"Aku berjanji, percayalah Aku hanya mencintainu Tania," ujar Dion memegang tangan Tania yang ada di wajahnya itu.
"Ahh ... Bang Dion ...," desah Tania pelan saat Dion menggesekkan penisnya itu.
"Kau yang menggodaku tadi," kekeh Dion yang suka melihat wajah Tania yang tersiksa itu.
Gadis itupun mengerucutkan bibirnya jengkel, Dia sangat tidak suka pada Dion yang mempermainkan adik kecilnya pada bagian bawahnya. Laki-laki itu sudah lihai sekali mengatur hormonnya agar Tania lebih dulu yang meminta dimasuki.
Dion lalu kembali mendekatkan wajahnya pada Tania, menyatukan hidung mereka berdua seraya bertatapan dalam.
Dion heran sendiri mengapa dirinya sangat candu pada gadis itu, seminggu tidak melakukan hal ini pada Tania Dia merasa tubuhnya lemah kekurangan nutrisi begitu pula dengan Tania.
"I Love you baby," ucap Dion tepat di wajah Tania membuat gadis itu tersenyum dan bersemu.
Lalu dengan pelan Dion men
Happy readingDelia melempar barang belanjaannya itu dengan asal pada meja dapur setelah itu Ia lalu beranjak pergi ke dalam kamar. Hari ini dia tidak akan ke kampus ataupun ke perusahaan Walton corp tapi, bukan berarti hari ini dia mengosong justru ini akan menjadi hari yang cukup melelahkan untuk mahasiswa tingkat akhir."Ponselku di mana?" tanya Delia pada dirinya sendiri mencari ponsel yang tidak ada di atas kasur ataupun meja belajarnya.Hanya ada sebuah laptop biasa di atas mejanya tidak ada benda pipih yang sedang Ia cari.Delia kemudian kembali beranjak keluar kamar untuk mencari ponselnya mungkin saja tertinggal di dapur."Untung saja," keluhnya setelah mendapatkan benda yang dicarinya itu lalu kembali lagi ke kamar.Belum juga diceknya hingga Ia sampai di meja belajarnya untuk membuka aplikasi line."Hah ...." Delia menganga melihat banyak sekal
Happy reading"Lo yakin ingin keluar?" tanya seorang gadis bersandar pada dinding di dekat dapur."Yah ... Gue lelah di sana Nya, Lo tau 'kan pria dewasa nggak mudah diatasi," balas gadis satunya lagi dengan gelas berisi air putih."Come on Delia ... nggak ada waktu untuk baperan. Kita udah mahasiswa akhir dan di sinilah Kita lebih mudah menyelesaikan skripsi," ceramah temannya yang tidak tau diri itu mengambil minum dari sahabatnya yang hendak melangkah menuju ruang tamu.Dengan wajah masam Delia melihat ke arah Tania sebelum melangkahkan kaki kembali dan mengubah ekspresi mengeluh"Gue lelah Tania, Gara itu jauh di atas Kita Gue nggak mau berhubungan dengan Dia huhf." dengan menghelakan napas Delia menyandarkan tubuhnya pada sofa."Setidaknya hidup Lo akan lebih mudah," ujar Tania mengeluarkan senyumnya yang manis tak lupa tangannya yang memega
Happy reading"Dion please ....""Come on baby.""I'm pms." lagi-lagi Tania menggerutu pada Dion yang terus saja memaksanya untuk bercinta.Ntahlah mengapa hubungan mereka berputar pada intim, Tania juga harus merevisi tugas akhirnya yang hampir terbengkalai itu. Menjadi mahasiswa sekaligus calon penerus perusahaan membuatnya linglung sebelum dinobatkan sebagai sarjana.Juga apalagi harus meladeni birahi Dion yang tidak kunjung selesai, Tania juga tidak ingin Dion bermain di luar sana dengan gadis lain. Ingat Tania paling tidak suka mendapatkan hal-hal bekas apalagi sebuah hubungan percintaan."Aku main di luar aja ya baby," keluh Dion yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Tania.Terpaut usia yang terbilang jauh tidak membuat Tania segan dengan Dion atau sebaliknya Dion yang dewasa, hanya otak tentang hubungan saja yang 21++ tapi sikapnya tetap saja seperti bocah jika dihadapan Tania."Mau Aku bunuh?" ujar Tania melepaskan tangan Dion dari pinggangnya.Mereka memang sedang bera
Happy readingMengingat kata mahasiswa akhir tentunya akan dirasakan semua mahasiswa baik dari jenjang diploma maupun strata yang menginjak semester mendekati penulisan tugas akhir, terselesaikannya semua komponen mata kuliah ataupun semua yang berkaitan dengan perkuliahan.Semua mahasiswa akhir akan sibuk tidak ada yang membedakannya dengan mahasiswa lain, pembicaraan orang-orang mulai membandingkan mahasiswa dari jurusan ini dengan mahasiswa kedokteran "kalian tidak akan sesibuk anak koas" berbagai spekulasi mengatakan demikian. Padahal baik mahasiswa biasa ataupun anak koas jam kesibukan mereka sebelas dua belas.Itulah mengapa sangat tidak disarankan berhubungan pada mahasiswa akhir, bukannya kalian akan mendapatkan nama pada penulisan kata pengantar justru kalian akan merasa tersiksa, terabaikan bahkan overthinking. Mereka memang akan online terus menerus namun, hanya untuk menunggu pesan dari dosen pembimbing. Pesan kalian akan terabaikan dan mereka tidak memerlukan kata semanga
Happy reading"Ouch Baby ... arghh ... uhh yes terus Baby arghh.""Shit ... fuck ... Ahh ... Aku ingin keluar.""Uhh se ... bentar lagi ... sedikit lahh ... gi ahh.""Ahh ... Ahh ... Ahh." Dor ... Tong .."Woi diam anjing." Tania dengan kasar memukul tembok disamping kamarnya.Dengan frustasi Ia memegang kepalanya yang hampir pecah mendengarkan suara dari kamar sebelah. Tania sangat mengutuk Dion mengapa mengambil apartemen di sini, hampir tiap malam suara demikian mengganggu kinerja otaknya mengerjakan skripsi.Tidak juga bisa menyalahkan kamar sebelahnya sepenuhnya lagi pula mereka melakukan itu pada dini malam, dasar Tania saja yang belum tidur.Dret ... Dret Belum lagi ponselnya yang terus berbunyi menandakan telepon dari ayahnya."Ini lagi si tua," umpat Tania mengatai ayahnya sendiri."Hallo Kamu di mana ke mana tidak pulang?" tanya ayahnya yang sepertinya baru pulang dari luar kota."Ngerjain skripsi ayah," balas Tania mengatur napasnya untuk tidak kesal."Alihkan ke video ca
Happy readingHidup pada dasarnya adalah serangkaian masalah, solusi untuk satu masalah hanyalah ciptaan yang lain. Jadi jangan terlalu memberatkan hidupmu untuk satu masalah karena masalah tersebutlah memanglah melingkari kehidupanmu.Delia dengan segala masalah kehidupannya akan terus-menerus berusaha mencari keajaiban dan takdir hingga dipertemukan pada masa kejayaan kehidupan.Berbeda hal dengan Gara yang sudah merasakan masa kejayaan sedari kecil hanya meneruskan hasil kerja keras orang tuanya saja, kini Ia tak perlu lagi bermati-matian bekerja seharusnya demikian tapi, Gara tetaplah Gara walaupun Ia hanya meneruskan prestasi semasa Ia menempuh pendidikan tidaklah main-main terlihat dari rentetan plakat, penghargaan bahkan medali yang berjejer di rak bukunya.Delia termenung melihat semua bentuk penghargaan itu, hingga nyaris menabrak tiang rak."Awas ...." Gara dengan cepat menarik tubuh Delia mundur jika tidak gadis itu mungkin saja sudah benjol."Ehh maaf," ucap Delia spontan
"Semua dari apa yang Lo punya itu nggak sampai seperempat dari apa yang dia punya Delia.""Lo harus realistis kalau semua yang ada di dunia ini ada harga.""Lo selalu ngomongin harga diri tapi, Lo nggak tau sama sekali berapa harga diri Lo."Delia melolot tajam pendengar cemohan dari gadis yang berdiri di ujung pintu, melihatnya saja Delia sudah muak setengah mampus. Persetan dengan harga diri dia tidak akan mau mengikuti apa yang dikatakan gadis itu."Gue tau Lo udah rusak tapi, stop menormalkan sex ke hidup Gue.""Gue punya prinsip," tambah Delia lalu mengibaskan tangan Tania yang menghalangi jalannya.Delia berjalan keluar kemudian menutup kembali pintu apartemennya, sampai di luar Ia bertemu dengan Dion yang baru saja keluar dari mobil. Sambil sedikit membuang wajah Delia berjalan tanpa menghiraukan laki-laki bertubuh jangkung tersebut.Kepalanya yang sudah pusing dibuat skripsi yang tidak kunjung selesai ditambah Tania yang terus membahas mengenai Gara. Cukup lelah bagi Delia mem
Happy reading Guys"Selamat ulang tahun sayang," ujar pria bertubuh jangkung yang menggunakan tuxedo senada dengan warna dress yang dipakai istrinya.Mereka terlihat sangat serasi walaupun umur pernikahan yang sudah melebihi tiga puluh dua tahun, pasangan tersebut masih terlihat awet muda. Melihat kedua orang tuanya Gara juga ingin memiliki hubungan dan mencintai seseorang hingga maut memisahkan.Kebodoamatannya dulu mungkin sedikit berkurang walaupun dia belum yakin untuk memiliki pasangan jangankan demikian bisnis Ia saja masih berkembang. Berkembang menurut Gara itu adalah kejayaan menurut orang lain, jadi jangan samakan Gara dengan yang lain. Ting"Bro Lo masih Di restoran? Kita mau ke club nih."Notifikasi masuk ke ponsel Gara, tanpa melihat ponselnya Ia masih memandangi kedua orang tuanya dan kemudian mereka bertiga berfoto sekaligus banyak sekali dari teman-teman serta kolega dari orang tuanya yang memaksa Gara tetap stand by di sana."Gara ini kenalkan Sintia anak kedua Tante