Share

Bab 109. Menuju Harapan

Kepercayaan diri kami semakin tebal. Ini membulatkan keyakinan kalau semesta memang sudah mendukung kebersamaanku dengan Alex dari sebelum aku lahir. Buktinya, kakek kami berdua ternyata bersahabat dari muda.

Bukankah itu sebuah kebetulan yang langka?

“Wah kalau begitu Ibu ngomong dengan Eyangmu lebih gampang. Tidak usah dijelaskan, Eyang sudah tahu benar bebet, bibit, bobotnya Nak Alex,” seru Ibu dengan suara gembira.

“Kalau begitu, semua bisa dibilang lancar, ya, Bu?” Alex menimpali dengan senyuman mengembang, senang.

“Jelas, dong.”

Aku mengambil foto dari tangannya, memastikan bahwa itu memang benar Eyang Jaya.

“Kumisnya memang sama, Bu. Tapi … memang ini Eyang?” tanyaku ragu.

Yang ada di foto itu pemuda pribumi yang tampan, bukan sangar seperti eyangku yang di kampung. Walaupun sudah termakan usia, seluruh kampung tunduk dengannya. Karenanya, setelah kejadian gagalnya pernikahanku dulu, aku yang ibu memilih kembali ke kampung. Tinggal bersama Eyang Jaya, menjadikan ibu tidak kepik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Defi Andriani
lanjut up lagi kak. semoga jalan menuju halal nya raya dan alex lancar
goodnovel comment avatar
Mis Samia
mudah mudahan direstui
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status