🏵️🏵️🏵️ Hari ini usia kehamilanku memasuki lima bulan. Namun, Farid belum mengetahui keberadaan calon anak yang kukandung ini. Aku tidak tahu apakah dia berusaha mencari tahu keberadaan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya ini. Setelah pergi dari rumah Farid, aku mengganti nomor kontak ponsel dan akun sosial media. Tujuannya saat itu agar dia tidak menemukan keberadaanku. Jadi, aku tidak tahu sama sekali, apakah laki-laki itu berusaha mencari diriku. Aku tidak merasa sedih lagi walaupun Farid tidak peduli kepadaku karena sejak mengtahui ada benih laki-laki itu di rahim ini, aku merasa menjadi wanita paling beruntung. Di samping itu, sahabat tercinta juga selalu siap membantu. Seperti yang terjadi hari ini, aku dan Alea menikmati akhir pekan dan memilih menghabiskan liburan di salah satu mal yang ada di kota ini. Aku dan Alea memasuki toko perlengkapan bayi untuk sekadar melihat-lihat benda-benda imut yang ada di sana. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, aku dan Alea ber
🏵️🏵️🏵️ “Maafin Kakak, Key.” Kak Ratu tiba-tiba membuka suara. “Maaf untuk apa, Kak?” Aku tidak mengerti kenapa wanita itu meminta maaf. “Sebenarnya, Kakak yang minta Mas Revan menghubungi Farid agar datang ke sini. Kakak ingin agar kalian bertemu. Farid harus tahu tentang kehamilan kamu, Key.” Kak Ratu memberikan penjelasan. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa. Aku tidak sanggup mengeluarkan rasa kesal kepada wanita itu. “Aku juga setuju dengan Kak Ratu. Terus terang, saat awal kehamilan Key, aku sebenarnya ingin memberitahukan kabar gembira ini ke Farid, tapi Key melarangku.” Alea akhirnya membeberkan apa yang dulu kami sepakati. “Al ….” Aku tidak tahu harus berkata apa kepada Alea. “Maafin aku, Key. Kamu pikir aku nggak sakit setiap melihatmu nangis? Saat itu, aku membenci diriku sendiri karena aku merasa telah memberikan luka untukmu. Aku yang mengenalkan kamu ke Farid.” Aku tidak pernah menyangka sedalam itu rasa yang Alea miliki dalam persahabatan kami. “Kamu sama
🏵️🏵️🏵️ “Apa kamu lupa dengan apa yang pernah aku katakan dulu? Aku tidak akan pernah menceraikanmu. Bagaimana mungkin aku mampu melepaskan ikatan dari wanita yang sejak awal pernikahan telah membuatku jatuh cinta?” Aku mendengarkan hal yang sama dengan apa yang Kak Revan dan Kak Ratu katakan. “Maksud kamu apa?” Aku ingin mendengar langsung jawaban dari Farid. “Itu kenyataan, Sayang. Aku sudah lama mencintaimu, tapi kamu tidak. Kamu dengan tega mengaku mencintai laki-laki lain di depanku.” Aku sungguh tidak percaya dengan apa yang Farid katakan. Bagaimana mungkin laki-laki yang selalu menyakitiku telah memiliki cinta untukku sejak awal pernikahan kami? Farid menceritakan kalau dirinya belum pernah memikirkan seorang wanita sebelum bertemu denganku. Dia mengaku sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak terpikirkan untuk mencintai lawan jenis atau mengikat hubungan dalam pernikahan dengan perempuan mana pun. Farid selalu bersikap kasar kepadaku karena kala itu, dirinya tidak m
🏵️🏵️🏵️ “Itu pertanyaan yang nggak perlu dijawab. Sekarang yang terpenting kamu sarapan dulu. Aku suapin, ya, Sayang.” Farid pun duduk di sampingku. “Setelah kamu menyakitiku, kenapa kamu tiba-tiba menunjukkan perhatianmu? Apa karena anak ini?” Aku masih tidak percaya dengan apa yang Farid lakukan. Dia seolah-olah tidak mengingat tuduhan yang dulu dia lontarkan kepadaku. “Kenapa kamu masih berpikiran seperti itu?” “Sikap yang kamu tunjukkan sekarang, sungguh bertolak belakang dengan sikap kamu beberapa bulan yang lalu. Kamu nggak perlu repot-repot melakukan semua ini. Aku sanggup hidup tanpa bantuanmu.” Aku berharap agar Farid kesal lalu meninggalkanku. “Aku kurangin cabenya, nih. Takut anak kita kepanasan di dalam.” Dia mengalihkan pembicaraan seolah-olah tidak mendengar apa yang kukatakan. Dia menyendokkan nasi ke mulutku. Aku menerima suapan dari tangan Farid. Dia melakukan itu sambil bercerita tentang keadaan di kantor. Dia menceritakan mengenai event menulis yang diselengg
🏵️🏵️🏵️ Niat hati untuk tetap merahasiakan apa yang terjadi selama kurang lebih lima bulan terakhir ini, akhirnya terbongkar. Aku tidak tahu siapa yang telah memberitahukan keberadaanku kepada Papa dan Mama. Kenapa kedua orang tua itu ada di sini sekarang? Aku berusaha menyembunyikan apa yang Farid lakukan kepadaku agar Papa dan Mama tidak membenci lelaki itu. Walaupun Farid telah melakukan kesalahan, tetapi aku tidak ingin orang tuaku menganggapnya tidak bertanggung jawab. “Papa, Mama? Kenapa ada di sini?” Aku langsung melontarkan pertanyaan itu kepada kedua orang tuaku. Aku benar-brnar sangat terkejut. “Seharusnya pertanyaan itu pantas ditujukan padamu, Key.” Papa langsung memegang kedua lenganku. Kedua orang tua itu melihat ke arah perutku. “Apa yang kamu lakukan di sini, Sayang?” tanya Mama kepadaku. “Kita masuk dulu, yuk!” Aku mengajak Papa dan Mama menuju ruang TV lalu kami pun duduk. “Untuk apa kamu tinggal di sini? Kenapa kamu tidak memberitahukan apa yang terjadi pada
🏵️🏵️🏵️ “Izinkan Farid bertemu dengan Key, Pa.” Aku mendengar suara Farid sangat dekat dari kamarku. Aku segera membuka pintu, ternyata Farid dan Papa berdiri di depan kamarku. Aku sangat bahagia melihat laki-laki itu kini ada di depanku. “Ternyata kamu udah datang.” Aku tersenyum kepadanya. “Iya, Sayang.” Farid langsung meraih tanganku. “Untuk apa kamu mempertahankan laki-laki seperti ini, Key?” Papa menarik tanganku dari genggaman Farid. “Key istri Farid, Pah. Izinkan Farid membawanya pulang.” Farid tiba-tiba berlutut di depan Papa. “Papa tidak akan mengizinkan Key keluar dari rumah ini. Kamu pergi sekarang!” Papa meninggikan suaranya kepada Farid. “Itu nggak mungkin, Pah. Saat ini Key sedang mengandung anak Farid, jangan pisahkan kami.” Farid memegang kedua kaki Papa. Aku sangat kasihan melihat Farid. Aku benar-benar tidak menyangka kalau dia berubah menjadi sosok yang mengagumkan. Menyaksikan sikap Farid yang seperti ini, aku makin terpesona dan tidak menyesal karena tela
🏵️🏵️🏵️ Papa dan Mama terlihat panik. Mereka langsung bertanya tentang keadaanku. Aku pun mengaku baik-baik saja. Walaupun Papa sudah bersikap tegas kepada Farid, tetapi aku tidak ingin melihat kecemasan di wajahnya. “Kenapa kamu nekat, Key? Kenapa kamu berusaha menghentikan Farid?” Papa bertanya kepadaku. “Key nggak mau berpisah lagi dengan Farid, Pah.” Aku berharap agar Papa mengerti dengan keadaanku “Papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu, Nak. Papa nggak terima dengan keputusan suamimu yang sangat kejam ini. Seharusnya kamu nggak perlu membela dia. Biarkan dia pergi.” Ternyata Papa tetap bersikeras dengan keputusannya. “Tolong ngertiin Key, Pah. Anak Key juga butuh Farid.” “Papa nggak ngerti dengan jalan pikiran kamu, Key. Udah disakitin, masih saja tetap bertahan. Papa nggak tahu harus ngomong apa lagi ke kamu.” Setelah mengucapkan kalimat itu, Papa pun keluar dari kamar. Sementara Mama memberikan pencerahan dan saran kepada Farid agar tetap berusaha meluluhkan hati Pap
🏵️🏵️🏵️ Ternyata aku terlalu naif karena menganganggap cinta Farid itu benar adanya. Namun, kenyataan yang sebenarnya tidak sesuai dengan harapan. Dari cerita yang Farid ungkapkan, secara tidak langsung, dia mulai mencari keberadaanku setelah keluarganya menebak diriku sedang hamil. Sungguh, ini kenyataan yang menyakitkan. Kenapa aku harus percaya ketika Farid mengatakan bahwa dirinya telah mencintaiku sejak awal pernikahan kami? Padahal sangat jelas kalau dia pernah mengucapkan tidak mengharapkan hubungan kami. Aku merasa tertipu dengan apa yang telah keluar dari bibir Farid. Dia tidak tahu betapa hatiku sepenuhnya terbuka untuk dirinya. Aku berhasil mengeluarkan bayangan cinta pertamaku dari pikiran hingga berhasil mencintai Farid. Akan tetapi, apa yang dia berikan kepadaku? Farid sama sekali tidak benar-benar mencintaiku layaknya seorang suami yang selalu ingin melindungi istrinya. Sepertinya dia memiliki perasaan cinta itu hanya karena aku kini mengandung darah dagingnya. In