Share

BERTEMU MARK

Pertemuan aku dan kamu adalah pertemuan yang tidak bisa dielakan lagi meskipun aku ingin. Tuhan mengatur pertemuan kita untuk menyelesaikan semua partikel-partikel yang menjadi misteri diantara kita. Aku dan kamu adalah dua orang yang selalu disemogakan dalam doa bisa menyatu.

Meerlin bingung apa yang harus dilakukan ketika Mark datang. Tersenyum, diam saja atau bagaimana? Merlin belum tahu apa yang harus dilakukan seorang sekretaris saat atasan datang. Apakah diam di samping Mark atau menjauh dan hanya menunggu dipanggil saja?

Merlin belum sempat berpikir telpon sudah bordering. Merlin terperanjat. Perasaan Merlin dag dig dug karena tahu kalau telpon yang sekarang bunyi pasti pemberitahuan dari receptionis kalau Mark sudah tiba. Dengan ragu Merlin mengangkat telpon.

Hallo Bu Merlin, Pak Mark sudah jalan menuju ruangan. Sekarang sedang menuju lift. Suara receptionis menggelegar ke hati Merlin. Baik, terima kasih. Merlin menutup telpon dan dengan sigap menyiapkan apa yang harus dibawa ke ruangan Mark saat dipanggil oleh Mark. Merlin terus-terusan menarik nafas panjang.

”Mohon maaf nih tapi kayanya gue bakal banyak sumpah serapah kerja di kantor ini, gue berharap lift yang saat ini mengantarkan Pak Mark naik ke atas mati aja gitu. Terus Pak Mark terjebak di lift dan gak bisa naik sampai nanti gue balik kerja. Atau kaki Pak Mark keserimpet pas mau ke luar lift dan harus dibawa ke rumah sakit, patah atau keseleo berat dan gak akan ngantor selama tiga bulan. Gue jahat sih, tapi ini demi kenyamanan gue kerja disini.” Tukas Merlin sambil bersiap diri.

Belum juga selesai menenangkan diri, pengeras suara di telpon Merlin berbunyi. “Sekretaris tolong ke ruangan saya!” Suara Mark terdengar sangat nyaring di ruangan Merlin. Menggelegar seperti sound di bioskop premier. Merlin memejamkan mata sejenak dan langsung bergegas menuju ke ruangan Mark.

Mark tahu kalau hari ini haru pertama Merlin kerja. Tentu saja Mark ingin tahu bagaimana mental Merlin dalam bekerja. Mark seperti biasa ingin menguji sekretaris barunya, kalau menurut Mark lolos maka Mark akan bersikap baik kepada sekretaris baru, tapi sayangnya selama ini belum ada yang lolos dan semua sekretaris baru selalu mundur saat kontrak berakhir.

Merlin mengetuk pintu dan masuk secara perlahan. Merlin berdiri di hadapan Mark dengan memegang buku catatan kecil yang masih kosong dan bolpoint fasilitas dari kantor untuk sekretaris baru. Merlin berdiri di samping kanan meja Mark. Setelah Merlin berdiri Mark belum juga mengajak Merlin berbicara atau meminta sesuatu kepada Merlin.

Tidak lama Elsa, Lila dan Finda juga ikut masuk. Elsa, Finda dan Lila berdiri jauh dari meja Mark. Elsa, Finda dan Lila berdiri di dekat pintu keluar.

Elsa berbisik pelan kepada Lila “Eh eh, kenapa si Merlin berdiri di sana? Dia gak tau apa ya, kalau lemari penghargaan disana sudah memakan banyak korban, kalau kepentok gimana? Urusan kita sama rumah sakit nih,”

“Iya ih, si Ubay aja udah beberapa kali kena civok pintu, gak hilang-hilang benjolnya. Duh, ini si Merlin baru pertama kerja cari masalah aja deh,” balas Lila berdecak heran dengan kelakuan yang dilakukan Merlin.

“Kalian berisik, bisa diam gak? Merlin baru hari pertama kerja disini sudah otomatis dia gak tahu posisi mana yang harus dihindari. Kalian berdua juga gak ngasih tau dia kan?” Finda membela Merlin.

“Ih Finda nih ya, siapa tau kalau Pak Adi udah ngasih tau Merlin tapi Merlin sengaja aja berdiri disana buat cari perhatian. Mana berdirinya dekat banget sama meja Pak Mark.” Elsa jelas tidak terima Finda membela Merlin. Lila dan Elsa memang dikenal ratu julid di kantor. Banyak yang tidak nyaman dekat dengan Elsa dan Lila.

 “Bisa jadi! Coba deh lo liat, Merlin itu kan lulusan kampus swasta yang gak se-famous kampus kita, pengalamannya dibawah rata-rata dari kita, dan … penampilannya loh gak oke banget untuk standar sekretaris direktur. Jadi ya, mungkin dia berusaha menampilkan aura-aura kecaperannya biar Pak Mark gak nyesal pilih dia,” jelas Lila membeberkan sifat-sifat negative thinking-nya. Gini nih kalau sudah kebiasaan bareng sama manusia pengumbar aib.

“Kalian berdua ini repot banget jadi orang. Niat Merlin berdiri di sana kan mau menyambut kedatangan Pak Mark, gak usah diomongin kali bikin habis tenaga aja,” cibir Finda, Finda yang sudah muak dengan obrolan-obrolan tidak penting dari kedua rekannya itu, berusaha meluruskan jalan dan pikiran Elsa dan Lila biar tidak berlarut dalam sifat yang sangat dibenci oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Tuhan sangat membenci orang-orang yang suka berprasangka buruk dengan manusia lainnya. Seperti kata ulama-ulama yang biasa nampil di TV atau majelis taklim ibu-ibu komplek nih, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka buruk adalah dosa besar dan janganlah sekali-kali kamu mencari kesalahan orang lain yang belum tentu kebenarannya,” sekian dan terima gaji.

“Duh Finda ini gak ngerti deh gue dan Lila kan lagi menganalisis tingkah laku seseorang. Lo kayak gak pernah diajari ilmu membaca gaya tubuh, sih,” sewot Elsa yang tidak ingin diatur-atur oleh Finda.

Merlin yang tidak mengetahui bahwa dirinya sedang dimata-matai oleh dua rekan kerjanya tersebut, stay cool aja keleus! Merlin tetap menjalankan niat yang tumbuh dalam hatinya dalam-dalam, yakni menyambut seorang direktur utama perusahaan yang akan menjadi ladang cuan buat dirinya sekeluarga.

 “Laporan kalian sudah say abaca satu-satu. Sudah saya tanda tangani juga dan sudah bisa dijalankan mulai sekarang.” Mark menyimpan beberapa laporan yang sudah di tanda tangani di ujung meja sebelah kiri. Biasanya sekretaris akan membawa laporan yang sudah Mark tanda tangani dan membagikan kepada semua divisi, tapi Merlin hanya diam saja. Merlin diam karena tidak tahu.

Mark melihat ke arah Merlin. “Laporan itu gak kamu ambil.” Mark bertanya kepada Merlin. Merlin melihat ke arah meja. Oh, jadi ini harus gue ambil gitu? tanya Merlin dalam hati. Merlin orang yang mengerti dengan kode dan cepat tanggap, Merlin mengambil laporan dari Mark. “Maaf Pak.”

“Semuanya sudah beres saya cek dan tanda tangani, nanti kamu kasih saja ke divisi masing-masing. Kalau kamu gak tahu, kamu bisa bertanya ke Adi harus diberikan kemana saja laporan yang kamu pegang sekarang.” Mark kembali memberikan intruksi kepada Merlin. Merlin menjawab dengan singkat “Baik Pak.”

Mark berdiri dan menyilangkan tangan melihat ke arah Finda. “Finda hanya ini yang kamu kasih? Bukankah saya sudah minta dengan persiapan pekerjaan minggu depan. Minimal roundown nya kamu kasih ke saya?” Mark bertanya pada Finda. “Sudah beres kok Pak, sebentar saya ambil.” Finda langsung pergi ke luar ruangan dan mengambil laporan yang Mark minta.

Karena Mark berdiri sangat dekat dengan Merlin, Merlin merasa tidak nyaman. Merlin mundur beberapa langkah sampai-sampai tidak sadar kalau dekat sekali dengan pintu.

BRUKKKK…… Finda masuk sekaligus dengan mendorong pintu sangat keras. Tidak sengaja tubuh Merlin terpental karena Merlin berada di balik pintu. Merlin terpental ke arah Mark. Merlin jatuh ke pelukan Mark. Tangan Mark awalnya memegang erat Merlin karena Merlin akan jatuh tapi tiba-tiba Mark mendorong tubuh Merlin karena kaget.

Merlin terpental ke arah meja ruang tamu yang ada di ruangan Mark. Merlin nyuksruk dan terjatuh. Bibir Merlin terpentok. Merlin berusaha bangun tapi kepala Merlin merasa penuh dengan bintang. Merlin menyoba menyadarkan diri. “Kamu gak apa-apa?” Mark, Finda, Elsa dan Lila panik. Merlin menggelengkan kepala.

Tangan Merlin menutupi mulut. Merlin berusaha menenangkan diri dan so kuat meski sekujur tubuh Merlin terasa sakit. Merlin membuka mulut dan ada darah di tangan Merlin. Merlin kaget melihat ada darah di tangan. Mark, Elsa, Finda dan Lila tidak kalah kaget!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zihan Anindya Ayu
blom Selesai y ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status