“Tu–tunggu! Apa maksud Bapak berkata seperti itu? Sejak kapan saya pernah menipu Bapak? Lagi pula, saya juga tidak butuh ditemani oleh Bapak untuk pergi ke rumah sakit. Saya sendiri bisa melakukannya dan nantinya surat dokter setelah pemeriksaan bisa digunakan untuk proses verifikasi kalau seandainya Bapak masih meragukan saya!” tegas Alisa segera tersadar dan mengutarakan isi hatinya.Jelas ego dan kebanggaannya sudah dipicu dengan perkataan kasarnya Rensakar sehingga membuat wanita cantik tersebut tak lagi berbasa-basi dengan kata-kata kosong yang mana cukup untuk menghentikan langkah kakinya Rensakar.Rensakar menoleh ke belakang seraya berkata, “Diam dan ikuti saja saya! Kalau tidak, kamu tidak saya izinkan pergi satu jengkal pun dari tempat ini!”Alisa benar-benar terdiam dengan pikiran berkecamuk. Rensakar tak memperdulikannya sama sekali dan segera membuka pintu. Pria bejat itu segera keluar sambil mengatakan satu kalimat.“Saya tunggu di mobil seperti sebelumnya!” ucap Rensaka
“Hmm…, haruskah aku meminta izin terlebih dahulu? Terlepas berapa anehnya atasanku ini, dia tetaplah bosku saat ini yang masih harus dihormati! Lagi pula, urusan ini memang sangat mendesak dan bahkan bisa sangat mengancam nyawa dan tentu saja progres pekerjaan kantor. Ehem, baiklah kalau begitu, sudah aku putuskan!” pikir Alisa segera mengetuk pintu masuk ruangan tersebut.“Silahkan masuk…!” ucap Rensakar yang terdengar jelas sehingga tidak lagi membuat Alisa ragu-ragu sedikit pun.Pintu terbuka, sosok cantik menawan Alisa sekali terpancarkan menampilkan pesonanya tersendiri melihat Rensakar yang tampak sibuk dengan layar komputernya.“Ada apa?” tanya Rensakar seolah sudah tahu keberadaan Alisa sehingga tidak perlu repot-repot untuk sekadar menoleh yang mana semakin membuat kesan pria bejat tersebut menjadi dingin dan fokus.Alisa yang sedikit ceria dan ragu-ragu akhirnya berubah sedikit tak senang di dalam hatinya. Perasaan geram mulai sekali lagi mencuat seolah tak mampu mentolerir
Namun, di sisi lainnya dari dalam dirinya seolah mengatakan kalau itu adalah kebenarannya yang semakin membuat Alisa terdiam dalam kebingungannya sendiri sampai berada duduk di kursi ruangan kerja pribadinya dalam kesunyian.“Aneh sekali! Sungguh terlalu aneh! Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku? Mengapa pikiranku seolah saling bertolak belakang satu sama lain? Ingatanku terlalu samar dan kabur yang jelas seharusnya mustahil untuk orang jenius dengan kemampuan menghafal luar biasa cepat sepertiku! Mungkinkah aku terkena penyakit keras misterius? Haruskah aku segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaanku?”Segala macam pikiran acak terus menerus bermunculan dan tersebar luas di sana hingga membuat wanita cantik tersebut harus sampai menggaruk-garuk rambut kepalanya sendiri seolah ingin mencoba untuk mengingat sesuatu yang samar-samar terasa menyembunyikan betapa pentingnya rahasia terselubung.Meski begitu, Alisa tetap harus merasa kecewa karena memang tidak ada satu pun yang
Tatapan pria bejat tersebut segera teralihkan sebelum melesat diarahkan kepada Alisa yang masih terdiam tertegun menatapnya dengan tatapan kosong seolah ada ingatan tertentu yang sulit muncul di dalam pikirannya.“Ada apa ini? Mengapa aku merasa ada sesuatu yang salah di dalam diriku?” batin Alisa merasa tak nyaman dengan perasaannya sendiri saat ini.Rensakar melangkah mendekati Alisa sebelum berkata, “Lain kali, jangan berangkat lebih awal seperti ini lagi! Kamu harus berangkat kerja bersama-sama denganku, paham?”Perkataan cukup tenang, tapi jelas ada penegasan makna tersirat di dalamnya yang membuat Alisa yang sudah tertegun dan tidak nyaman malah semakin mengerutkan keningnya dengan kebingungan tersendiri. Karena ini di depan umum di mana satpam dan banyak pasang mata mengarah tepat ke arah keduanya, Rensakar berusaha untuk tetap menenangkan diri.“Apa sih maksud Bapak? Alisa tidak paham! Tolong jaga sopan santunnya, terima kasih!” sahut Alisa dengan kata-kata yang tidak formal d
Tanpa ragu-ragu, dia merapikan kembali pakaiannya sebelum dengan tegas melangkah perlahan sampai berhenti tepat di depan pintu masuknya Alisa. Tatapan tenang dan wajah tampannya tersenyum tipis mempesona luar biasa yang dijamin bakal membuat setiap kaum hawa meluluhkan isi hatinya.Tok–Tok…!“Ehem…! Alisa, silahkan buka pintunya! Sudah waktunya berangkat kerja dan mari pergi bersama denganku!” ujar Rensakar dengan tenang dan sopan.Krik, krik, krik…!Hanya keheningan malam di pagi hari yang terjadi tanpa menyisakan tanda-tanda jawaban sama sekali. Kalau saja ada jangkrik, serangga-serangga itu pasti ikut meramaikan suasana canggung tersebut.Alis matanya Rensakar sedikit mengerut melihat tidak ada reaksi dari Alisa sama sekali. “Alisa, jangan diam saja seperti ini! Jawab dan buka pintu masuk ini sekarang juga! Kita berdua bisa bersama-sama pergi ke kantor. Tidak ada waktu lagi kalau tidak berangkat sekarang pasti terlambat nantinya. Aku pribadi tentu saja tidak ada masalah, tapi kamu
Aneh sekali, tapi tentu saja Rensakar tidak akan tahu akan hal itu. Wanita cantik tersebut masih terlihat mempesona dari mata indahnya. Hanya saja, tatapannya terasa lebih dingin kali ini seolah bukan diri Alisa yang biasanya.“Cih…! Benar-benar pria bejat! Beraninya dia melakukan ini lagi kepada tubuhku, sialan! Kalau bukan karena aku tidak ingin buang-buang waktu, sudah pasti pria bejat ini aku lenyapkan sejak kemarin. Hmph! Sungguh tak tahu malu!” ujar Alisa dengan kasar perlahan-lahan mulai menggerakkan tubuhnya yang lemas.Whoosh…!Luapan Energi Adidaya yang cukup tinggi tiba-tiba mengalir deras dan perlahan-lahan menyelimuti seluruh tubuhnya Alisa hingga semua efek dua pil godaan lenyap seketika begitu saja. Sebuah kenyataan yang kontras sekali dengan ketidakberdayaan Alisa sebelumnya.Pada akhirnya, Alisa segera bangkit dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membasuh dirinya. Setelah semuanya selesai, dia mengenakan pakaian baru lainnya sebelum makan sesuatu sampai memua