Share

CINTA DAN TUANNYA
CINTA DAN TUANNYA
Penulis: Catatan Ayra

PERPISAHAN

Nyonya Xie menangis harus melepaskan wanita sebaik Christy Xu. Malam itu Hujan turun dengan  Lebatnya .

     Christy Xu pulang dengan berlari mengabaikan hujan dan petir. Dia baru saja membujuk Ibu dari orang yang dia cintai agar merestui pernikahan Putranya dengan wanita yang telah di pilih putranya. 

     Christy Xu begitu mencintainya sehingga memilih melepaskannya jika itu membuat kaki-laki yang dia cintai bahagia.

     Christy Xu berlari sambil menangis, tiba-tiba langkahnya terhenti dan tersandung . 'Buuuugh' Christy pun terjatuh.  Christy menghapus air hujan dan butiran-butiran air mata  yang ada di wajahnya.

     "Tuan! Tuan kau ini kenapa?" tanya Christy sambil menggoyang-goyangkan tubuh pria yang tersungkur dan terlihat penuh darah itu.

     "Aaah, dia berdarah," ucap Christy dengan panik dan ketakutan.

     "Tuan! Tuan sadarlah," ucap Christy sambil memapah tubuh pria itu.

     Dengan tubuh kecil imutnya, Christy agak kesusahan mengangkat tubuh pria itu.  Christy membawa Pria itu ke rumahnya. Dengan susah payah Christy memapah pria itu masuk kedalam rumahnya.

     Christy merebahkan tubuh pria itu di sofa, lalu terduduk dengan nafas tersengal-sengal di sampingnya dan menatapi pria asing tersebut.

     "Huuufh," Christy mencoba mengatur nafasnya lalu bangkit mengambil kotak P3K nya.

     "Apa yang terjadi pada pria ini," pikir Christy sambil membersihkan luka pada tubuh pria itu.  Wajahnya nampak terlihat habis di pukul dan ada beberapa luka tusukan di tubuhnya.

     "Ini, ennn apa yang harus kulakukan dengan ini," ujar Christy bergumam pelan karena merasa takut dan gemetar. 

     "Een, apa yang harus ku lakukan dengan luka ini ?" ucapnya sambil terus membersihhkan luka-lukanya dengan alkohol.

     Christy menghentikan pendarahannya dengan menakan  pelan di bagian lukanya lalu menempelkannya dengan kain kasa.

     Christy ada mengganti pakaian pria itu dengan Kemeja Eric Xie yang masih ada di Apartemennya. Kemeja itu nampak pas di tubuh pria itu.  Christy sangat merasa kelelahan dan tertidur di bawah sofa.

     Tak berapa lama Pria itu tersadar.  Melihat Chrstiy tertidur. Lalu mencoba bangkit dari sofa, mencoba berdiri tapi malah terjatuh menindih tubuh Christy yg sedang terlelap tidur.

     "Aaah, apa yang mau kau lakukan?" tanya Christy ketakutan.

     "Kau bantu aku panggilkan taksi," ucap pria itu sambil menahan sakit.

     Christy memapah pria itu duduk di sofa. "Kau tunggu lah disini, aku akan mencoba mencari taksi," begitu Chirsty membuka pintu nampak Eric Xie tengah berdiri di depan pintunya.

     "Eric, sedang apa kau disini?" tanya Christy.  Eric menarik lengan Chrity masuk ke dalam.

     "Apa kau sudah bicara dengan ibuku?" tanya Eric.

     "Iya," jawab Christy sambil mengepalkan tangan dan menahan tangis.

     "Kau pulanglah, aku sudah membujuk ibumu agar memberikan restu kepadamu. Mulai hari ini kita tidak ada hubungan apa-apa lagi," ucap Christy Xu.

     Eric menyadari jika sedari tadi ada yang memandangi mereka. "Kau .... kau siapa?" tanyanya.

     Christy teringat kalu dia baru saja membawa pria asing ke Apartemnnya.  "Aku Edward, temannya," jawabnya enteng.

     Melihat kemejanya di pakaikan ke Edward hati Eric terasa panas. "Bagus sekali Christy. Nampaknya tidak memakan waktu lama untuk melupakanku," ucap Eric.

     "Eric aku sudah tidak menyambutmu lagi disini, kau pergilah," ucap Chirsty Xu.

     "Jika  ada barang-barangmu yang tertinggal di sini aku akan mengirimkannya kepadamu," tambah Christy.

     Dengan hati marah Eric meninggalkan Apertemen Christy. Edward terus mengamati Christy yang sedang menahan tangis.

     "Apakah wanita ini baru saja di campakan," pikir Edward.

     "Kau tunggulah disini, aku aka mencarikan taksi untukmu," ucap Christy lagi.

     Tak berapa lama Christy menemukan Taxi, dan meminta bantuan Supir taxi tersebut untuk membantu memapah Edward. Christy menatap kepergian taksi tersebut.

     "Pria itu bahkan tidak berterima kasih kepadaku," ucap Christy sambil telak pinggang tidak percaya jika ada orang seperti itu.

     Christy kembali masuk ke Apartemennya. Matanya mulai berkaca-kaca kembali mengingat tiap sudut kenangan dengan Eric disini.

     Tujuh tahun, Christy Xu setia menunggu Eric di Kota kecil Sin chuan ini. Setia menunggu sambil merawat Nyonya Xie.

     Tiba-tiba Eric Pulang dengan membawa Seorang wanita yang tengah mengandung bayinya, dan meminta restu kepada Nyonya Xie. Ketika Nyonya Xie menolak memberikan restu, Eric mendatangi Christy untuk membantunya bicara membujuk ibunya agar mau merestui pernikahannya.

     Semakin di Ingat, isak tangis Christy semakin pecah. Christy membuang cincin pemberian Eric ke toilet flush. Hatinya terlalu sakit untuk memakainya.

     Karena terlalu lelah Chirsty terkena demam, namun tetap harus pergi bekerja. Dengan wajah pucat Christy duduk di dalam bus dengan pandangan kosong dan menyedihkan.

     Edward, mengenali Christy Xu, dan memandanginya dari dalam mobilnya yang berhenti sejajar ketika lampu merah.

     "Wanita itu tampak menyedihkan," ucap Edward enteng dan mengalihkan pandangannya.

     "Henry apa yang kau ketahui tentang kejadian semalam?" tanya Edward Gu.

     "Direktur, nampaknya itu adalah perbuatan salah satu wanita yang pernah dekat dengan Direktur."

     "Sial," batin Edward mengutuki Bethany.

     Hanya dia wanita yang mengetahui jika Edward ada takut gelap . Dan malam itu ketika di toilet pria, ada kesengajaan dengan merusak lampu di toilet tersebut pada saat itulah, Edward dianiaya orang-orang Bethany.

     Setelah habis dipukuli dan ditusuk mereka membuang Edward begitu saja di pinggir jalan. Jika saja malam itu Christy tidak menemukannya maka Edward sudah pasti akan mati kedinginan dengan sekujur luka di tubuhnya.

     Edward kembali ke Jiangmen City. Kota besar pusat ekonomi dan kebudayaan. Edward pergi ke kota Sinchuan karena baru saja mengakuisisi sebuah Pabrik kain.

     Edward kesana untuk meninjau keadaan pabrik yang akan memproduksi bahan kain-kain untuk di Supply ke Butik-butik besar di Jiangmen City.

     Satu tahun berlalu dari kejadian pahit Yang Christy alami. Dia memutuskan untuk pindah ke Jiangmen City. Temannya yang bernama Helen ada menawarkan dia pekerjaan sebagai staff administrasi di kantornya.

     Christy menerimanya karena merasa membutuhkan suasana baru untuk benar-benar bisa melupakan Eric. Kebersamaan selama tujuh tahun bukanlah waktu yang sebentar. Serpihan-serpihan ingatan tentang kenangan mereka masih ada yang menyesap di dalam hati.

     Christy mengurus segala sesuatu untuk kepindahannya. Mengurus pengunduran diri ke kantornya, dan mencari penyewa untuk apartemen yang dia tempati sekarang. Begitu mendapatkan penyewa, barulah Christy pergi ke Jiangmen City.

     Helen sudah menunggunya di stasiun kereta. Dua sahabat itu berpelukan karena merasa rindu. terakhir bertemu ketika mereka sama-sama memasuki Universitas.

     Karena masalah biaya Christy hanya bisa melanjutkan ke Universitas yang ada di Kota Sin chuan. Sementara Helen meneruskan ke Universitas yang ada di Jiangmen City.

     "Christy kau nampak semakin cantik saja," Ucap Helen memuji.

     "Tentu saja, semenjak dalam kandungan ibuku. Aku sudah di takdirkan menjadi cantik," jawab Christy serius setengah mecandai Helen. 

     "Ayolah kita makan Hot Pot dulu, baru setelah itu kita pulang ke tempatku," ucap Helen sambil menarik Koper Chirsty dan mengajaknya menaiki taxi.

     Mereka makan hot pot di pinggiran kaki lima, untuk menghemat uang. Sewa tempat di Jiangmen city sangatlah mahal, karena itu Helen mengajak Christy untuk tinggal sementara dengannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
dyah E utomo
ini kah Nita yg di Nt ya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status