“Tak disangka, di dunia yang luas ini ada seorang pria yang begitu tampan dan gagah sepertinya. Sungguh beruntung sekali bagiku melihatnya secara langsung meskipun hanya sekali dalam hidupku! Siapa pun wanita yang bisa menjadikannya pasangan hidup pasti akan hidup dalam kebahagiaan tiada akhir!” batin Alisa ikut-ikutan terbawa suasana hati dari aura pesona yang terpancar dari seorang Rensakar.
“Selamat pagi, semuanya! Hari yang cerah diikuti dengan semangat seluruh elemen yang menjadi bagian daripada Universitas Bulgasaru. Sebuah keberuntungan tersendiri bagi saya sendiri untuk bisa datang di tempat yang sakral ini!” tegas Rensakar beberapa kata-kata saja.
Semua terdiam mendengarnya sebelumnya bersorak-sorak secara tiba-tiba yang tentu saja sudah cukup mengejutkan sekali. Mereka tidak bisa menahan diri sama sekali manakala kata-kata yang terdengar biasa saja telah dikeluarkan dengan begitu megahnya oleh sosok yang indah sekali.
Terutama para kaum hawa yang tak lagi mampu bertahan dalam sunyi manakala secercah cahaya terang benderang telah datang tepat di hadapan mereka sambil memberikan sebuah harapan yang nyata dan menyegarkan jiwa.
“Rensakar…! Aku mencintaimu! Aku mencintaimu sekali! Tolong culik hatiku dan peluk ragaku, Rensakar! Aku mohon kepadamu!”
“Kau sangat indah seperti mentari pagi yang memberikan secercah cahaya harapan. Kau tegas seperti pohon yang mengakar jauh ke dalam tanah. Kau tidak tergantikan seperti seorang suami yang memeluk istrinya. Rensakar, aku bersedia menjadi istri seumur hidupmu!”
“Aku mencintaimu dalam pandangan pertama! Sungguh sebuah pengalaman pribadi dalam hidupku ini yang tak akan pernah lekang oleh waktu! Terimalah cintaku ini, aku akan membuatmu bahagia hingga akhir hayat kelak!”
Berbagai macam reaksi dengan liar terus disuarakan oleh kaum hawa yang tak lagi mampu menahan diri untuk menyampaikan isi hati mereka dalam bait-bait puisi yang singkat dan bermakna tersendiri bagi mereka semua meski disusun secara tiba-tiba saja.
Alisa hanya bisa terus tersenyum mendengar perkataan semua orang yang ada di sekitarnya termasuk teman-temannya sendiri ikut terbawa arus menjadi gila sendiri pada sosok yang sebenarnya beberapa d antara mereka baru saja menemui Rensakar pada saat ini.
“Cih…! Aku memang harus mengakui kalau dia itu tampan! Namun, tidak perlu juga sampai segitunya juga kali! Benar-benar tidak habis pikir aku melihat semua wanita bisa-bisanya menjadi tak terkendali hanya dalam beberapa kata-kata biasa pria itu!”
“Benar sekali! Aku juga tidak kalah tampan darinya, tapi tidak pernah ada wanita yang sampai berubah menjadi gila seperti ini. Semuanya jelas sudah terlalu gila dan sangat tidak masuk akal hingga berlebihan sekali!”
“Hidih…! Kalau menurutku, malah dia ini tidak tampan sama sekali. Aku jauh lebih tampan darinya. Suatu saat nanti, pasti jodohku yang akan membuktikannya sendiri!”
Beberapa pria merasa tak senang dengan reaksi berlebihan tersebut. Mereka berada tepat di belakangnya Alisa sehingga wanita cantik dan teman di sebelahnya juga ikut serta mendengarkannya.
“Hei…! Kalian ini memang kalau iri ya bilang saja! Gak usah pakai alasan yang tidak jelas seperti itu! Sudah wajah biasa-biasa saja, bisa-bisanya merendahkan orang lain! Paham kalian?! Hmph…!” tegas temannya Alisa menyindir sambil menoleh ke arah belakang.
Tentu saja itu mengejutkan para pria tersebut sebelum kesal dan akhirnya terpaksa diam karena tak ingin berdebat dengan teman sebelahnya Alisa tersebut. Alisa yang mendengarnya lagi-lagi hanya bisa tersenyum tipis.
Suasana ricuh tak reda sama sekali. Semua kaum hawa seperti makhluk yang telah tersegel puluhan tahun dan baru saja terlepas saat itu juga. Kondisi ricuh tersebut membuat Rensakar terdiam seolah hal semacam ini bukanlah sesuatu yang aneh sama sekali dalam hidupnya sebagai pria tampan.
“Ehem…! Para hadirin sekalian yang kami hormati. Harap untuk tetap tenang dan menaati peraturan yang telah ditetapkan agar acara wisuda kali ini dapat berlangsung dengan cepat sampai akhir nantinya!” tegas sang pembawa acara berusaha menyudahi kebisingan yang dihasilkan oleh suara-suara para wanita yang mabuk cinta.
Hening…!
Seketika, semua orang akhirnya menutup mulut akibat penegas pembawa acara yang juga sekaligus seorang wanita tersebut. Mereka hanya bisa kembali duduk dengan tenang meski tampak lesu sebelum hilang manakala melihat sosok tampan Rensakar.
“Baiklah, terima kasih atas perhatiannya! Tuan Rensakar yang tampan, eh…! Maksud saya, tuan Rensakar yang terhormat dapat melanjutkan isi sambutannya. Para hadirin diharapkan untuk tetap tenang menyimaknya dengan baik. Terima kasih!” tegas pembawa acara tersebut yang membuat sejumlah orang hanya bisa menahan tawanya di dalam hati dan pikirannya masing-masing.
“Terima kasih atas antusiasnya! Saya berada di sini tidak lain hanya sebatas perwakilan dari Keluarga Bins Haekal untuk memberikan sambutan yang tulus kepada para saudara dan saudari yang telah lulus kuliah pada tahun ini. Semoga masa depan kalian tidak terbatas dan terus menggapai sukses!”
“Berbicara tentang kesuksesan tentu saja adalah topik yang relatif tergantung sudut pandang masing-masing orang. Oleh karena itulah, saya di sini sebagai perwakilan keluarga besar saya akan dengan senang hati menawarkan beberapa lowongan pekerjaan di perusahaan cabang kami yang baru saja beroperasi di sekitar Universitas Bulgasaru ini!”
Rensakar memberikan isi sambutannya yang semakin disambut dengan meriah oleh semua wisudawan saat itu manakala memberikan lowongan pekerjaan bagi mereka. Tidak disangka semua orang, sambutan Rensakar yang begitu meriah akhirnya akan segera berakhir juga.
“Hmm? Tunggu! Bukankah kalau begitu hal ini semua hanya kesalahpahaman? Beberapa artikel jauh-jauh hari mengatakan kalau perusahaan Zombiek Group besar kemungkinan di bawah kendali Keluarga Bins Haekal sedangkan pada hari ini terkesan tidak demikian. Entahlah, yang penting masih masuk bagian daripada Keluarga Bins Haekal! Yang lainnya, aku tidak terlalu peduli!” pikir Alisa mulai memahami sebelum teringat adegan kasarnya Rensakar sebelumnya sewaktu rapat berakhir benar-benar terasa sangat dingin.Dengan pikiran seperti itu, Alisa juga tidak lagi berusaha bersimpati terlalu berlebihan terhadap atasannya sendiri yang bersikap kasar itu setelah dirinya berusaha untuk membantu. Memang benar kalau dilihat di sisi lain sosok Alisa di dalam rapat sebelumnya hanya beban hingga pemicu penyerahan Rensakar.“Hmm…, aku benar-benar bingung. Haruskah aku marah kepada Rensakar? Atau mungkinkah aku sebaiknya meminta maaf? Lagi pula, tekad pria aneh itu benar-benar kuat bahkan begitu keras kepala untu
“Lebih baik, kita segera keluar terlebih dahulu. Masalah ini mungkin saja masih ada harapan untuk diselesaikan baik-baik. Misalnya saja, kamu bisa segera kembali ke Keluarga Bins Haekal sebelum menggunakan statusmu untuk merebut perusahaan Zombiek Group ini kembali! Bagaimana menurutmu?” ucap Alisa dengan lembut dan tulus mencoba untuk benar-benar meredakan amarahnya Rensakar.Rensakar melirik tajam ke arah Alisa sebelum berkata, “Hmph! Tahu apa kau dengan urusan keluargaku, hah?! Kalau bukan karena dirimu ikut campur tadi, aku sendiri sudah cukup bertahan tanpa perlu berkata-kata sedikit pun untuk menyerah! Hasil akhir ini semua karena ulahmu yang ikut campur terlalu jauh!”Perkataan Rensakar sangat dingin langsung membekukan hatinya Alisa. Wanita cantik tersebut mengerutkan keningnya mendengar perkataan yang begitu kasar dan sangat menyalahkan dirinya tersebut. Semuanya terdengar sangat tidak pantas sama sekali.“Apa maksudmu? Saya hanya berusaha untuk membantu Bapak tadi!” ujar Ali
“Kurang ajar! Beraninya kamu menyerang Kepala Keluarga Bins Haekal, hah?! Tidak tahu diuntung!” teriak seorang pengawal di sisinya Burhan setelah menyadari kalau Alisa benar-benar begitu berani memberikan tekanan Energi Adidaya kepada atasannya.Sesuatu yang tidak akan pernah disangka oleh siapa pun termasuk Rensakar apalagi para pengawal tersebut ternyata terjadi begitu saja tepat di hadapan mereka. Sang pengawal segera membalas tekanan Energi Adidaya yang dipancarkan oleh Alisa.Boom…!“Urgh…!” Alisa langsung merintih kesakitan tak kuasa menahan tekanan hebat yang kali ini dilancarkan oleh pengawalnya Burhan kepada dirinya secara langsung dan terbuka.Benar saja, kekuatan pengawal di sisi Burhan saat ini jauh lebih kuat dari Alisa. Dengan demikian, hasil akhirnya sudah diputuskan sejak pertama kalinya Alisa membuat keputusan untuk memarahi ayahnya Rensakar. Keputusan yang terburu-buru mengundang lirikan matanya Rensakar yang awalnya meredup perlahan-lahan mulai berkobar penuh semang
Luapan Energi Adidaya begitu luas dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya yang semakin intens seiring waktu berjalan.“Aku bilang cukup, sialan kau!” teriak Rensakar meraung keras berkata-kata kasar kepada ayahnya sendiri.Boom…!Energi Adidaya yang jauh lebih besar dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya Burhan seolah hal inilah bentuk respon sang ayah kepada putra bejat dan nakalnya tersebut. Ekspresi wajahnya Burhan sangat jelek dan muram tidak sedap dipandang sedikit pun.“Kamu…! Beraninya kamu terus menolak perintahku, hah?! Bocah nakal sepertimu memang harus lebih dididik ulang sampai sadar diri!” teriak Burhan benar-benar sangat marah.“Ha-ha-ha! Mendidikku? Tutup mulut omong kosongmu itu! Sampah sepertimu tidak akan pernah layak mendidikku, tidak akan pernah sama sekali! Jangan kau pikir aku takut denganmu, sialan! Kalau kau masih di sini dengan ocehanmu itu, lebih baik keluar sekarang juga dari perusahaanku!” sahut Rensakar kembali meraung dengan penuh amarah.“
Dengan demikian, mereka hanya bisa bingung melihat keberlanjutan situasi ini. Hanya Rensakar saja mengetahui kebenarannya dan tampaknya dia sendiri tidak akan berusaha untuk menjelaskannya lebih lanjut. Meski begitu, tebakan Alisa mulai bertahap berkembang lebih jauh lagi.Adapun Burhan, dia langsung tertegun dan benar-benar tidak percaya ketika anaknya sendiri tiba-tiba mengumpatnya untuk menutup mulut di depan beberapa orang lainnya ini. Semuanya terjadi begitu cepat bahkan Burhan sendiri tidak dapat mengantisipasi arah kedatangannya.Rasa marah melonjak di hatinya dan seketika raut wajahnya Burhan jelas tampak berkali-kali menyeramkan tidak seperti sebelumnya. Kesuraman penuh ancaman terpancar jelas di sana. Belum lagi, Energi Adidaya tiba-tiba melonjak dan meletus di sekujur tubuhnya Burhan.Inilah amarah seorang pengguna Energi Adidaya Level 99. Bagaimana bisa Burhan tidak marah ketika diejek, ditentang, dan bahkan dipermalukan oleh orang yang sama dalam jangka waktu yang saling
“Pria tua ini sangat tenang dan tegas. Jelas sekali kalau ini adalah kepribadiannya yang sebenarnya. Ada kemungkinan, kalau masalah ini lebih dahsyat dari yang aku bayangkan!” batin Alisa masih berliku-liku dengan pancaran kehati-hatian yang begitu mendalam.Burhan seolah tidak peduli dengan perkataan Rensakar apalagi tatapan mata kesal, bingung, dan canggung semua orang yang menjadi bagian daripada perusahaan Zombiek Group. Semua ini bukan urusan mereka juga, jadi untuk apa repot-repot mempermasalahkan sesuatu yang tidak penting, kan?“Kamu tidak perlu tahu secara menyeluruh. Hanya saja satu hal yang pasti yaitu semua masalah perusahaan Zombiek Group mulai sejak kedatanganku dan seterusnya di masa depan akan diurus secara eksklusif oleh Keluarga Bins Haekal secara langsung. Bukankah hal semacam ini sudah cukup menyelesaikan semua permasalahan dan omong kosong ini, kan?” ujar Burhan jelas secara terang-terangan menyindir sampai membuat ekspresi wajah semua orang cemberut tak senang te