Share

Bab 7

Penulis: Senja Kelabu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-10 12:37:08

🌹🌹🌹

Setalah pulang dari rumah Marvel, Riana memutuskan untuk jalan kaki saja menuju rumahnya. Ia tahu itu teramat jauh tapi rasa kecewa terhadap kekasihnya membuat ia mampu melakukannya. 

Selangkah demi selangkah ia menyusuri jalanan beraspal yang masih begitu ramai. 

"Sebenarnya Marvel kemana, mengapa dia tidak cepat pulang." gerutu Riana dengan bibir manyun. 

"Apa mungkin Marvel, masih bersama Utari!" pikir gadis itu menerka-nerka. 

"Ah, bodoh amat dengan mereka berdua!" geramnya menendang satu botol bekas minuman ke sembarang tempat. Tanpa sengaja mengenai punggung seseorang. 

"Astagfirullah ...." pekiknya lalu berlari mendekati orang yang terkena tendangan botol bekas itu. 

"Maaf, Mas! Saya tidak sengaja!" ucapnya panik saat melihat baju pria di depannya ini basah terkena tumpahan sisa-sisa minuman di botol yang ditendangnya. 

"Maaf, maaf! Lihat nih, basah!" sungut pria itu sambil menunjukkan bajunya yang basah.

"Iya, Mas! Saya tidak sengaja!" gugup Riana melihat tatapan pria itu ia bergidik takut. 

"Berhubung kamu sudah melakukan kesalahan, aku akan menghukummu. Tapi jika kamu bisa melakukan satu hal untukku, aku akan memaafkan kesalahanmu itu!" pria itu menatap wajah Riana. Ia baru menyadari jika gadis di depannya ini begitu anggun dan manis.

"Apa itu? Aku akan melakukan jika aku bisa!"  tukas Riana merasa senang ada harapan untuk dimaafkan oleh pria itu. 

"Berkencanlah denganku!" tandas pria itu dengan kerlingan nakal.

"Apaaa ...." mata Riana seakan lompat mendengar permintaan pria tak dikenalnya itu. Namun ia segera menutupi keterkejutannya itu.

"Maaf kalau untuk itu aku tidak bisa!" 

"Mengapa? Aku lihat kamu wanita kesepian!" ungkap pria itu dengan senyum genitnya. 

Satu tamparan keras mendarat di pipi pria itu. Dengan wajah garang ia mengelus bekas tamparan Riana yang terlihat membekas. 

"Kurang ajar! Kamu semakin berani padaku!" bentak pria itu dengan kemarahan yang di tahan.

"Tamparan itu adalah untuk mulut yang tidak pernah mengenal sopan santun dalam berbicara!" ujar Riana tanpa rasa takut lagi menyelimuti hatinya. 

Pria di hadapan Riana tertawa melihat tingkah gadis itu yang semakin berani.

"Jangan macam-macam di tempat, Nona! Kamu akan semakin dalam bahaya bila teman-teman komplotanku datang kemari!"

Riana terkejut mendengar ucapan pria itu, jadi saat ini ia sudah masuk ke kandang macan.

"Ya Tuhan, Selamatkan aku dari kesialan ini!" bisik Riana merasa takut juga. 

Riana mengedarkan pandangan melihat ke sekelilingnya yang terlihat mulai sepi. Riana bergidik ngeri.

"Kamu mau atau tidak!" tanya pria itu mengulangi permintaannya tadi. Ia berjalan mendekat ke arah Riana. Gadis itu segera melangkah mundur. 

"Kamu tak akan bisa lari dari tempat ini! Lebih baik bertemu denganku, dari pada ketemu dengan teman-temanku. Kamu akan menyesal nanti!" jelas pria yang belum menyebutkan namanya sejak tadi. 

Riana hanya terdiam. Memandang kanan kiri ia semakin takut melihat segerombolan anak muda yang berjalan mendekat. 

"Mati aku!" Riana mengigit bibirnya, ketakutannya semakin menjadi. 

"Maaf ya, Mas!" teriak Riana sambil berlari menjauh. Namun dengan cepat pria itu mengejar dan meraih tangan Riana.

"Jangan berlaku bodoh! Kamu tenanglah bersamaku, daripada jadi mangsa para preman itu!" bisik pria itu di telinga Riana saat melihat teman-temannya sudah berada di depannya.

Riana akhirnya diam saja saat pria yang tak dikenalnya itu merangkul pundaknya dengan santai.

"Waah, kekasih barumu lagi, Nih! Masih bening pula!" seru salah satu pria yang berbadan besar  dan brewokan itu. 

"Dimana kamu dapat yang bening gini, Erik! Ajak-ajak kita dong!" timpal salah satunya lagi. Dan diiringi tawa gelak dari para preman itu.

"Nantilah, lain waktu aku akan mengajak kalian!" ucap pria yang di panggil Erik itu. Lalu mengajak Riana meninggalkan tempat itu. 

Setelah berjalan agak jauh dari mereka, Erik melepaskan tangannya dari pundak Riana.

Riana terkejut mendengar ucapan pria itu, jadi saat ini ia sudah masuk ke kandang macan.

"Ya Tuhan, Selamatkan aku dari kesialan ini!" bisik Riana merasa takut juga. 

Riana mengedarkan pandangan melihat ke sekelilingnya yang terlihat mulai sepi. Riana bergidik ngeri.

"Kamu mau atau tidak!" tanya pria itu mengulangi permintaannya tadi. Ia berjalan mendekat ke arah Riana. Gadis itu segera melangkah mundur. 

"Kamu tak akan bisa lari dari tempat ini! Lebih baik bertemu denganku, dari pada ketemu dengan teman-temanku. Kamu akan menyesal nanti!" jelas pria yang belum menyebutkan namanya sejak tadi. 

Riana hanya terdiam. Memandang kanan kiri ia semakin takut melihat segerombolan anak muda yang berjalan mendekat. 

"Mati aku!" Riana mengigit bibirnya, ketakutannya semakin menjadi. 

"Maaf ya, Mas!" teriak Riana sambil berlari menjauh. Namun dengan cepat pria itu mengejar dan meraih tangan Riana.

"Jangan berlaku bodoh! Kamu tenanglah bersamaku, daripada jadi mangsa para preman itu!" bisik pria itu di telinga Riana saat melihat teman-temannya sudah berada di depannya.

Riana akhirnya diam saja saat pria yang tak dikenalnya itu merangkul pundaknya dengan santai.

"Waah, kekasih barumu lagi, Nih! Masih bening pula!" seru salah satu pria yang berbadan besar  dan brewokan itu. 

"Dimana kamu dapat yang bening gini, Erik! Ajak-ajak kita dong!" timpal salah satunya lagi. Dan diiringi tawa gelak dari para preman itu.

"Nantilah, lain waktu aku akan mengajak kalian!" ucap pria yang di panggil Erik itu. Lalu mengajak Riana meninggalkan tempat itu. 

Setelah berjalan agak jauh dari mereka, Erik melepaskan tangannya dari pundak Riana.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • CINTA INI BUTA   Bab 26

    Riana tak sabar untuk menunggu Marvel selesai mandi, ia berjalan mondar-mandir seperti gasing. Yang ada dalam pikirannya saat ini apa mungkin Marvel akan mengakui semua perbuatannya itu.Tiba-tiba gawai Marvel berdering dan itu sangat mengejutkan Riana. Gadis itu segera mendekat dan melihat siapa yang kurang kerjaan menghubungi kekasihnya pagi-pagi begini."Siapa, Na?" teriak Marvel dari dalam kamar mandi."Aku tak melihatnya," sahut Riana malas."Tolong lihat, Na dan katakan aku sedang mandi!" titah Marvel lagiRiana membiarkan deringan itu terlewat begitu saja. Melihat nama sang pemanggil membuatnya begitu muak.Deringan kembali terdengar. Riana masih tetap membiarkan, ingin rasanya ia mencabik-cabik tubuh Marvel."Kamu kenapa sih, Na!" sungut Marvel saat keluar dari kamar mandi."Berpakaianlah, tak usah urus gawaimu dulu!" Riana mengambil lebih dulu gawai Marvel. Ia tak membi

  • CINTA INI BUTA   Bab 25

    25 cinta itu butaRiana benar-benar shock saat mendengar ucapan dari ayah Utari, yang mengatakan anaknya telah hamil dan itu adalah perbuatan Marvel. Gawai Riana terlempar begitu saja. Air matanya luruh seketika, apa lagi yang harus dipertahankan sekarang. Marvel telah menghancurkan kepercayaannya selama ini."Ternyata dugaanku selama ini benar, Ya Tuhan!" lirih Riana dengan linangan air mata.Secuek-cueknya Riana, namun ia masih sangat mencintai pria itu. Sekalipun Marvel telah berkali-kali menyakitinya, ia masih bisa memaafkan. Tapi saat ini berbeda, Marvel menghamili wanita lain dan itu membuat Riana begitu terpukul."Apa yang harus aku lakukan sekarang! Aku tak bisa membiarkan wanita lain menderita karena perbuatan bejat Marvel!" Riana perlahan menghapus air mata dan mencoba mencari gawainya yang ia lempar ke sembarang tempat.Tak lama Riana segera menghubungi nomor Marvel, namun nomor pria itu sedang sibuk

  • CINTA INI BUTA   Bab 24

    24 Cinta ini butaAyah Utari memendam kemarahannya saat melihat Utari hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaan darinya, tentang siapa laki-laki yang telah menghamili."Utari ....""Maafkan aku, Yah!" sendu Utari mulai terisak."Apa laki-laki itu Marvel!" tanya ayah Utari lagi. Dan kali ini gadis itu hanya mampu menganggukkan kepala. Kini ayah Utari menarik napas lega, ia akan mudah menuntut pertanggungjawaban dari pria itu."Hubungi dia sekarang, Ayah mau bicara dengannya!" titah ayah Utari. Gadis itu gemetar mendengar perintah ayahnya. Utari tak mungkin mengatakan pada Marvel kalau dirinya hamil, ia tak mau pria itu semakin membencinya."Ayo hubungi sekarang! Ayah tak mau menanggung malu, jika sampai semua tetangga tahu keadaanmu!" ulang ayah Utari lagi.Utari semakin tak mampu mengendalikan hatinya. Ia takut Marvel akan menyakiti perasaan ayahnya."Apa lagi yang kamu tunggu, T

  • CINTA INI BUTA   Bab 23

    23 Cinta ini ButaSetelah mengantar Riana Marvel mengarahkan mobilnya ke rumah sakit tempat Utari dirawat. Ia ingin menjenguk gadis itu dan ingin bertanya apa dia juga telah menceritakan sesuatu pada Riana. Ia harus mencari tahu secepatnya.Marvel menyusuri lorong rumah sakit yang mulai sepi dari pengunjung dengan berbekal informasi dari Riana, ia dengan cepat menemukan ruangan tempat Utari di rawat.Marvel melihat ayah Utari sedang menunggui gadis itu, ia mulai ragu untuk masuk. Namun jika ia tak masuk bagaimana ia bisa tahu kalau Utari yang membocorkan rahasia mereka berdua pada Riana."Assalamualaikum ....!" sapa Marvel sambil membuka pintu. Ayah Utari menatap kedatangannya dengan tatapan dingin dan itu Marvel merasa risih."Darimana saja kamu! Calon istrinya sakit bukannya cepat datang malah keluyuran!" tegur pria tua itu."Calon istri!" Marvel menaikkan sebelah alisnya, apa maksud dari ucapan ayah Utari ini.&nb

  • CINTA INI BUTA   Bab 22

    🌹🌹🌹Marvel semakin kesal dengan jawaban Riana yang malas peduli. Ia tak ingin kedua orang tuanya tahu perbuatan kasarnya selama ini."Aku harus bisa membungkam bibir gadis itu, sebelum dia banyak bicara!" geram Marvel lalu mengikuti kemanapun langkah Riana. Ia harus mencari kesempatan untuk bicara berdua lagi sebelum semuanya terlambat."Na, maafkan aku! Ayolah kamu Jangan cuek begini!" lirih Marvel mengekor di belakang punggung Riana.Namun lagi-lagi gadis itu hanya mencibir tanpa sedikitpun menggubris ucapan Marvel."Ayolah, Na! Ayah dan Ibu akan curiga padaku!"Riana menatap sekilas lalu kembali melanjutkan mengatur makanan. Ia malas peduli, kali ini Marvel benar-benar membuatnya kesal."Na ...." geramnya sambil menahan tangan gadis itu.Riana menaikkan kedua alisnya sambil melirik tangannya yang dicekal Marvel."Sampai kapan kamu akan seperti ini, Vel! Aku capek menutupi terus s

  • CINTA INI BUTA   Bab 21

    🌹🌹🌹setelah mengantar Jeni pulang, Riana segera menghubungi kekasihnya, namun tak satupun panggilan yang di jawab oleh Marvel. Akhirnya Riana memutuskan untuk langsung ke rumah Marvel sekaligus menengok calon mertuanya.Riana melihat seorang wanita tengah membersihkan halaman. Ia segera mendatangi wanita itu dan mengucapkan salam."Riana ...." seru wanita itu yang tiada lain adalah ibunda Marvel. Ibu Diah sangat bahagia dengan kedatangan tiba-tiba gadis itu.Riana tersenyum dan mengecup lembut punggung tangan ibunda kekasihnya."Kamu sendiri?" tanya Ibu Diah saat melihat Riana hanya datang seorang diri."Jadi Marvel belum pulang, Bu!" kilah Riana tanpa menjawab pertanyaan Ibunda Marvel. Ia semakin kecewa melihat kekasihnya belum juga pulang.Ibu Diah menggelengkan kepalanya tak mengerti. Melihat mobil Marvel ia kira anaknya yang datang bersama Riana. Ternyata hanya Riana seorang diri."Aku memin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status