudian mencuci tangannya yang kotor. Setelah makan, mereka kembali ke kamar dan berbincang di sana. Tidak ada aktivitas lain yang mereka lakukan karena ingin menghab