24 Cinta ini buta
Ayah Utari memendam kemarahannya saat melihat Utari hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaan darinya, tentang siapa laki-laki yang telah menghamili.
"Utari ...."
"Maafkan aku, Yah!" sendu Utari mulai terisak.
"Apa laki-laki itu Marvel!" tanya ayah Utari lagi. Dan kali ini gadis itu hanya mampu menganggukkan kepala. Kini ayah Utari menarik napas lega, ia akan mudah menuntut pertanggungjawaban dari pria itu.
"Hubungi dia sekarang, Ayah mau bicara dengannya!" titah ayah Utari. Gadis itu gemetar mendengar perintah ayahnya. Utari tak mungkin mengatakan pada Marvel kalau dirinya hamil, ia tak mau pria itu semakin membencinya.
"Ayo hubungi sekarang! Ayah tak mau menanggung malu, jika sampai semua tetangga tahu keadaanmu!" ulang ayah Utari lagi.
Utari semakin tak mampu mengendalikan hatinya. Ia takut Marvel akan menyakiti perasaan ayahnya.
"Apa lagi yang kamu tunggu, T
25 cinta itu butaRiana benar-benar shock saat mendengar ucapan dari ayah Utari, yang mengatakan anaknya telah hamil dan itu adalah perbuatan Marvel. Gawai Riana terlempar begitu saja. Air matanya luruh seketika, apa lagi yang harus dipertahankan sekarang. Marvel telah menghancurkan kepercayaannya selama ini."Ternyata dugaanku selama ini benar, Ya Tuhan!" lirih Riana dengan linangan air mata.Secuek-cueknya Riana, namun ia masih sangat mencintai pria itu. Sekalipun Marvel telah berkali-kali menyakitinya, ia masih bisa memaafkan. Tapi saat ini berbeda, Marvel menghamili wanita lain dan itu membuat Riana begitu terpukul."Apa yang harus aku lakukan sekarang! Aku tak bisa membiarkan wanita lain menderita karena perbuatan bejat Marvel!" Riana perlahan menghapus air mata dan mencoba mencari gawainya yang ia lempar ke sembarang tempat.Tak lama Riana segera menghubungi nomor Marvel, namun nomor pria itu sedang sibuk
Riana tak sabar untuk menunggu Marvel selesai mandi, ia berjalan mondar-mandir seperti gasing. Yang ada dalam pikirannya saat ini apa mungkin Marvel akan mengakui semua perbuatannya itu.Tiba-tiba gawai Marvel berdering dan itu sangat mengejutkan Riana. Gadis itu segera mendekat dan melihat siapa yang kurang kerjaan menghubungi kekasihnya pagi-pagi begini."Siapa, Na?" teriak Marvel dari dalam kamar mandi."Aku tak melihatnya," sahut Riana malas."Tolong lihat, Na dan katakan aku sedang mandi!" titah Marvel lagiRiana membiarkan deringan itu terlewat begitu saja. Melihat nama sang pemanggil membuatnya begitu muak.Deringan kembali terdengar. Riana masih tetap membiarkan, ingin rasanya ia mencabik-cabik tubuh Marvel."Kamu kenapa sih, Na!" sungut Marvel saat keluar dari kamar mandi."Berpakaianlah, tak usah urus gawaimu dulu!" Riana mengambil lebih dulu gawai Marvel. Ia tak membi
🌹🌹🌹 "Na, Kamu bisa ya, bertahan dengan pria seperti Marvel itu!" celetuk sahabat Riana saat melihat gadis itu masih bertahan pada cinta yang begitu menyakitinya. "Memangnya ada apa, Jen?" "Kamu itu kena pelet atau gimana sih, Na! Coba buka matamu lebar-lebar untuk melihat keadaan!" sungut Jeni semakin kesal melihat sikap Riana yang biasa saja itu. Gadis yang bernama Riana hanya tersenyum kecil dan menggedikkan bahunya. Jeni makin kesal melihat tingkah Riana. "Coba buka matamu, Na! Dengan santainya Marvel menggandeng seorang cewek dan lewat di depanmu! Kamu punya rasa gak sih!" cerocos Jeni makin tak mampu menahan diri. Riana menarik nafas dalam dan berkata "Terus aku harus gimana, Jen! Haruskah aku ngamuk di depannya dan mengacak-acak rambut wanita itu!" &
🌹🌹🌹 Siang ini Marvel bersiap diri untuk mengantar pulang kekasihnya, ia ingin mengatakan sesuatu rasanya ia sudah tak sanggup untuk menahan semuanya. Dari jauh pria itu sudah melihat kekasihnya yang begitu cantik, rambutnya terurai menambah daya kecantikan gadis itu. "Ya Tuhan ... Mengapa Riana semakin bertambah cantik! Aku tak akan sanggup untuk memutuskannya!" Marvel segera menyambut kedatangan gadis itu dan membukakan pintu mobil untuknya. "Silahkan masuk, Tuan Putri!" Marvel membuka kan pintu mobil dengan gaya menunduknya membuat seorang Riana tersenyum kecil. "Marvel ....!" tiba-tiba suara cempreng mengejutkannya. Marvel menarik nafas kasar saat melihat siapa yang datang. Sedang Riana sudah duduk cantik dalam mobilnya. "Utari, kurasa tidak ada yang perlu dibahas lagi! Ak
🌹🌹🌹Utari mengamuk tak jelas, tamparan Marvel benar-benar melukainya."Semua ini karena Riana! Aku akan membuat perhitungan denganmu!" geram Utari masih saja mengelus bekas tamparan itu."Ada apa denganmu, Tar! Kuperhatikan sejak tadi uring-uringan tak jelas!" tegur sahabat Utari yang selalu menemaninya."Aku membenci gadis itu!""Gadis siapa maksudmu?" Kaila menaikkan sebelah alisnya tak mengerti siapa yang dimaksud oleh sahabatnya itu."Riana! Gadis yang pura-pura buta saat kekasihnya punya pasangan lain!" sungut Utari tak dapat menahan kebenciannya lagi.Kaila kini mengerti siapa yang membuat kebencian Utari begitu nampak."Lagian kamu sih, mau aja pacaran sama laki-laki yang sudah ada pacarnya!" cibir Kaila merasa heran juga dengan kelakuan Utari yang selalu doyan sama kekasih orang."Siapa yang tidak mau dipacari orang seganteng Marvel!" kilah Utari dengan wajah berbinar memuja.
🌹🌹🌹Malam ini keluarga besar Marvel mengundang Riana untuk makan malam bersama. Gadis itu memang cukup dekat dengan semua keluarga kekasihnya. Bahkan semua keluarga telah memberi restu untuk hubungan mereka.Malam ini Riana tampil cantik dengan gaya rambut tergelung ke atas dan menyisakan sedikit uliran di telinganya. Gadis ini begitu manis.Riana datang lebih awal dari waktu yang di tentukan. Ia membantu ibunda Marvel untuk mempersiapkan segalanya di meja makan."Ri, Ibu sudah gak sabar pengen kamu tinggal di sini!" celetuk Ibunda Marvel sambil menata makanan.Riana hanya tersenyum simpul."Oh ... Ya, mana Marvel? Ibu sudah memintanya untuk menjemputmu!" tanyanya saat melihat Marvel tak ada di rumah dan juga ia tadi melihat Riana datang sendiri menggunakan sebuah ojek."Marvel ... Oh iya, Marvel masih ada jadwal mata kuliah terakhirnya, Bu!" jawab Riana sekenanya. Riana tahu pasti saat ini kekasihnya itu lagi bersuka r
🌹🌹🌹Utari pulang menggunakan taksi ia tak berhenti menggerutu dengan semua perlakuan Marvel padanya."Apa dia memang seperti itu! Dia pikir aku ini apa!"Sopir taksi yang mendengar ucapan Utari melirik sekilas. Ia tak ingin banyak tanya, pasti gadis ini adalah salah satu wanita panggilan om om yang biasa jadi penumpang rutin tiap malamnya."Alamatnya, Non!" tanya sopir taksi itu memecah kesunyian."Jalan saja, Pak! Nanti aku beri tahu!" Utari menjawab malas.Gadis itu kembali memikirkan tentang Marvel. Laki-laki angkuh, arogant itu kini menjadikan dirinya sebagai kekasih gelap."Huuuh ... Kenapa aku tak bisa menolaknya!" Utari mengeluh kesal mengingat sikapnya yang pasrah dengan perlakuan Marvel.Utari telah kehilangan segala-galanya, bagaimana jika terjadi apa-apa padanya mungkinkah pria itu akan m
🌹🌹🌹Marvel mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ia tak ingin ibunya semakin kecewa. Kalau Riana ia tak peduli gadis itu sudah terbiasa kecewa karenanya.Sepuluh menit kemudian Marvel sampai juga di halaman rumahnya. Ia bergegas turun dan menemui kedua orang tuanya. Rumah mewah itu sudah nampak sepi."Ya Tuhan ... Aku terlambat! Semua orang sudah pulang!" Marvel segera membuka pintu rumahnya.Ia melihat ayah dan ibunya masih tengah asyik ngobrol di ruang tengah mereka hanya tinggal berdua.Marvel mengucapkan salam, namun ayah dan ibunya tak menanggapi. Malah mereka semakin asyik mengobrol."Ayah, Ibu! Maaf aku terlambat!" ucapku saat berada tepat di hadapan mereka berdua.Ayah Marvel memberi tatapan tajam menusuk sedang ibunya hanya diam tak menanggapi."Mana Riana, Bu!" tanya Marvel dan pria itu yakin kalau gadis itu telah pulang."Kenapa tidak sekalian besok pagi pulangnya!" cetus ibu Marvel