Home / Romansa / CEO Dingin Itu Ayah Anakku / Kesalahan Terus Menerus

Share

Kesalahan Terus Menerus

Author: Galuh Arum
last update Huling Na-update: 2023-04-05 08:43:00

"Astaga, Mbak!" pekik Berlian.

Berlian berlari menghampiri perempuan yang terjatuh dari tangga itu. Untung saja ia bisa menahannya walau sepertinya kaki karyawati itu terkilir.

"Mbak, enggak apa-apa?" tanya Berlian.

"Heh, bodoh sekali kamu masih bertanya seperti itu? Aww … bantu aku bawa ke ruang kesehatan!" titah perempuan itu.

"Eh, iya."

"Aduh, gara-gara kamu kaki saya terkilir. Apa kamu enggak masang papan peringatan hah, awas saja setelah ini saya laporkan kamu ke HRD."

Keterkejutan Berlian hampir saja membuat perempuan itu jatuh kembali. Namun, ia kembali seimbang.

"Ada apa ini?"

Berlian menoleh dan langsung kaget melihat Jonatan dan dia asistennya berada di tangga darurat.

"Pak Jo, tolong saya. Dia ceroboh mengepel tidak memberikan papam peringatan."

"Bantu dia ke ruang kesehatan!" titah Jonathan.

"Baik, Pak."

Berlian bergeming melihat dua asisten Jonathan membopong wanita itu. Dalam hatinya begitu cemas jika ia kembali di keluarkan dari pekerjaannya karena secara langsung bertemu dengan Pak Jo.

Berlian semakin cemas, akibat keteledoran dan tidak fokus membuat ia lupa memasang papan peringatan padahal Bu Heni sudah memperingatinya.

"Kamu bagaimana sih, Lian. Aduh, pasti masalah besar ini. Untung saja lukanya enggak parah hanya terkilir," ujar Neni yang baru saja datang.

"Kamu tahu perbuatan kamu bisa membahayakan orang lainnya," ujar Jonathan.

Berlian tahu kesalahannya bisa berakibat fatal jika tidak cepat menahan perempuan itu. Sudah jelas dirinya akan di proses.

Bu Heni datang setelah di telepon asisten Jonathan.

"Bu Heni, tangani dia."

"Baik, Pak."

Sebelum keluar, Jonatan sempat melihat ke arah Berlian dengan tatapan meremehkan. Pria itu lalu membuang wajah dan Meninggal ruang kesehatan.

"Kamu itu lihat apa sih? Jangan-jangan kamu memperhatikan Pak Jo, iya?" tanya Bu Heni sinis.

"Eh, enggak Bu. Saya hanya mencemaskan kesalahan saya tadi. Mana berani saya memperhatikan Pak Jo."

"Hmm, bagus deh. Sadar diri kamu cuma karyawan bawahan yang bahkan enggak akan di lirik sama mereka yang di atas."

Berlian sadar dengan ucapan Bu Heni jika dirinya sejak dulu sampai sekarang memang tidak pantas untuk Jonathan. Bagaikan bumi dan langit, Berlian pun tak bisa menggapainya pria idamannya. Walau ada Cinta sang putri yang sangat mengharapkan kehadiran sang ayah.

Berlian tersadar dari lamunan saat ucapan Bu Heni kembali terdengar menyakitkan.

"Kamu tahu kesalahan kamu ini bisa bikin keluar peringatan pertama hah?" Bu Heni dengan emosi memarahi Berlian. "Bisa kerja enggak sih?"

"Saya minta maaf atas keteledoran saya." Berlian kembali meminta maaf.

Bu Heni kembali memastikan korban itu, lalu meminta Berlian menghadap HRD sekarang juga karena setiap kelalaian karyawan akan mendapat sanksi. Berlian pun bersama Bu Heni menuju ruang HRD.

Atas kesalahannya, Berlian di berikan surat peringatan pertama, akan tetapi jika ia melakukan kelalaian lagi, sanksi akan lebih berat.

"Bekerja itu harus fokus, masalah sepele saja kamu lupa. Ingat kamu bekerja di tempat seperti ini harus gesit dan jangan lelet." Bu Heni kembali memperingatkan.

"Baik Bu."

***

"Heh. Anterin kopi ke ruangan Pak Jo, tuh. Ngelamun aja dari tadi. Niat kerja nggak sih!?"

Dahi Berlian berkerut dan berpikir sejenak. "Kamu enggak akan meminta aku memberikan kopi ini buat Pak Jonathan kan?"

Nunung terlihat menarik napas, wanita dengan tubuh sedikit gempal itu memperhatikan Berlian.

"Tangan aku hanya dua, Deden sama yang lain sedang enggak di tempat. Sementara, banyak yang memesan kopi. Berlian kamu antar ke ruangan Pak Jonatan," pinta Nunung.

Hal yang sangat di takutkan oleh Berlian, tapi ia sama sekali tidak bisa menolak. Ia menarik napas untuk menangkan dirinya sendiri. Akan tetapi, ia kembali sulit mengendalikan perasaan tidak karuan saat ia harus kembali bertemu dengan Jonatan.

"Cepat, jangan diam saja. Nanti dingin kopinya, aku kena omel lagi. Apalagi kamu yang akan mengantar."

Berlian pun gegas membawa secangkir kopi ke ruangan CEO. Tubuhnya terasa kaku untuk melangkah. Keringat dingin mengucur meski berada di ruangan ber AC.

"Permisi, Pak," ucap Berlian.

"Masuk."

Berlian melangkah ragu sampai akhirnya ia masuk dan melihat sosok itu sedang sibuk dengan beberapa file. Bahkan mungkin tidak mengenali dirinya.

Berlian pun langsung cepat menaruh kopi, tapi tiba-tiba ia kaget dan menumpahkannya ke meja.

"Kamu bisa kerja tidak?"

Jonathan melihat Berlian yang ketakutan karena menumpahkan kopi di meja, untung saja tidak kena file penting. Berlian pun langsung cepat mengelap meja itu.

"Hei, sudah berapa kali kamu membuat kesalahan. Apa hidupmu selalu membuat masalah?" tanya Jonatan.

Berlian tidak berani menatap Jonatan. Bahkan menjawab pun tidak, ia hanya menunduk takut.

"Berlian, apa kamu punya telinga untuk mendengar dan mulut untuk menjawab?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (7)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
bina tang aja lebih tau tugasnya daripada kamu berlian. terlalu goblok. apa yg kau harapkan dg diam dan selalu melakukan kesalahan. goblok,goblok dan goblok.
goodnovel comment avatar
Dani Ramdani
Punya uang punya kuasa hhi
goodnovel comment avatar
Darma Azis
lanjut tour
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Hari bahagia

    6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Ikatan Batin

    Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Al Bara

    Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Gen kemiripan

    Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pintar

    "Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pengganti

    Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status