Share

1950

"Aaaaaaaaagggggghhhhhhhhhhhhhh..." teriakku kencang, aku masih melayang dan ku beranikan untuk membuka mataku sedikit. Aku lihat di bawah sudah ada cahaya. Aku berhenti berteriak. Saat cahaya itu sudah semakin dekat, perlahan tubuhku mulai berat dan menyesuaikan untuk menapak. 

Hap! Aku menapak di tempat yang tidak aku ketahui. Sepertinya ini juga merupakan sebuah gudang, lubang tadi menempel di tempat yang sama, di dinding. Saat ini didepanku hanya ada kain-kain putih yang menutupi barang-barang. Aku berjalan mencari pintu keluar dan aku berhasil menemukannya.

Ku buka pintu tersebut, syukur tidak terkunci. Saat aku keluar, ku lihat di sekelilingku hanyalah pohon-pohon pinus pekarangan yang biasa dijumpai di halaman sekolah, lalu ada bunga-bunga disekitaran gudang ini. Tidak jauh dari gudang ini, terdapat bangunan besar seperti sebuah sekolahan. Aku pun berlari ke arah depan, dimana aku sebenarnya. 

Sekolah ini cukup besar, dua tingkat. Dengan bangunan gaya klasik. Sepertinya ini sekolah mahal. Tidak ada murid yang berada diluar kelas, apa mungkin sekolah ini sedang libur? Aku berjalan ke arah depan menuju ruang-ruang kelas. Ku amati, benar-benar sepi, hanya aku sendiri. Bahkan penjaga sekolah pun tidak ada, apa jangan-jangan ini sekolah hantu? Aku mulai takut. Ku amati dinding, siapa tahu aku menemukan papan pengumuman. Ya, ternyata tidak jauh, aku pun menemukan papan itu. Tertulis disitu "LAVENDER XV SCHOOL" Hah?! sekolah apa ini, seingatku di kotaku tidak ada sekolah yang namanya LAVENDER. Tulisannya pun terkesan jadul sekali, masih menggunakan tulisan tangan. Aku kembali membaca papan pengumuman itu.

"HAPPY NEW YEAR 1950, WELCOME TO OUR BIRTHDAY, LAVENDER" oh hanya ucapan selamat tahun baru 1950. hm.

APAAAA?!!!! 1950??? Aku, aku tidak salah baca kan? Aku membuka mataku lebar-lebar dan benar tulisan itu 1950. 

Teng.. *tiba-tiba jam sekolah berbunyi, waktu menunjukkan pukul 4 sore. Aku melihat kiri kanan, tidak ada informasi apa-apa selain papan pengumuman ini. Tidak ada alamat sekolah apalagi nomor telepon yang tertera. 

"Tidak mungkin, ini pasti mimpi, TIDAAKK!!" teriakku sambil mencubit tubuhku.

"Kamu siapa?" tiba-tiba ada seorang gadis yang bertanya padaku. Aku menoleh dan berteriak "AAAAAHHHH, HANTUUUU" aku jongkok dan menundukkan kepalaku.

"Hey, kamu ini tidak sopan. Sembarangan saja, apa mukaku ini terlihat seperti hantu?!" ujar gadis tersebut.

Aku pun berhenti merengek dan ku dongakkan kepalaku ke atas, ku lihat gadis itu memasang wajah kesal. Kakiknya napak, syukurlah.

"Bangun kamu! Kamu pasti anak "ANVOCHETRA" kan? Kenapa kamu mengendap-endap masuk ke sekolah orang lain? Pasti kamu mau cari info tentang lomba matematika itu kan?!" ujar gadis tersebut.

"Sebentar.. sebentar.. kamu sekolah disini?" tanyaku

"Iya, jangan pura-pura bodoh kamu" ujarnya

"Ini tahun berapa?" tanyaku

"Kamu ini beneran bego ya? 14 Juni 1950! Emang kamu kira hari ini tanggal berapa ha?! Udah kamu jangan meranin peran sok tolol mu itu, lebih baik kamu segera pergi sebelum teman-temanku yang lain selesai latihan. Dan bilang ya sama anak sekolahanmu, jangan mata-matain lagi kaya gini. Beruntung kamu, ketemu aku yang masih bisa mentolerir perbuatan kalian!!" ucapnya

'Tapi, aku bukan -"

"PERGI SEKARANG" Teriak gadis itu

Aku tidak sempat mencari informasi apa-apa, yang aku tahu sekarang ini aku berada di tahun 1950. Ini pasti mimpi, baik aku hanya perlu kembali ke gudang tadi dan mencari lubang di dinding. Aku pun berlari ke gudang tersebut. 

Aku membuka pintu gerbang dan menuju ke lubang yang masih ada dinding tadi. Aku perlahan mendekat dan ku ulurkan tanganku menyentuh lubang tersebut, aku kembali tersedot seperti semula. Kali ini aku tidak berteriak. Saat tubuhku mulai berat, aku membuka mataku. Dan, ya.. aku kembali ke gudang dirumah nenek. Satu yang aku sadari, bajuku berubah! Aku baru menyadari, tadi aku mengenakan kemeja putih dan celana pendek selutut ku rasa, sekarang aku sudah kembali mengenakan baju kaos dan jeans. Aku ambil kotak putih yang terjatuh tadi.  Ini bukan mimpi. Aku melihat ke dinding dan lubang itu perlahan mengecil lalu menghilang. Aku tidak ingin mencari tahu, segera ku tutupi kembali lubang tersebut dengan lemari kecil itu.

Aku berlari dan ku lihat nenek masih ditempat semula. 

"Nek, maaf lama. Tadi Norfi nemu lubang digudang terus waktu Norfi deketin Norfi malah jatuh ditahun 1950, di sekolahan yang Norfi ga tau dan ga pernah lihat, akhirnya Norfi balik lagi kesini" ucapku terengah-engah

Nenekku tampak kebingungan. 

"Norfi, kamu ngomong apa cu? Rasanya tidak lebih dari 5 menit kamu pergi mengambil kotak itu. Kamu ini sering bercanda ya, akting kamu bagus" jawab nenekku

"Sini kotaknya, kamu istirahat saja di kamar. Siang-siang gini enaknya tidur siang" ujar nenek

Aku hanya bisa kebingungan mendengar omongan nenek, ingin ku bantah tapi jangan-jangan memang aku yang sedang berimajinasi. Entahlah, aku pun masuk ke kamar. Saat di kamar, aku melihat jam menunjukkan pukul setengah dua siang. APA?! Bukannya tadi jam empat sore? Aku mengambil handphoneku diatas meja, ku lihat waktu di handphone juga menunjukkan waktu yang sama. Aku lalu merebahkan diriku di kasur, aku memikirkan hal yang baru saja terjadi, tidak mungkin ini semua mimpi. Aku tidak mungkin berimajinasi, ini semua nyata, aku memang pergi ke tahun 1950. Suasana dan sekolah yang ku lihat tadi memang nyata. Bukan sekedar ilusi dan imajinasi semata.

Lalu, lubang apa yang ada di dinding tersebut? Lorong waktukah? Kok bisa ada di gudang nenekku? Apa nenek sebenarnya tahu sesuatu? Seketika rasanya otakku panas memikirkan hal-hal tersebut. Tiba-tiba terbesit gadis yang berada di sekolah tadi, setelah aku pikir-pikir dia cukup cantik. Rambutnya mungkin sebahu, ikal, ia kuncir dua. Sangat rapi. Pakaiannya khas sekolah-sekolah klasik, lengan panjang dan rok selutut, tidak lupa kaos kaki panjang dan sepatu hitam. Hidungnya sangat mancung, matanya bulat sempurna berwarna coklat muda. Kulitnya putih bersih. Bisa-bisanya aku menuduh dia hantu, wajar dia marah.

Lalu, aku juga mencoba mengingat nama sekolahan dan sekolah yang disebut oleh gadis itu. Itu bisa menjadi kata kunci untuk ku mencari tahu info tentang sekolahan di tahun itu. Dilihat dari bangunan dan lingkungan halaman sekolah, sepertinya sekolah itu berada jauh dari kota ini. Mungkin bisa jadi diluar negeri. Aku penasaran, apa besok lubang tersebut masih ada? Sepertinya saat aku pergi disana, pergerakan waktu disini melambat. Mungkin jika aku disana satu jam, disini hanya terbuang waktu dua menit. Menarik. Rasa penasaranku menghasut agar besok aku mencoba pergi menggunakan lubang itu lagi. Mungkin saja besok tempatnya berubah, tapi aku jadi tidak bisa bertemu gadis itu dong. Gadis cantik yang tidak pernah aku temui di zamanku, gadis yang sepertinya mencuri perhatianku. Setidaknya aku ingin tahu siapa nama gadis tahun 1950 itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status