Share

Bab 110. Persiapan Eyang Jaya

Sinar keemasan menyelusup di sela-sela pohon tinggi di kanan kiri jalan luar kota. Setelah tadi istirahat sebentar di masjid saat kumandang azan subuh, kami pun melanjutkan perjalanan yang katanya tidak jauh lagi.

Di sisa perjalanan ini, ibu meminta pindah ke depan. Katanya ini pengurangi rasa pusing yang mendera. Padahal mobil yang kami kendarai nyaman dan Tomo mengemudi dengan tidak ugal ugalan.

“Tidak apa. Kan aku yang senang bisa duduk di sebelahmu,” bisik Alex sambil menggerakkan kaki disentuhkan ke lutut ini. “Harusnya sedari semalam.”

“Serakah,” sahutku sambil mendelik ke arahnya

Walaupun awalnya ngotot, tapi kepala ini berakhir bersandar di pundaknya. Aku kembali merajut mimpi menghabiskan petang yang berujung pada sapaan oleh sang surya. Mata yang masih sepat dipaksa terbuka oleh silaunya sinar pagi.

Dengan malas aku menarik diri, kawatir ketahuan ibu dan menjadi bahan omelan nantinya. Aku melongokkan kepala ke depan, ibu pun masih terlelap dengan bersandar di jendela yang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mis Samia
raya sama kayak aku telat nikah dapat yg lebih muda dari aku 1 thn......,lanjut ya thor.........
goodnovel comment avatar
Mis Samia
wih raya senyum2 sendiri,sama kayak aku bacanya sambil senyum2,moga bahagia ya raya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status