Share

Namanya, Sophie

Pagi ini begitu ramai, ayam bersahutan dan suara khas kebisingan di rumah nenek begitu terasa. Walau hanya berjarak 20 menit dari rumahku, namun aroma pagi di tempat nenek, sangat ngangenin. Aku bangkit dari tempat tidur dan segera menemui nenek dan tanteku yang berada di dapur.

"Tante.." ujarku menyapa tanteku.

"Halo Norfi, aduh kangen banget uda lama ga ketemu" jawabku

"Kak opiii" sapa Dean, anak tanteku

"Tante ama Dean semalam pulang jam berapa?" tanyaku

"Jam 9, makanya ga ketemu ama kamu. Kamu udah tidur sih. Kecapekan banget kayanya" ujar Tanteku

"Kak Opi libur ya, enak banget Ean ga libur" keluh Dean, dia sangat menggemaskan.

"Kamu sarapan gih bareng nenek, tante ama Dean udah mau berangkat nih" ujar Tanteku

"Mah, Aku pergi dulu ya.. Ean pamit sama nenek"

"Nenek, Ean sekolah dulu ya.." ujar Dean menghampiri nenekku dan mencium tangan nenek

"Kak Opi, Ean berangkat ya"

"Opi, tante ke toko dulu ya. Daah"

"Bye te, Ean. hati-hati" ujarku.

"Sarapan gih, tadi tante kamu masak nasi goreng" ujar Nenek padaku

"Oh pasti dong nek, ini perut Norfi udah laper banget" Aku pun mengambil nasi goreng dan sarapan bersama nenek. Kami membicarakan hal-hal indah tentang mama dan tanteku. Bagaimana saat kakek masih ada dan begitu memanjakan mereka berdua. Aku masih kepikiran dengan lubang kemarin, rencananya sehabis makan ini aku akan mencoba melihatnya lagi.

"Habis ini mau ngapain nek?" tanyaku pada nenek

"Nenek mau berjemur di depan, kamu duduk aja nonton atau ngapain, sebentar lagi ada Madam Charl buat beres-beres rumah" ujar nenek

Kesempatan yang sangat bagus, aku bisa sepuasnya dong menggunakan lubang itu. 

"Norfi mau jalan keliling-keliling sekitar sini ya nek, soalnya sejuk banget ini pemandangan dan tempatnya" ujarku

"Iya, pergi aja, nanti makan siang pulang ya, kita makan bareng" ujar nenek 

"Oke nek" jawabku sambil mencium pipi nenekku.

Aku bergegas berlari menuju arah gudang, ku buka perlahan pintunya. Lalu, ku tutup kembali. Aku perlahan menuju lemari kecil tepat dimana lubang itu muncul. Ku geser lemari itu dan... Lubang itu tidak ada. Aku terkejut dan sedikit kecewa. Aku menunggu beberapa saat namun lubang itu tak kunjung muncul, aku menghela nafas dan memutuskan untuk keluar. Mungkin, memang hanya ada kesalahan kemarin, mungkin memang aku hanya bisa menyapa gadis itu dalam bayangan. Beberapa langkah aku berjalan, tiba-tiba suara aneh itu muncul, saat aku menoleh lubang itu sudah terbuka. Aku tersenyum lalu berlari dan segera ku gapai lubang itu. Aku kembali tersedot seperti biasanya. Aku membuka mata, aku sudah menapak di tempat yang sama, gudang sekolah itu. Aku cukup senang karena pendaratan ini masih sama, aku khawatir jika berpindah tempat, karena tujuanku kesini untuk mengetahui siapa nama gadis itu.

Aku mengendap jalan dari gudang ke arah sekolah tersebut, sepertinya ramai. Ah, aku yang kucel karena belum mandi, saat ini sudah rapi berpakaian kemeja garis horizontal dan celana hitam cutbray. Yang aku ingat tadi aku membawa handphone, namun sekarang handphoneku tidak ada. Apa karena di tahun ini belum ada handphone? Rambutku klimis terbelah di sisi kanan. Rasanya aku cukup tampan untuk menemui gadis kemarin. Saat aku melihat, mereka sedang melakukan kegiatan di lapagan, dan sepertinya sekolah ini sekolah perempuan. Aku tidak mungkin tiba-tiba muncul, bisa-bisa aku ketahuan dan ditangkap. Aku memutuskan untuk kembali ke arah gudang sambil menunggu waktu yang agak sepi, mungkin sampai sore. Saat aku sedang berjalan, tiba-tiba aku melihat gadis itu berada tidak jauh dari arah gudang, di sebuah bangunan yang mungkin tempat pelatihan atau laboratorium, aku segera berlari dan menghampirinya.

"Hey, gadis" ujarku

Gadis itu menoleh dan menatapku dari atas hingga bawah, dia tampak heran.

"Siapa kamu? Dari mana kamu masuk? Aku bahkan tidak mengenalmu." ucap gadis itu

"Aku yang kemarin sore kamu bilang sebagai mata-mata itu, masih ingat?" tanyaku 

"Kamu lagi? Kamu tidak ada kapoknya ya, apa lagi yang mau kamu cari tahu. Bagaimanapun juga sekolah kalian mencoba memata-matai kami, kalian akan tetap kalah" ujar gadis tersebut

"Haduh.. Kamu masih saja berpikir aku ini mata-mata? Aku ini bukan anak sekolahan yang kau maksud, aku saja datang dari --" Aku hampir saja keceplosan

"Dari apa? hah?" tanya gadis itu

"Dari ya dari rumahlah, ah.. sudah lupakan saja, intinya aku datang kemari mau bertemu dengan kamu" jawabku sambil tersenyum, khas gaya playboy yang selalu membuat wanita di sekolahku terpikat.

"Dasar aneh, aku masih tidak percaya pada perkataanmu, walau kau bukan dari sekolahan itu, tetap saja aku tidak punya urusan denganmu. Bisa-bisanya kamu menyelinap masuk ke sekolahan kami" ujar gadis itu tampak kesal

"Lebih baik kamu pergi atau aku laporkan kepada guru, permisi, aku masih ada urusan" gadis itu tampak ingin masuk keruangan itu

"Eits, tunggu dulu, aku tidak akan pergi sebelum tau namamu, aku tidak peduli jika kau ingin melaporkan gurumu, silahkan saja. Yang penting, aku tau namamu" ujarku memaksa

Gadis itu tampak kesal dan marah. Ia mencoba mengacuhkan perkataanku dan tetap ingin masuk ke dalam ruangan itu, aku pun menghalanginya.

"Bagaimana, nona? Kalau kau tidak mau bilang namamu, ya aku akan duduk sini, saat orang bertanya aku siapa, aku akan menjawab kalau aku kenalanmu yang sedang punya urusan padamu" ujarku. Gadis itu hanya merengutkan wajahnya, sangat cantik. Aku semakin bersemangat untuk mengejarnya. Haha, aku mengejar wanita 1950, yang berarti nenek-nenek dong.

"Namaku, Sophie. Silahkan pergi dan jangan pernah datang lagi, aku tidak pernah mengenalmu, aku juga tidak punya urusan padamu. Kalau sekali lagi aku melihatmu, aku tidak akan segan-segan untuk melaporkanmu" ucap gadis itu sambil melewatiku dengan kesal dan masuk ke dalam ruangan itu.

Aku tersenyum dan sedikit berteriak,

"Besok aku akan datang lagi, terima kasih"

Dia tiak menggubris ucapanku, aku pun berjalan kembali ke arah gudang. Sebelum itu, aku memantau kalau-kalau saja nanti gadis itu melihatku. Situasi aman, aku pun masuk kedalam gudang dan kembali ke rumah nenekku. Saat membuka mata, aku sudah berpakaian sama seperti aku pergi, ku lihat handphoneku, jam menunjukkan pukul 09.30, yang berarti aku hanya pergi selama 5 menit, padahal saat aku disana tadi mungkin sudah menghabiskan waktu 30-45 menit. Sungguh menarik. 

Ah, namanya Sophie. Nama yang sangat indah sesuai dengan wajahnya yang sangat indah dan hangat. Aku kagum dan sangat tertarik pada Sophie, aku tidak ingin mencari tahu dari mana asal lubang ini, biarkan ia menjadi rahasia tersendiri. Fokusku sekarang adalah setiap hari kembali kesana dan mendapatkan hati Sophie. Harus. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status