Share

Bab 15

Author: Natasha
Wajah Lisa seketika memerah. Dia pun melepas genggamannya dan menutupi wajahnya, air matanya terjatuh, membuatnya terlihat sangat kasihan.

Dia memang pantas menjadi publik figur, aktingnya berpura-pura terlihat menyedihkan sungguh menyakinkan.

Kalau bukan karena sikapnya tadi, Thasia mungkin akan percaya pada aktingnya ini.

"Jaga sikapmu!" kata Thasia dengan suara sedikit kencang.

Lisa menangis dan berkata dengan lembut, "Kak Thasia, aku juga tahu malu, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini, aku nggak merebut priamu, tolong jangan salah paham ...."

"Thasia!"

Suara Jeremy terdengar dari kejauhan.

Thasia merasa terkejut, kenapa pria itu bisa ada di sini?

Kalau dipikir-pikir, mungkin Lisa memang sudah merancang semua ini.

Saat Thasia menoleh, Jeremy menatapnya dengan tatapan tajam dan ekspresi tidak senang, seakan-akan dirinya telah membuat kesalahan besar.

Jeremy melangkah mendekat, lalu segera menarik Lisa ke pelukannya.

Tarikannya cukup keras sehingga tubuh Thasia pun terdorong mundur.

"Jeremy," kata Lisa dengan berlinangan air mata.

Jeremy menatap Thasia dengan dingin, lalu berkata, "Minta maaf!"

Thasia menatap mereka, terutama tatapan dingin Jeremy, seperti sedang menusuknya.

Thasia merasa dirinya seperti masuk ke dalam jurang, hatinya terasa sakit. "Kenapa aku harus minta maaf?"

"Karena kamu memukulnya, kamu pikir aku nggak lihat?" kata Jeremy dengan nada dingin.

Lisa segera menahan Jeremy, dia berkata dengan sedih, "Jeremy, jangan salahkan Kak Thasia. Semua salahku, aku yang membuat Kak Thasia marah."

"Nggak perlu membelanya!"

Di tempat ini tidak terlalu banyak orang, juga tidak ada wartawan, jadi tidak ada orang yang memotret mereka.

Mereka bisa dengan leluasa memerankan adegan perebutan cinta di sini.

Thasia merasa sesak. Terlalu percaya diri membuatnya berakhir dengan menyedihkan.

Sebenarnya apa arti dirinya bagi Jeremy.

Walau dia ini istrinya, pria itu tetap memperlakukannya seperti orang asing.

Thasia melihat ekspresi Jeremy yang dingin dan mengerikan, seketika dia tersenyum dengan pahit. "Di depanmu pernahkah aku membela diri?"

Dia tidak pernah membela diri.

Jadi tidak pernah menimbulkan masalah.

Anak yang bijaksana tidak akan diberi permen untuk imbalan.

Perkataan ini ternyata benar.

Dirinya sudah mengikuti Jeremy begitu lama. Kalau harus bertemu klien dan mabuk, dia akan pulang sendiri dengan taksi.

Saat sakit dan terluka dia akan ke rumah sakit sendiri, tanpa perlu pria itu khawatir.

Dia tidak pernah membuat pria itu khawatir, tapi pria itu malah menganggap dirinya seperti besi, tidak akan pernah terluka.

"Cepat minta maaf pada Lisa, perlukah aku mengulangi kata-kataku?" Jeremy mengerutkan keningnya, terlihat jelas dia sudah tidak sabar.

Dia bisa mengalah dalam hal apa pun, tapi dalam hal ini dia tidak akan mau mengalah, Thasia berkata dengan keras kepala, "Aku nggak salah, kenapa aku harus minta maaf!"

"Kamu mau membuatku kesal, ya!"

Thasia tahu batas kesabaran Jeremy sudah habis, kalau dia masih melawan, dirinya pasti akan dihukum.

Saat ini.

"Kalian keterlaluan sekali!"

Begitu masuk Sabrina langsung melihat Thasia ditindas, ekspresinya pun segera berubah, dia membelanya dengan berkata, "Kalian pikir karena nggak ada yang membela Thasia jadi kalian bisa menindasnya? Kalian sungguh keterlaluan! Jeremy, kalian masih belum bercerai, kamu sudah membela selingkuhanmu, di depan juga ada wartawan, bagaimana kalau aku memanggil mereka masuk untuk melihat lelucon ini?"

Jeremy menatap Sabrina dengan dingin.

"Apa maksudmu?" kata Jeremy dengan dingin.

Sabrina datang dengan galak, tapi saat dilirik oleh pria itu, dia merasa sedikit takut. "Maksudku jangan sampai membuat keributan, nanti kalian juga yang akan susah!"

Dia melirik Lisa. "Hari ini ada banyak orang yang datang, kalian juga nggak ingin media meributkan masalah kalian, lalu semua orang tahu, bukan?"

Tentu saja Lisa tidak ingin membuat keributan. Dia menarik baju Jeremy, lalu berkata dengan lemah, "Jeremy, sudahlah, aku nggak apa-apa. Aku merasa sedikit nggak enak badan, tolong bawa aku pergi istirahat."

Jeremy menoleh pada Lisa, wajahnya memang terlihat pucat, jadi dia pun membawanya pergi. "Kalau lelah kamu nggak perlu ikut acara ini lagi."

Dia tidak mempermasalahkan hal tadi lagi, dia segera membawa Lisa pergi dari sana.

Thasia memperhatikan punggung mereka yang semakin menjauh. Tidak ada penjelasan apa pun untuk dirinya, mereka pergi begitu saja.

Hal ini membuatnya merasa terhina.

Apa artinya posisi dirinya sebagai "Nyonya Okson". Jeremy tidak pernah memperlakukannya seperti seorang istri.

Melihat mereka pergi, Sabrina langsung marah-marah, "Dasar pasangan sialan! Sungguh menyebalkan."

Dia menoleh pada Thasia, melihat matanya berkaca-kaca menatap ke arah kedua orang itu pergi, Sabrina berkata, "Thasia, jangan marah, aku nggak tahu Lisa ke sini, kalau tahu dia akan datang, aku nggak akan mengizinkannya masuk. Maaf membuatmu mengalami kejadian ini."

Membuat Thasia bertemu dengan kedua orang itu benar-benar membuatnya kesal.

Sabrina juga tidak tega melihatnya sedih.

Thasia segera menoleh ke arah lain, tangannya yang terkepal perlahan-lahan terbuka. "Walau bukan di sini, kami tetap akan bertemu di tempat lain. Kejadian ini pasti akan terjadi."

Di sisi lain, Jeremy membawa Lisa ke ruang istirahat, setelah wanita itu duduk, dia pun melepas pelukannya.

Pria itu bertanya, "Bagaimana dengan wajahmu?"

Lisa sudah mendapatkan apa yang dia mau, jadi dia berkata, "Nggak apa-apa."

Jeremy menatap wajahnya, lalu menyipitkan mata. "Merah begitu, kamu sedang bercanda?"

Lisa tertegun, lalu dia menyentuh wajahnya, memang terasa perih dan sakit. Dia pun berkata, "Tamparannya memang cukup keras. Thasia sepertinya sangat marah, dia juga nggak sengaja ...."

"Bagaimana kamu bisa melakukan pemotretan?" Jeremy memotong perkataannya, suaranya menjadi serius, "Wajahmu bengkak, memangnya bisa ditutupi dengan riasan? Jangan sampai memengaruhi pekerjaanmu."

Lisa baru ingat dia harus melakukan pemotretan untuk perusahaan Jeremy nanti. "Bisa dihilangkan dengan es. Nggak perlu khawatir, aku bisa mengatasinya."

Jeremy memberi perintah, kemudian seseorang berjalan masuk.

Asisten Lisa mengambil es dan mengompresnya.

Jeremy di sebelah sedang menelepon seseorang.

Lisa terus memperhatikan wajahnya, saat kerja pria itu serius sekali, meski terlihat dingin, tetap saja sangat memesona, membuat hati Lisa berdetak dengan kencang.

Lisa pun tanpa sadar tersenyum.

Akhirnya jarak mereka menjadi semakin dekat, dalam pekerjaan dia juga bisa membantunya

Dirinya dan Jeremy baru pasangan serasi.

Siapa Thasia, paling hanya seorang sekretaris saja.

Setelah Jeremy menutup telepon, dia menoleh pada Lisa dan berkata, "Hari ini nggak perlu pemotretan dulu."

Lisa segera menjawab, "Kenapa? Aku baik-baik saja."

Melihat wajahnya yang masih bengkak, Jeremy berkata, "Bengkaknya nggak akan bisa hilang dengan cepat, hal itu akan memengaruhi pemotretan, kita lihat saja besok."

Lisa pun berkata dengan nada bersalah, "Maaf, semua salahku. Sudah tahu ada pemotretan, seharusnya aku nggak boleh membiarkan wajahku terluka."

Jeremy tidak menjawab, dia berkata pada asisten Lisa, "Antar dia pulang."

Lisa ingin selalu bersama Jeremy.

Karena pemotretannya dibatalkan, dia juga tidak ada kerjaan, dia ingin bisa berduaan dengan pria ini. Dia pun mendorong asistennya yang ingin menopangnya untuk menjauh dan berkata, "Jeremy, aku ...."

Namun, saat ini Jeremy tidak memperhatikannya, pria itu sedang menelepon seseorang, lalu berkata dengan datar, "Thasia, di mana kamu?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kasmi Yanti
pak Jeremy kamu tu sebenarnya cinta siapa sih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 590

    "Oke."Tatapan Kent mengikuti sosok Thasia yang berlalu.Thasia mengendarai sepedanya keluar, dia menuju ke pusat kota.Jaraknya tidak terlalu jauh.Jeremy telah memberinya sebuah vila dengan harga yang sangat mahal.Saat ini jalanan cukup ramai, dia sedang menunggu di lampu merah.Setelah lampu berwarna hijau, dia mendorong sepedanya, tiba-tiba ada orang berkata, "Biar aku bantu."Thasia menoleh ke belakang, dia melihat seorang pria muda sedang mendorong belakang sepedanya.Sepertinya pria itu menyadari Thasia sedang hamil, jadi kesulitan mengendarai sepeda.Hari ini Thasia berpakaian dengan santai. Rambutnya dikepang, memakai sebuah topi dan gaun yang lebar, perutnya sedikit menonjol.Selain ibu hamil yang akan berpakaian seperti ini, yang lainnya tidak mungkin.Thasia merasa dirinya tidak selemah itu, tapi dia juga tidak ingin menolak kebaikannya, jadi dia berkata, "Terima kasih."Dia segera sampai ke seberang, orang itu berjalan ke arah yang berlawanan dengannya.Thasia lanjut meng

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 589

    Sabrina kira dirinya sedang bermimpi, dia merasa kesal, padahal sebelumnya dia melihat mereka saling mencintai, kenapa sekarang malah bercerai. "Apa yang terjadi? Jeremy itu, dasar pria berengsek, dia cepat sekali berubahnya. Nggak bisa, pokoknya aku harus memberinya pelajaran!"Thasia sudah menerima kenyataan ini. "Nggak perlu, ada baiknya kami bercerai, sekarang aku sudah punya rumah dan uang, aku sudah menjadi janda kaya, meski aku nggak bekerja seumur hidup, aku nggak akan mati kelaparan, kamu seharusnya mengucapkan selama padaku.""Keenakan wanita murahan itu!" Sabrina memosisikan dirinya seperti Thasia, mana mungkin dia terima."Biarkan saja." Thasia berkata, "Kamu nggak perlu mengurusi masalah ini, semua sudah berlalu.""Aku mengerti, hanya saja aku khawatir kamu akan merasa sedih, aku ingin bertanya apakah perlu aku temani, tapi kamu nggak menjawab panggilanku, aku juga nggak tahu kamu ada di mana. Membuatku khawatir saja." Sabrina benar-benar khawatir padanya, tapi juga tahu s

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 588

    Matanya menatap ke arah Kent lagi, pria itu menatapnya dengan tatapan seperti biasa.Bagi Kent hal itu sudah biasa.Thasia akhirnya mengerti, pria ini tumbuh besar di lingkungan yang kejam dan selalu bersembunyi.Seperti katanya, Kent memang hidup di dunia yang gelap, tanpa adanya cahaya.Meski begitu Thasia tetap merasa terkejut, dia tidak mengerti padahal sama-sama manusia, kenapa mereka bisa hidup dengan cara yang sangat berbeda."Kenapa kamu memberikan darahmu padaku?" Thasia ingin menolak. "Aku nanti juga akan siuman kalau pingsan, kamu nggak perlu melukai dirimu, nggak baik bagi tubuhmu, aku nggak mau kamu bertindak seperti ini."Kent tersenyum santai, mungkin hal ini hal paling santai yang pernah dia lakukan. "Nggak masalah, hanya mengeluarkan sedikit darah saja, nggak akan mengancam nyawa.""Nggak boleh bilang begitu, lain kali nggak boleh lagi!" Thasia menentangnya dengan tegas. "Saat kamu bersamaku maka kamu juga harus dihargai, bukan barang untuk dikorbankan, kamu juga nggak

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 587

    Kent ingin menghindari, jelas dia tidak ingin Thasia menyentuhnya.Saat ini Thasia merasa lebih curiga, dia bertanya, "Kenapa kamu berdarah?"Padahal Kent sudah terluka cukup lama, meski luka di tubuhnya masih belum sembuh total, tidak seharusnya masih meneteskan darah.Kecuali lukanya bertambah lagi.Kent menarik lengan bajunya, tapi beberapa tetes darah itu tidak bisa ditutupi dengan mudah.Pria itu tersenyum, lalu mencari alasan. "Tadi saat memasak nggak sengaja terluka, bukan masalah besar."Alasan itu tidak bisa mengelabui Thasia."Kamu sudah terbiasa melakukan pembedahan, mana mungkin bisa terluka saat memasak. Kamu nggak akan bisa membohongiku!" Thasia mengerutkan keningnya, dia sama sekali tidak percaya pada penjelasannya ini. "Luka ini sepertinya bukan muncul saat kamu memasak tadi, kenapa kamu bisa terluka?"Kent terdiam.Pria itu tidak mau bilang, Thasia tetap punya mata untuk melihat, dia menarik tangan Kent, ternyata di pergelangan tangannya ada luka yang diperban dengan k

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 586

    "Ini pertama kalinya aku masak."Thasia mengangkat alisnya. "Nggak masalah, aku ingin mencicipi masakanmu, mungkin saja kamu berbakat."Setengah jam kemudian Kent baru berjalan keluar dari dapur.Tidak ada aroma gosong, berarti Kent tidak membuat dapurnya terbakar.Namun, ketika Kent meletakkan masakannya di atas meja, Thasia merasa sangat terkejut.Thasia menatap Kent dengan tatapan ketakutan.Kent pikir Thasia tidak tahu masakan apa ini, jadi dia menjelaskan dengan tenang, "Ini hati ayam, ini ampela ayam ... kedua hal itu termasuk organ dalamnya, ini badan ayam, ini bagian pahanya, ada banyak daging tapi nggak eneg ...."Setelah mendengar penjelasan Kent, dia seakan-akan mendengarkan penjelasan bagian tubuh.Bisa dibayangkan saat Kent memasak, dia membedah ayam itu, begitu melihatnya selera makan Thasia pun menghilang.Sebaliknya malah membuatnya ingin muntah.Melihat Thasia masih belum mulai makan, Kent bertanya, "Kenapa? Kelihatannya nggak enak? Padahal aku sudah berusaha membuatny

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 585

    Tatapan Kent menjadi rumit, kalau Thasia tahu apa yang telah dirinya lakukan, wanita ini pasti tidak akan berkata seperti itu.Kent saja tidak berani menyentuh tangan Thasia, apalagi melakukan hal jahat padanya.Kent tidak menolak lagi, dia membiarkan Thasia menyentuh tangannya.Mereka berdua terdiam cukup lama, warna darah di gelang mutiara yang dipakai Thasia menjadi lebih pekat, hal ini terlihat oleh wanita itu, dia pun bertanya, "Apakah mutiara di gelang ini bisa berubah warna?"Tatapan Kent menjadi lebih gelap. "Benarkah?"Thasia memosisikan gelang itu di bawah sinar matahari, memang benar warna merahnya jadi lebih pekat. "Aku kira karena ini gelang lama, jadi warnanya bisa lebih gelap, tapi sekarang warna merahnya jadi lebih pekat. Gelang ini biasanya kamu yang pakai, 'kan? Kamu nggak sadar?"Kent tanpa sadar mengelus pergelangan tangannya, tertawa sambil berkata, "Mungkin ini barang palsu, aku nggak tahu, aku nggak pernah tes."Thasia menatap Kent. "Kalau palsu mungkinkah kamu m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status