Share

Ide Picik Seorang CEO Walton

Happy reading

"Jadi Lo mau kan bantuin Gue?" tanya Dion lagi yang juga meneguk botol soda itu.

Dengan terpaksa Gara akhirnya menganggukkan kepala, sebenarnya Dia malas sekali berurusan dengan wanita apalagi itu masih mahasiswa, mahasiswa jaman sekarang itu tak ubahnya dari anak sekolahan. Umurnya juga masih kisaran dua puluh satu tahunan paling tua saja mungkin dua puluh tigaan. Jadi pemikiran mereka masih kekanak-kanakan, dan hal itu akan menyusahkan.

Memasukkan seorang mahasiswa ke perusahaannya paling pantangan bagi Gara, tapi demi sahabat satunya itu Gara mengiyakan.

"Lo emang sahabat terbaik Gue," puji Dion dengan lebay seraya memeluk tubuh Gara, laki-laki dewasa itu lantas merasa jijik sendiri.

"Lepasin," perintah Gara dengan dingin pada Dion yang tak kunjung ingin melepasnya itu. 

Dilain tempat Delia dan Tania sedang makan bersama di dalam kamar Tania, Delia yang sibuk dengan layar laptopnya itu harus menghentikan dulu tugasnya. Rasa lelah dan letih menumpuk di pundak Delia, untung saja malam ini Dia tidak perlu memikirkan mau makan apa yang harus di pesan pada go food. Ada baiknya pula menginap dirumah Tania, Ia juga langsung mendapat perusahaan yang akan menjadi isi dari skripsinya.

Perusahaan ternama pula, Walton corp. Siapa yang tidak mengenal Walton corp? sejagat raya dan kanca dunia semua pasti mengenal perusahaan satu itu, perusahaan dengan banyak cabang yang tersebar ke seluruh dunia yang pastinya dengan saham milyaran dollar tersebut. Delia baru tau tiga puluh menit yang lalu karena diberi tau oleh Tania, jika tidak mungkin sampai besok siang Delia tidak akan mengira Dia akan ke sana.

Setau Delia hanya pacar Tania itu yang tajir melintir, tapi ternyata pria itu juga memiliki sahabat seorang CEO Walton.

"Kenapa Lo?" tanya Tania mengernyitkan keningnya melihat Delia yang makan sambil melamun itu.

"Ehh nggak papa kok," jawab Delia gelagapan.

Dia mengalihkan pikirannya dari perusahaan itu dan kembali fokus pada makanannya, setelah usai menghabiskan makan malam Delia kembali berkutat pada layar laptopnya dan Tania ikut membuka sebentar tugasnya itu.

"Ya ini kayak gimana?" tanya Tania memperlihatkan layar laptopnya pada Delia.

Didalam sana sudah beberapa halaman diketik oleh Tania namun, Ada yang tidak dimengertinya.

"Coba liat," pinta Delia kemudian menggeser sedikit laptopnya dari hadapan dari beralih ke layar laptop Tania.

Dengan meningkatkan kefokusannya Delia membaca ulang tulisan yang ada di layar tersebut, sembari memicingkan netra yang dibalik kacamata itu Delia menggelengkan sedikit kepalanya. Kemudian menghapus bagian yang tidak diperlukan itu.

"Kalimat Lo nggak nyambung satu sama lain Nya, jangan asal ngetik tapi proporsi kan antar kata," ucap Delia pada orang di sebelahnya itu tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop. Sementara Tania mengangguk-anggukan kepalanya. Ntah paham atau tidak.

*****

Gara menarik-narik selimutnya yang digulung oleh Dion hampir seluruhnya itu, sehingga Dia tak mendapat bagian. Belum lagi suhu AC yang keterlaluan di hidupkan oleh pria dewasa itu.

Dion setelah mabuk di ruangan rahasia Gara mengharuskan pria dewasa ini untuk menampungnya, bukan Dion tak mampu pulang tapi di bawah masih ada wartawan bahkan waktu sudah menunjukkan pukul dini hari.

Dengan kesalnya Gara mengambil remote AC yang ada di atas nakas kemudian mematikan AC tersebut. Dia lantas kembali melanjutkan tidur yang tertunda tadi setelah sebelumnya mengambil selimut di lemari.

*****

Pukul empat dini hari Gara bangkit dari tidurnya, kemudian langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. sementara dia membersihkan tubuh pria disampingnya itu menarik selimut semakin nyenyak untuk tidur.

Selang lima belas menit gara keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan sehelai handuk  di pinggangnya. Sembari mencari pakaian di dalam lemari pria itu memperhatikan sahabatnya yang masih terbaring dengan nyenyak di atas kasur, sepertinya Dion benar-benar mabuk. Ide picik Gara pun terbit. Dia kembali lagi berjalan kamar mandi dan kemudian mengambil es batu yang ada di lemari es kemudian dengan tersenyum licik Gara mengguyur air tersebut ke wajah Dion hingga laki-laki itu memekik kaget.

''Argh dingin,'' pekik pria itu dengan terlonjak kaget bangun dari tidurnya. tanpa merasa bersalah sedikitpun Gara tertawa terbahak-bahak .

''Hahahaha bagaimana rasanya?'' tanya Gara masih dengan gelak tawanya.

''Anjing Lo,'' umpat Dion dengan ketus seraya mengusap wajahnya yang sudah basah itu.

''Santai bro haha,'' balas Gara dengan senyum jahilnya. sedangkan cowok yang menjadi bulan-bulanan permainan cowok itu mencebik kesal.

Dia lantas berdiri dari kasur pria jahat itu dan berlalu ke kamar mandi. Sambil masih tertawa Gara merapikan rambutnya kembali dan bersiap-siap untuk metting pagi ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 05:30 Dion baru keluar dari ruangan rahasia milik Gara. Dilihatnya laki-laki kejam itu sudah rapi duduk di meja kebesarannya yang terdapat di sebelah pintu rahasia tersebut.

*****

TBC 

Thanks guys

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status