CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil

CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil

By:  NatashaKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9.5
98 Mga Ratings. 98 Rebyu
590Mga Kabanata
191.5Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Pria itu terus menyebut nama pujaan hatinya berulang kali saat sedang mabuk. Begitu bangun keesokan harinya, dia tidak mengingat apa pun, lalu dia berkata pada seorang wanita, "Cari wanita yang semalam tidur denganku!" "..." Thasia Siris pada akhirnya merasa kecewa. Dia pun mengirimkan sebuah surat cerai kepada pihak lawan, alasan di dalamnya tertulis: "Pihak wanita menyukai anak, sedangkan pihak pria tidak bisa memberikannya, sehingga hubungan mereka hancur!" Jeremy Okson yang selalu bersikap dingin menerima kabar itu, wajahnya terlihat tidak senang. Dia menyuruh orang membawa Thasia pulang untuk membuktikan bahwa dia bisa membuat wanita itu hamil. Pada sebuah malam, ketika Thasia baru pulang kerja, dia didorong ke sudut lift oleh seseorang. "Siapa yang menyuruhmu mengajukan gugatan cerai tanpa izin dariku?" Thasia berkata, "Kamu yang nggak bisa membuatku hamil, memangnya aku tak boleh mencari pria lain?" Malam itu juga, Jeremy ingin langsung membuktikan kepada Thasia dirinya mampu atau tidak. Namun, Thasia sudah mengeluarkan surat bukti kehamilan dari tasnya, seketika Jeremy mengamuk. "Anak siapa itu?" Dia bersumpah akan mencari ayah dari anak itu dan membunuhnya! Siapa sangka ternyata ayah anak itu adalah dirinya ....

view more

Kabanata 1

Bab 1

Di sebuah kamar hotel yang berantakan.

Saat Thasia terbangun seluruh badannya terasa nyeri.

Dia mengucek matanya. Saat dia hendak bangun, dia melihat seseorang sedang berbaring di sebelahnya.

Seorang pria dengan wajah yang tampan dan menawan.

Pria itu masih belum bangun, juga tidak terlihat akan bangun.

Thasia segera terduduk. Selimut di tubuhnya merosot ke bawah, memperlihatkan pundaknya yang putih penuh dengan tanda semalam.

Dia pun segera turun dari ranjang. Di atas ranjang terlihat jelas noda darah yang mencolok.

Setelah melihat jam, ternyata sudah hampir jam masuk kerja, dia pun segera mengambil baju kerjanya yang berantakan dan memakainya.

Stoking yang dia pakai semalam sudah dirobek oleh pria itu.

Dia pun meremasnya menjadi sebuah bola, melemparnya ke dalam tong sampah, lalu memakai sepatu hak tingginya.

Saat itu ada orang yang mengetuk pintu.

Thasia sudah berpakaian rapi, kembali ke penampilannya sebagai seorang sekretaris. Dia segera mengambil tasnya dan berjalan keluar.

Orang yang mengetuk pintu itu adalah seorang wanita cantik.

Dia yang memanggil wanita ini.

Tipe wanita yang disukai Jeremy.

Thasia berkata, "Kamu hanya perlu berbaring di ranjang menunggu Pak Jeremy bangun, sisanya kamu nggak perlu mengatakan apa pun."

Thasia menoleh menatap pria di atas ranjang yang masih tertidur pulas rasa sakit di tubuhnya seketika melanda, tapi dia tetap berjalan keluar kamar.

Thasia tidak ingin Jeremy tahu bahwa mereka baru saja menghabiskan malam bersama.

Karena dalam perjanjian pernikahan mereka, setelah tiga tahun mereka akan bercerai.

Dalam masa waktu itu, mereka tidak boleh melakukan hal yang melanggar kontrak.

Dia sudah menjadi sekretaris Jeremy selama tujuh tahun, menjadi istrinya selama tiga tahun.

Setelah lulus, dia selalu berada di sisi pria itu.

Waktu itu, Jeremy sudah mengingatkannya bahwa hubungan mereka hanya sebatas atasan dan bawahan saja.

Tidak boleh lebih dari itu.

Thasia berdiri di jendela lorong, dia masih memikirkan kejadian kemarin, pria itu memeluknya di ranjang sambil menyebutkan nama "Lisa".

Seketika hatinya terasa sakit.

Lisa adalah cinta pertama pria itu.

Pria itu menganggap dirinya sebagai Lisa kemarin.

Thasia cukup mengenal Jeremy, pria itu tidak ingin ada sesuatu di antara mereka.

Selama ini, hanya Thasia yang berusaha dalam pernikahan ini, sudah waktunya untuk mengakhirinya.

Kejadian kemarin malam anggap saja sebagai kenang-kenangan terakhir di antara mereka.

Thasia mengeluarkan ponselnya, melihat sebuah judul berita baru: Musisi pendatang baru, Lisa Stanfil telah kembali mencari tunangannya!

Thasia memegang ponselnya dengan lebih erat, rasa sakit di hatinya semakin terasa, hidungnya pun memerah.

Akhirnya dia tahu kenapa Jeremy semalam bisa mabuk, kenapa pria itu bisa menangis di pelukannya.

Angin menerpa tubuh Thasia, dia tersenyum dengan pahit, menyimpan ponselnya sekalian mengeluarkan rokok dari tasnya.

Kedua jarinya menjepit batang rokok yang menyala, asap rokok membuat wajah cantik Thasia terlihat buram.

Saat ini, Rina berlari ke arahnya, dengan napas tersengal-sengal berkata, "Kak Thasia, jas Pak Jeremy sudah sampai, aku akan membawanya ke dalam."

Pikiran Thasia pun terpotong, dia segera menoleh.

Dia meliriknya sebentar. "Tunggu."

Rina segera berhenti. "Ada apa Kak Thasia?"

"Dia nggak suka warna biru, ganti warna hitam. Di dasinya masih ada kerutan, suruh setrika lagi, ingat jangan ada kerutan. Lalu jangan pakai plastik, dia nggak suka suara plastik, antar saja sekali dengan gantungannya." Thasia sudah seperti pelayan pribadinya Jeremy, dia mengingat semua kebiasaan pria itu, selama bertahun-tahun ini dia tidak pernah salah.

Rina pun tercengang. Dia sudah bekerja di sini selama tiga bulan, melihat wajah Pak Jeremy yang begitu datar saja dia sudah takut.

Hari ini dia hampir saja terkena masalah besar.

Rina pun segera pergi menggantinya. "Terima kasih Kak Thasia."

Tiba-tiba sebuah suara dari dalam kamar terdengar. "Pergi sana!"

Kemudian terdengar suara wanita berteriak.

Setelah beberapa saat, pintu terbuka.

Rina menunduk dengan mata memerah.

Dia diomeli.

Selain itu, kali ini Pak Jeremy benar-benar mengamuk.

Rina menatap Thasia dengan tatapan memohon pertolongan. "Kak Thasia, Pak Jeremy menyuruhmu masuk."

Thasia melihat ke arah pintu yang terbuka, dia juga takut dirinya tidak bisa mengatasi pria itu. "Pergilah."

Dia mematikan rokoknya di asbak, lalu langsung masuk ke kamar.

Dari pintu dia sudah bisa melihat pemandangan di dalam, barang-barang di sekitar Jeremy semuanya berantakan.

Lampu yang pecah, pecahan sebuah kaca, serta ponsel yang bergetar.

Wanita di dalam tidak berani bergerak, dengan tubuh yang masih telanjang bulat dia tidak tahu harus melangkah ke mana, tatapan matanya terlihat ketakutan.

Jeremy masih duduk di atas ranjang dengan wajah masamnya, tubuhnya sungguh indah, otot-ototnya memiliki potongan yang jelas, dadanya lebar, serta terdapat garis yang samar-samar terlihat memanjang ke arah dalam selimut.

Memang terlihat menggoda, hanya saja sepasang matanya yang gelap itu menunjukkan kobaran api yang menakutkan.

Thasia melangkah ke depan, dia mengangkat lampu yang terjatuh, lalu mengambil segelas air dan meletakkannya di meja sisi ranjang. "Pak Jeremy, jam setengah sepuluh Anda ada rapat, sudah waktunya Anda bangun."

Mata Jeremy melirik wanita yang dipanggil Thasia.

Seakan-akan dia masih tidak percaya.

Thasia pun baru tersadar, dia berkata pada wanita itu, "Sana keluar."

Wanita itu kelihatannya merasa lega, dia pun segera keluar tanpa menoleh ke belakang.

Seketika suasana menjadi hening.

Jeremy melirik wajah Thasia.

Thasia dengan lugas menyerahkan segelas air pada Jeremy, kemudian meletakkan baju bersih di sisi ranjang. "Pak Jeremy, ini baju Anda."

Jeremy terdiam, sorot matanya terlihat tidak senang, dia pun berkata, "Ke mana kamu semalam?"

Thasia tertegun. Mungkinkah pria ini menyalahkan dirinya karena tidak menjaganya, sehingga membiarkan wanita lain memanfaatkan keadaan itu, lalu Jeremy merasa bersalah pada Lisa?

Thasia pun meliriknya. "Anda semalam mabuk sehingga melakukan hal seperti itu. Kita semua sama-sama sudah dewasa, seharusnya hal seperti itu nggak perlu dipikirkan."

Nadanya yang datar ini seakan-akan menyuruh Jeremy tenang, dia tidak akan membiarkan para wanita itu mengganggunya.

Jeremy menatapnya, urat di kepalanya sedikit menonjol. "Aku tanya sekali lagi, ke mana kamu semalam?"

Thasia merasa sedikit gugup. "Akhir-akhir ini banyak kerjaan, jadi aku ketiduran di kantor."

Setelah itu dia mendengar Jeremy mendengus.

Wajah Jeremy terlihat dingin, bibirnya tertutup rapat. Pria itu melangkah turun sambil menarik handuk untuk menutupi tubuhnya.

Ketika Thasia melihat punggung pria itu yang menjauhinya, matanya mulai berkaca-kaca.

Pria itu selalu menutup diri darinya, seakan-akan merasa jijik kalau terlihat olehnya.

Semalam saat pria itu berpikir dirinya adalah Lisa, jadi dia tidak seperti itu.

Saat Thasia sadar dari lamunannya, Jeremy sudah selesai mandi dan berjalan ke depan cermin.

Thasia berjalan mendekat, lalu seperti biasa mengancingkan bajunya.

Tinggi pria itu mencapai 188 cm, meski tinggi Thasia 168 cm, saat memakaikan dasinya masih terasa sedikit sulit.

Pria itu sepertinya masih merasa bersalah pada Lisa dan marah karena tubuhnya telah dinodai, jadi dia tidak mau menunduk sedikit.

Thasia hanya bisa berjinjit untuk memakaikannya dasi.

Saat dia sedang fokus memakaikan dasi, napas Jeremy yang masih bercampur dengan aroma alkohol berembus di telinganya. Kemudian pria itu berkata dengan suara serak, "Thasia, wanita semalam itu kamu, bukan?"

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

10
90%(88)
9
1%(1)
8
4%(4)
7
0%(0)
6
2%(2)
5
1%(1)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
1%(1)
1
1%(1)
9.5 / 10.0
98 Mga Ratings · 98 Rebyu
Sulatin ang Repaso
user avatar
Dwi Indah
sampe' sekarang belum ada jilid 2 nya ya??? lama bngt nunggunya. sampe' berbulan bulan
2025-04-16 22:49:41
0
default avatar
cdsu2415
kapan jilid 2 nya Thor? atau jangan² emang endingnya kek gitu. Macam Stephen Spielberg. lagipula jilid 2 juga udah ketebak kan. musuhnya ketangkep semua. happy ending. atau kalo sad ending ya berarti kek gitu dengan pengorbanan masing²
2025-03-25 14:45:31
0
user avatar
W Lestarri
ditunggu banget kelanjutannya............
2025-02-19 08:32:07
2
user avatar
Ashmawati Rosita
author segera dong post jilid 2 nya ga sabar nehh
2025-02-06 02:03:04
0
user avatar
Sambel Sedap Marase
Kutunggu lanjutannya. Tamatnya menggantung, jadi kurang puas.
2025-01-12 23:24:19
2
user avatar
Dwi Indah
nunggu jilid 2. udah gak sabar nih......
2025-01-11 17:00:13
0
user avatar
Irham Sodik
kapan jilid 2 nya keluar
2025-01-03 19:14:50
0
user avatar
Ima Ahmad
jilid 2 kapan ini.. sdh tamat baca tapi notifikasi nya muncul terus tiap sore ... dikira ada yg baru eh ternyata belum ada kbar juga ... ditunggu jilid 2 nya ......
2024-12-21 21:38:44
4
user avatar
kartiningsih31 ningsih
tolong terbitkan jilid 2,gak tenang mikirin thasia dan jeremy
2024-12-20 13:09:36
3
user avatar
Nur Atikah
kapan jilid 2
2024-12-14 21:47:21
4
user avatar
Arie Kiki
jilid 2 ny kapan ya, gak sabar pengen baca lagi
2024-12-14 21:16:24
4
user avatar
HAZEL
kalau bikin cerita jangan setengah" bikin penasaran,nyesal aq bacax
2024-12-14 17:49:01
10
user avatar
Mar'atus Solicha
jilid 2 nya kpan min??? pdhl tiap hari selalu nungguin cerita kelanjutannya, eh,,,,malah endingnya g karu2an,,,,.........
2024-12-13 22:26:17
3
user avatar
Jihan Faiha Syafitri
endingnya jeremi sama tasia belum bahagia,.. kenapa tamat
2024-12-13 19:59:05
3
user avatar
Putra Dogil
kok tamat jilid 1, maksudnya apa ini
2024-12-13 19:14:53
2
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 7
590 Kabanata
Bab 1
Di sebuah kamar hotel yang berantakan.Saat Thasia terbangun seluruh badannya terasa nyeri.Dia mengucek matanya. Saat dia hendak bangun, dia melihat seseorang sedang berbaring di sebelahnya.Seorang pria dengan wajah yang tampan dan menawan.Pria itu masih belum bangun, juga tidak terlihat akan bangun.Thasia segera terduduk. Selimut di tubuhnya merosot ke bawah, memperlihatkan pundaknya yang putih penuh dengan tanda semalam.Dia pun segera turun dari ranjang. Di atas ranjang terlihat jelas noda darah yang mencolok.Setelah melihat jam, ternyata sudah hampir jam masuk kerja, dia pun segera mengambil baju kerjanya yang berantakan dan memakainya.Stoking yang dia pakai semalam sudah dirobek oleh pria itu.Dia pun meremasnya menjadi sebuah bola, melemparnya ke dalam tong sampah, lalu memakai sepatu hak tingginya.Saat itu ada orang yang mengetuk pintu.Thasia sudah berpakaian rapi, kembali ke penampilannya sebagai seorang sekretaris. Dia segera mengambil tasnya dan berjalan keluar.Orang
Magbasa pa
Bab 2
Mendengar ini Thasia hampir terjatuh karena terkejut.Tubuhnya pun bersandar pada pria itu.Saat Jeremy merasa Thasia hampir terjatuh, tangannya langsung melingkar di pinggangnya.Kehangatan tubuh pria itu seketika mengingatkannya pada pergulatan mereka semalam.Thasia segera menenangkan dirinya. Dia mendongak, menatap sepasang mata gelap pria itu.Tatapan pria itu begitu serius, ada kebingungan dan keraguan, seakan-akan bisa membaca isi pikiran Thasia.Jantung Thasia berdetak kencang.Dia segera menghindari tatapan pria itu dengan menundukkan kepalanya.Barusan saat Jeremy berpikir pasangannya semalam adalah wanita panggilannya tadi, pria itu sudah mengamuk, kalau Thasia mengakuinya, bukannya dirinya akan berakhir dengan mengerikan.Dia tidak terima.Namun, kalau Jeremy tahu bahwa wanita semalam adalah dirinya, apakah pernikahan mereka masih bisa dipertahankan?Thasia tidak berani menatap matanya. "Kenapa bertanya seperti itu?"Hanya Thasia yang tahu bahwa dirinya sangat penasaran pad
Magbasa pa
Bab 3
Saat menoleh, dia melihat Lisa sedang memakai celemek, di tangannya terdapat sendok sup.Saat wanita itu melihat Thasia, senyumannya seketika membeku, tapi detik berikutnya dia berkata dengan ramah, "Tamu Bibi, ya? Kebetulan aku membuat supnya cukup banyak, ayo masuk."Sikapnya sangat lugas seakan-akan dia adalah tuan rumah ini.Sedangkan Thasia adalah tamu yang datang berkunjung.Kalau dipikir-pikir, benar juga, gadis itu sebentar lagi akan menjadi tuan rumah di sini.Thasia mengerutkan keningnya, dia merasa sedikit tidak senang.Pernikahannya dan Jeremy disiarkan di seluruh kota, Lisa bahkan sempat mengirimkan kartu ucapan selamat, tidak mungkin gadis ini tidak tahu dirinya adalah istri Jeremy.Saat Lisa melihat Thasia tidak bergerak, dia segera menarik tangannya. "Jangan sungkan, cepatlah masuk."Saat Lisa mendekat Thasia bisa mencium aroma bunga melati. Dia ingat tahun lalu saat dia berulang tahun, Jeremy pernah memberikannya parfum dengan aroma yang sama persis dengan aroma ini.S
Magbasa pa
Bab 4
"Suasana hati Kak Thasia hari ini sedang nggak baik, dia nggak mau mengantarkan dokumennya, jadi aku yang mengantarkannya." Lalu Lisa sengaja menunjukkan bekas luka di tangannya. "Jeremy, kamu jangan menyalahkan Kak Thasia, aku rasa dia nggak bermaksud begitu, dokumennya nggak terlambat, 'kan?Baru kali ini Thasia berani memberikan dokumen kantor kepada orang lain.Jeremy merasa sangat kesal, tapi karena ada Lisa di sini dia pun menahannya, dia hanya melonggarkan ikatan dasinya, lalu berkata, "Nggak apa-apa."Dia pun mengalihkan topik pembicaraan. "Karena sudah datang, maka duduklah sebentar."Mendengar ini seketika Lisa merasa senang. Setidaknya pria itu tidak membencinya dan masih menerimanya."Bukannya kamu ada rapat? Apakah aku mengganggumu?"Jeremy pun menelepon seseorang. "Undur rapatnya selama setengah jam."Lisa pun tersenyum. Tadi dia sempat khawatir Jeremy akan marah karena waktu itu dia pergi tanpa pamitan, ternyata dirinya yang berlebihan.Waktu yang sudah dia lewatkan masi
Magbasa pa
Bab 5
Langkah Thasia seketika berhenti, lalu dia berkata dengan nada hormat, bukan nada seorang istri, "Pak Jeremy ada urusan apa lagi?"Jeremy menoleh, dengan bingung menatap ekspresi asing di wajah Thasia. Dia berkata dengan nada memerintah, "Duduk."Thasia seketika merasa bingung apa yang ingin pria itu lakukan.Jeremy berjalan mendekat.Saat Thasia melihatnya mendekat, dia bisa merasakan sesuatu yang berbeda, seakan-akan udara di sekitarnya menipis.Merasa gugup juga bingung.Thasia tidak bergerak. Jeremy segera menarik tangannya.Saat tangan hangat pria itu menyentuhnya, Thasia merasa seakan-akan terkena sesuatu yang panas, dia ingin menarik tangannya kembali, tapi genggaman Jeremy cukup kuat, sehingga Thasia tidak bisa menarik tangannya. Jeremy langsung menariknya ke samping, berkata sambil mengerutkan kening, "Kamu nggak sadar tanganmu terluka?"Perhatiannya membuat Thasia terkejut. "Aku ... nggak apa-apa.""Sudah kapalan." Jeremy bertanya, "Kenapa nggak bilang?"Thasia menunduk, meli
Magbasa pa
Bab 6
Seketika Thasia merasa pusing, dia hampir pingsan, tapi saat itu dia mendengar seseorang berkata dengan panik, "Kalian ini bagaimana sih, kenapa bisa terjadi kesalahan seperti ini! Kak Thasia, Kak Thasia ...."Seiring suara itu mengecil, Thasia pun benar-benar jatuh pingsan.Begitu bangun Thasia sudah berada di rumah sakit, dia melihat langit-langit yang putih, dia masih belum terlalu sadar, kepalanya terasa sakit."Kak Thasia, kamu sudah siuman!" Rina segera berdiri dari bangku dengan mata memerah, lalu dengan panik bertanya, "Apakah ada yang sakit? Aku akan memanggil dokter."Thasia segera menoleh, walau badannya masih lemas dia tanpa sadar ingin terduduk. "Aku nggak apa-apa, kerjaannya bagaimana? Apakah ada orang lain yang terluka?"Rina berkata, "Jangan pikirkan kerjaan dulu, kamu tertimpa kaca hingga pingsan. Kamu membuatku takut saja, aku pikir kamu nggak akan siuman lagi."Sambil berbicara dia pun menangis lagi.Rina adalah asistennya Thasia, hubungan mereka cukup baik.Rina yan
Magbasa pa
Bab 7
Setelah beristirahat sebentar di rumah sakit, akhirnya Thasia diizinkan pulang dengan keadaan lesu."Thasia!"Saat Sabrina Gunawan menjemput Thasia, melihat wajahnya yang pucat dan kepalanya yang diperban, dia pun segera mendekat. "Astaga, apa yang terjadi padamu?"Thasia tidak menjawab."Jam segini seharusnya kamu sedang bekerja, kamu terluka saat kerja?" tanya Sabrina. "Mana Jeremy?""Nggak tahu."Sabrina melihat ada yang tidak beres pada Thasia, seharusnya tidak hanya tubuh wanita ini yang terluka, dia pun mendengus. "Kamu bekerja untuknya, sekarang kepalamu sampai luka begini. Jeremy sebagai suamimu malah nggak tahu di mana, apa bedanya kamu bersuami dengan nggak?""Nanti juga pria itu bukan suamiku lagi.""Apa? Dia ingin bercerai?" Ekspresi Sabrina pun berubah."Aku yang ingin bercerai."Ekspresi Sabrina berubah lagi. "Cerai saja. Nggak bisa mendapatkan orangnya, uangnya harus tetap dapat, kalau ada uang untuk apa takut nggak ada pria yang mau lagi? Nanti cari saja beberapa pria,
Magbasa pa
Bab 8
Thasia tahu Jeremy sangat serius dalam bekerja, pria itu tidak suka kalau ada kesalahan.Namun, hal ini bukan salahnya, pria itu yang seharian di rumah sakit menemani Lisa kemarin."Kamu bilang sedang sibuk, lalu menutup telepon."Jeremy terdiam sejenak, lalu berkata, "Lalu bagaimana solusinya?"Saat itu Thasia sudah di rumah sakit, jadi dia berkata, "Masih belum sempat diurus, aku ....""Bu Thasia." Jeremy berkata dengan dingin, "Seingatku kamu nggak pernah lalai dalam bekerja."Mendengar pria itu memanggilnya "Bu Thasia", hal itu mengingatkannya bahwa dirinya hanyalah seorang sekretaris, bukanlah istrinya.Thasia menggigit bibirnya, lalu berkata dengan sulit, "Aku rasa urusannya nggak terlalu parah, jadi masih bisa diundur.""Ada masalah bukannya segera diurus malah cari alasan untuk membela diri, apakah begini caraku mengajarimu?" Seketika Jeremy berteriak, "Segera datang ke kantor!"Setelah itu dia langsung menutup panggilannya.Thasia merasa sedih, tapi dia tidak ada waktu untuk m
Magbasa pa
Bab 9
Tepat saat itu Thasia sudah sampai di kantor, suasana di area kantor presdir sangat tegang."Kak Thasia."Begitu dia datang semua orang memanggilnya dengan sopan."Kak Thasia, lukamu sudah sembuh?"Thasia tidak ingin mereka terlalu khawatir. "Hanya luka kecil, kemarin setelah istirahat keadaanku sudah membaik.""Tapi seharusnya kamu masih istirahat, minta izin saja dengan Pak Jeremy, kamu masih terluka tapi sudah masuk kerja. Kak Thasia, kamu rajin sekali." Mereka merasa salut pada Thasia, dia lebih sering kerja daripada menikmati kehidupannya, mereka rasa tidak ada sekretaris serajin Thasia lagi.Pernikahan Jeremy dan Thasia masih dirahasiakan, semua orang tidak tahu hubungan mereka yang sebenarnya, jadi dia juga tidak berani terlalu berkomentar. "Aku ke kantor Pak Jeremy dulu, kalian kerjakan saja kerjaan kalian, nggak perlu memikirkanku."Baru sampai di pintu, dia mendengar Jeremy berteriak, "Pecat semua orang yang menyebabkan kelalaian itu di lapangan."Thasia tertegun, dia pikir m
Magbasa pa
Bab 10
Seharusnya pria itu senang kalau dirinya setuju.Atau jangan-jangan pria ini merasa terhina kalau Thasia yang mengajukan gugatan cerai itu.Jeremy menatap tubuh Thasia, lalu berkata dengan datar, "Sudah masuk jam kerja."Thasia melihat jam, saat ini pas jam sembilan, sudah saatnya masuk kerja.Thasia tersenyum dengan pahit. Pria ini tepat waktu sekali, sedetik pun tidak membiarkan dirinya santai.Dia melihat punggung Jeremy yang menjauh, membuatnya merasakan hawa dingin dan asing.Thasia juga tidak membuang-buang waktu lagi, dia segera melangkah pergi.Tony sedang menunggunya di luar. "Bu Thasia, ini dokumen dari Pak Jeremy."Dokumen yang jumlahnya sangat banyak diberikan padanya.Debu dari dokumen berterbangan ke mukanya, membuatnya terbatuk. Thasia bertanya, "Sudah berdebu begini, dokumen dari kapan?"Tony tidak berani mengatakannya. "Aku juga nggak tahu, Pak Jeremy yang mengaturnya."Semua orang di kantor melihat ke arah Thasia, seketika mereka merasa kasihan padanya.Mereka berpiki
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status