Christy menghentakan langkah kakinya dengan pasti. Hari ini adalah hari interviewnya di tempat yang akan meniadi kantor barunya. Wawancara dijalani dengan lancar dan sukses, Christy mendapatkan pekerjaan itu.
"Helen, aku mendapatkan pekerjaan itu," ucap Christy dengan senang. Helen yang mendengarnya ikut senang untuk sahabatnya itu. "Aku akan menunggumu di rumah, aku akan memasak makan malam untukmu," ujar Christy. Christy berjalan keluar gedung dengan senyum riang, bertepatan dengan mobil Edward yang berhenti di depan pintu masuk. Mereka berpapasan di depan pintu masuk gedung. Namun nampaknya hanya Edward yang mengenali Christy. Karena sedikitpun Christy tidak menoleh kepadanya. "Enn, wanita itu benar-benar tidak mengenaliku," gumam Edward Gu tidak percaya. Ada Wanita yang mengabaikan dan melupakannya. Sepertinya hanya baru dia seorang. Christy dengan tatapan datarnya terus saja berjalan pulang dengan riang. Harga diri Edward Gu terasa agak tergores sedikit. Pria yang biasa di kejar-kejar wanita namun di lewati begitu saja di depan mata oleh gadis desa. "Apakah wanita itu rabun," ucap Edward Gu sedikit kesal. Christy mampir ke Toko serba ada untuk membeli bahan-bahan masakan yang akan dia buat untuk makan malam nanti bersama Helen. Christy hanya akan membuat Pasta Cream keju, makanan mewah ala anak kost yang paling mudah di buat. Mereka berdua menikmati makan malam mewah mereka dengan senang dan saling bercanda. "Helen nanti aku akan pindah begitu ku telah menerima gaji pertamaku," ucap Christy. "Kenapa kau harus pindah?" tanya Helen. "Hei apa kau tidak melihat wajah pacarmu, jika bertemu denganku memasang wajah permohonan agar aku segera pindah," ucap Christy setengah bercanda tertawa dengan mulut menggembul penuh makanan. "Ya, ya terserah kau saja, jika nanti kau tidak menyukai tempat barumu. kembali lagi lah ke tempatku," ucap Helen. Helen nampak senang melihat Christy berangsur-angsur baik setelah perpisahannya dengan Eric Xie. "Apa kau sudah melupakannya?" tanya Helen. "Aku sedang mencobanya," jawab Christy bersemangat. "Kau pasti bisa menemukan pria yang lebih baik lagi darinya," hibur Helen. "Ya, Semangaaaat," ujar Christy sambil tertawa dan mengepalkan kedua tangannya memberi diri sendiri sekangat. Gu Textile Hari ini adalah hari pertama Christy bekerja, Christy datang ke Kantor dengan penuh semangat kemerdekaan, Full Energy. General Manajer mengumpulkan semua karyawan-karyawan baru dengan berbagai posisi. "Hei kalian berbarislah yang rapih, sebentar lagi General Manager dan Presiden Direktur akan datang untuk memberikan Briefing," ucap Manajer Trainee. Sebenarnya untuk Briefing karyawan baru selevel Direktur tidaklah perlu hadir, Namun Edward Gu ingin hadir melihat. Semua mendunduk memberi hormat kepada Presiden Direktur dan General Manager. Setelah memberikan sambutan beberapa kata General Manager tersebut memanggil satu persatu nama karyawan baru untuk penentuan masuk ke dalam kelompok Training yang telah di bagi dan ditentukan. Christy mendapatkan bagian Training di Bagian kesekretariatan Top Management Leader. Yakni posisi Sekretaris Direktur. "Bukankah aku seharusnya di bagian Administrasi," pikir Christy. Selesai Briefing, Kepala Group Assiten membawa Christy ke lantai Direktur. "Nona Yuri akan membantumu di dalam mempelajari tugas kesekretariatan di Gu Textile ini," jelas Kepala Asisten tersebut. "Halo, aku Christy. Mohon kerjasamanya," ujar Christy memberi salam sapa. Presiden Direktur Melewati Mereka, Edward menghentikan langkahnya dan memandangi Christy.SEKRETARIS PRESIDEN DIREKTUR
Edward hanya memandang dingin Christy dan berlalu masuk ke Ruangannya. Yuri kembali fokus untuk mulai mengajari Christy. Dimulai dengan menyusun jadwal- jadwal Presiden Direktur, cara pengarsipan file-file penting bahkan cara membuat kopi untuk presiden direktur. "Dua Sendok Kopi, 2 sendok kecil gula. di aduk dengan air mendidih yang dimasak. Jangan air panas yang kau ambil dari dispenser!" Yuri mengajari Christy. "Baik, baik aku paham," jawabnya sambil tetap terus mencatat apa yang dikatakan Yuri dengan teliti. "Pada saat makan siang, satu jam sebelumnya kau harus menanyakan apa yang ingin di makan presiden direktur, lalu lakukan reservasi atau take away delivery," ajar Yuri lagi Yuri mengajari lagi sambil memasingkan buku catatan nomor-nomor telpon restoran yang biasa di datangai Presiden Direktur. "Nona Yuri, bolehkah ku bertanya?" tanya Christy "Ya katakanlah," jawab Yuri. "Bukankah aku seharusnya menjadi staff Adminstrasi ? tapi dari apa yang diajarkan tadi sepertinya itu adalah tugas-tugas seorang sekretaris," ucap Christy. Yuri hanya mengangkat bahunya, memberi tanda jika diapun tidak mengetahui apa sebabnya tiba-tiba Presiden Direkturnya membutuhkan seorang sekretaris lagi. "Sekarang kau buatlah kopi Untuk Presdir Kita!" perintah Yuri. Christy mulai memasak air, karena Predsir menyukai jika Kopinya terseduh dengan air panas. Itu membuat Aroma kopi yang dikeluarkan semakin kuat. Seusai pembuatan kopi berdasarkan instruksi yang telah Yuri ajarkan, Christy mengetuk pintu Ruangan Presdir dan membawa masuk kopi buatannya. Christy menaruh kopi buatannya di atas meja. Lalu pamit keluar ruangan. Edward yang dari tadi tertunduk berpura-pura sibuk membaca laporan-laporan yang ada di meja barulah mengangkat wajahnya ketika Christy menutup pintu ruangannya dengan pelan. "Wanita itu, benar-benar menganggap ku seperti angin lalu. Dia benar-benar tidak mengenaliku," batin Edward Bergumam. Tepat jam 11 siang, Christy masuk ke ruangan Presdir dan menanyakan makan siapa apa yang Presdir inginkan. "Aku ingin makan mie dingin," ucap Edward kepada Christy. "Baik," jawab Christy dan melakukan Reservasi di Restroan Mie Dingin langganan Presdir. Tak berapa lama Telpon direct Christy berbunyi. "Christy, aku berubah pikiran. Aku ingin makan siang dengan menu Steak Sapi," Ucap Edward. "Baik Direktur," jawab Christy. Setelah christy membatalkan Reservasi di Restoran Mie Dingin, dan sudah melakukan Reservasi di restoran yang baru. Edward menelpon Christy kembali. "Christy, aku berubah pikiran lagi. Sepertinya aku ingin makan siangku di kantor saja. Aku ingin makan Topokki Okaasan," ucap Edward. Rambut Chrsity sudah berdiri sedari tadi karena Christy merasa kesal sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri, meladeni kemauan Presdirnya yang terus berubah-berubah. Dan sekarang Presdirnya ada meminta Topokki Okaasan. "Ya Tuhan kantor ini ada di selatan, sementara makanan yang dia mau ada di Utara," Christy serasa ingin meledakan Presdirnya ini dengan satu tatapan seandaianya saja dia bisa melakukannya. Melihat sebentar lagi memasuki jam makan siang, Christy segera berlari menuju Restoran Topokki Okaasan. Setelah mendapatkan seprosi Topokki di tangannya. Edward menenelpon ponsel Christy. "Christy aku juga ingin minum Teh Krisan Hangzhou!" pinta Edward. "Baik Presdir," jawab Christy sambil mengehentak-hentakan kakinya. " Ya Tuhaaan teh krisan Hangzhou ada di daerah barat," dasar pria sinting ini, Ucap Christy mengutuki Presdir kesal. Dulu selama masa libur kuliah Christy suka datang bermain ke Jiangmen city menemani Helen , yang tidak bisa pulang ke kota sin chuan karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan paruh waktunya di Jiangmen City. karena itulah Christy hafal tempat-tempat makan yang Edward sebutkan tadi. "Wanita ini benar-benar tidak mengingatku kah?" pikir Edward Gu. Yuri memberi salam dan hormat kepada Edward Gu ."Selamat pagi Direktur," ucap Yuri sambil membungkuk hormat. Christy yang melihatnya pun ikut meniru gerakan dan salam Nona Yuri."Ceritakan hari pertama mu?" tanya Helen pada christy. Sambil merebahkan dirinya, Christy bercerita dengan menyedihkan . "Aaah Helen, kenapa ada Bos yang menyebalkan sepertinya," protes Christy. Helen mencubit tangan Christy, "Hei, kau tidak tahu betapa banyak karyawan wanita di kantor kita yang ingin memiliki kesempatan bisa berdekatan dengan Presdir kita," ucap helen. "Haaaah, aku dengan senang hati rela untuk bertukar posisi jika bisa," ucap Christy sambil tertawa. Jam 7. 30 pagi christy sudah di kantor. Mengecek file-file jadwal Presdir. Merapihkan laporan-laporan dari kepala-kepala departemen yang akan di tanda tangani Presdir. Tepat jam 08. 00 pagi. Presdir tiba di kantor "Selamat pagi Direktur," ucap Christy. "Bawakan kopiku!" perintah Edward. Christy mengangguk dan segera pergi ke Pantry untuk membuatkan kopi . Christy menaruh
Christy memukul-mukul kepalanya. "Ya Tuhan. Christy, kekacauan apa yang telah kau buat," batinnya menggeliat. "Habislah sudah karirku yang baru berusia beberapa hari ini," ucap Christy mau menangis dsn sendu dihati. Christy membuka pintu kamar itu pelan-pelan. Sepertinya Presiden Direktur sedang tidak ada, Christy mengendap-ngendap keluar sambil berjinjit agar gerakannya tidak terdengar. "Apa kau mau pergi membawa baju kemejaku?" ucap Edward. Tubuh Christy membeku . "Ketahuan," ucap Christy dalam hati sambil menggigit bibirnya. Edward berdiri bersedekap di depan Christy Xu. "Apakah wanita ini benar-benar akan pergi keluar dengan seperti ini," ucap Edward dalam hati sambil memandangi kemeja selutut yang dipakai Christy, menunjukan kaki jenjang panjangnya dan mepertegas jari-jari kacil kakinya yang imut. Edward mengambil Tas y
Chritsy Xu mengejar langkah Edward Gu. "Tuan apakah Nyonya besar galak?" tanya Christy. "Sebentar lagi kau bisa mengetahuinya," ucap Edward Gu. Mereka berdua sampai di Ruang Makan. Edward menggandeng tangan Christy, lalu membisikan sesuatu ke telinga Christy. "tersenyumlah"! perintah Edward Gu. Christy Xu memasang senyuman termanisnya. "Nyonya Gu, Selamat malam," Sapa Christy seraya memberikan hormat membungkukan badannya. Nyonya Gu, merasa senang melihat sopan santun Christy. Tinggal di tengah-tengah kota modern seperti ini, sudah jarang sekali menemui anak Gadis masih menjungjung nilai-nilai luhur norma. "Ya, ya . Gadis manis," ucap Nyonya Gu sambil menarik Christy untuk duduk di sebelahnya. Mereka bertiga duduk dengan tenang di meja makan bundar tersebut. Selesai makan Nyonya Gu mengajak Christy meminum Teh herbal untuk m
Christy Xu merasa merdeka ketika melihat susunan Jadwal kerja President Direktur. "Yes, dia akan melakukan perjalanan dinas ke Negri kincir Angin selama sepekan," ucap Christy dalam hati dan tersenyum dengan penuh kemenagan. "Dalam Sepekan hari-hariku akan penuh kedamaian," ucapnya lagi. "Apakah ada sesuatu yang menyenangkan hatimu?" tanya Yuri sang Sekretaris utama Presdir. "Aah, tidak. tidak ada apa-apa. Eem apakah kau akan ikut pergi dengan Presdir?" tanya Christy. "Tentu saja aku harus pergi, bukankah aku Sekretaris utamanya," hawab Yuri. "Kau hebat sekali Yuri, Sekretaris terhandal Presdir," ucap Christy memuji. Selama Christy bekerja disini, Christy tidak pernah melihat Yuri di jemput oleh Pria. "ya, ya bekerja dengan Presdir antik macam Tuan Gu itu tentu saja membuat Yuri menjadi tidak memiliki waktu untuk mengurus soal cinta," pikir Christ
Melihat Presdir Gu menatapnya dengan tatapan investigasi Christy pun langsung membela diri. "Tenang saja Presdir Gu, makanan yang baru saja kumasak ini aman dan steril," ucap Christy kepada Edward Gu. Christy hanya menyiapkan satu set makan malam, karena tadi meski makan sedikit dia sudah merasa kenyang. Bagaimana mungkin selera makannya tidak menghilang jika tadi baru saja di kejar-kejar dan digelitiki. "Direktur, silahkan menikmati makan malamnya," ucap Chirsty sambil berlalu pergi mandi. Christy nampak kebingungan melihat beberapa barang di kamar mandinya berubah. "Sikat gigi berpasangan," ucapnya sambil mengernyitkan alisnya. "Bukaknkah ini hanya kesepakatan saja untuk menemani dia berpura-pura, kenapa harus berakting sampai seserius ini," gumam Christy dalam hati sambil melihat Kimono yang sama yang tadi di pakai oleh Edward Gu. &nb
Mereka ke Kota Sin Chuan dengan menggunakan Pesawat. Agar lebih cepat ke tujuan. Sesampainya di Kota Sinchuan Eric segera membawa Christy ke Rumah Sakit. Perlahan Christy menghampiri tempat tidur Nyonya Xie. "Ma, aku disini". Ucap Christy seraya memegang lembut tangan Nyonya Xie. Mendengar suara Christy yang memanggilnya Nonya Xie pun terbangun. "Christy Putriku, kau disini". Ucap Nyonya Xie dengan senang. "Ya, Ma". Jawab Christy. Nyonya Xie memandang Eric, di matanya masih terisrat kemarahan pada Putranya itu. "Ma, sudahlah aku sudah msmbawa Christy ke sini bukan ?". Ucap Eric. "Kau ini, jika bukan karena perbuatanmu. Christy sudah akan benar-benar menjadi Putriku !". Ucap Nyonya Xie penuh kemarahan pada Putranya itu. "Ma, sudahlah. Aku akan selalu menjadi Putrimu . Ucap Christy menenangkan Nyonya Xie. Eric dan Christy mene
Ketika Eric dan Edward sibuk berdebat, Christy sudah bersiap rapi akan pergi ke Rumah sakit. Christy berlalu begitu saja melewati mereka berdua. Eric mengejar christy dan menarik lengan Christy. "Christy tunggu aku sebentar, kita pergi melihat Mama bersama-sama yah," ucap Eric. Christy terdiam memandnag Eric lalu melepaskan tangan Eric dengan kasar. "Tidak perlu aku bisa pergi sendiri," ucap Christy berlalu pergi. Giliran Edward Gu yang mengejar Christy. "Tunggu aku," ucap Edward seraya menarik tangan christy agar berjalan sejajar dengannya. Christy bersedekap di depan Edward. "Direktur Gu, apa lagi yang kau inginkan dariku," ujar Christy dengan ketus. "Hei, kau ini masih sekretarisku bukan?" tanya Edward menyindir. "Eheem, aku kesini karena sedang mengurus pekerjaan di Pabrik Textile Gu. Dan aku membutuhkan bantuanmu," ucap Edward. &nbs
Selesai melakukan pekerjaan yang tidak di rencanakan itu, Edward Gu membawa Christy Xu untuk makan siang. "Kita makan dulu setelah itu barulah kita kembali ke Jiangmen City," ucap Edward. Mendengarnya, Christy Xu merasa bahwa tujuan sebenarnya Edward Gu datang ke Kota Sin Chuan adalah hanya untuk menjemputnya. Namun karena tengah merasa kesal dengan Edward, Christy tak ada waktu merasakan senang di hati. "Direktur Gu, bisakah kau menjelaskan kepadaku mengapa kau membohongiku tentang kebenaran awal pertemuan kita ?" tanya Christy Xu. Gerakan sumpit Edward yang sedang mencapit makanan itu pun terhenti. "Eem itu, Eem ...." Edward merasa ksbingungan menjawabnya. "Bukankah harusnya kau mengucapkan terima kasih kepadaku karena telah menolongmu waktu itu, tapi mengapa kau terus saja menjahiliku Direktur Gu ?" tanya Christy. Edward, menaruh sumpitnya, "Ma