/ Romansa / CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU / 30. Perang Dimulai (2)

공유

30. Perang Dimulai (2)

작가: A. Rietha
last update 최신 업데이트: 2025-05-17 19:19:51

Linda semakin mengambil alih kendali di rumah Adrian. Sejak kedatangannya, perubahan besar terjadi di seluruh rumah. Apalagi akhir-akhir ini Adrian disibukkan dengan pekerjaannya di kantor.

Adrian pergi bekerja lebih pagi dan pulang lebih larut karena pekerjaannya yang menumpuk. Ketidakhadirannya memberikan kesempatan bagi Linda untuk menjalankan ”kekuasaan” barunya.

”Unti!” Linda berteriak dari ruang tengah pagi itu. ”Kenapa masih ada debu di meja ini? Kau sudah bersihkan berapa kali?”

Unti, asisten rumah tangga yang baru beberapa bulan bekerja di rumah Adrian, bergegas menghampiri dengan lap di tangan.

”Maaf, Nyonya. Saya sudah membersihkannya tadi pagi.”

”Tadi pagi?” Linda mendengus. ”Jelas sekali kau melakukannya asal-asalan. Lap ulang seluruh ruangan, dan pastikan tidak ada debu sedikit pun tertinggal.”

Unti mengangguk patuh dan mulai mengelap meja dengan cepat dan teliti. Biasanya, ia selalu bersenandung kecil saat bekerja. Kini, bibir yang biasa menyanyikan lagu itu terkatup ra
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   86. Tak Kubiarkan Kau Pergi

    Adrian memijit keningnya. Sudah lima hari berlalu sejak pembicaraan terakhirnya dengan Miranti. Sebelum Miranti pergi, ia sudah harus mencari penggantinya. Hati Adrian merasa berat tentu saja. Melihat Miranti memutuskan pergi dari rumahnya membuat hati Adrian kembali terluka.Suara tangisan Bianca dari kamar bayi memecah lamunannya. Adrian bergegas keluar kamar dan melangkah menuju kamar Bianca. Ia mendapati Miranti sedang menggendong putri kecilnya dengan lembut."Dia rewel sejak tadi pagi," kata Miranti tanpa mengalihkan pandangan dari Bianca. "Mungkin tumbuh gigi."Adrian mengangguk, tapi perhatiannya tertuju pada wajah Miranti yang terlihat lelah. "Kamu tidak tidur lagi semalam?""Biasa saja." Miranti meletakkan Bianca yang sudah tenang ke dalam box bayi. "Ngomong-ngomong, bagaimana dengan pengasuh baru itu? Sudah ada kabar?"Pertanyaan yang selalu Adrian hindari. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Belum ada yang cocok."Miranti berbalik menghadapnya, mata cokelat itu men

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   85. Keputusan Sulit

    Miranti dan Unti melangkah memasuki halaman rumah dengan langkah tergesa. Wajah keduanya pucat. Napas keduanya pun tersengal-sengal karena kejadian yang mengerikan tadi. Keringat dingin masih membasahi pelipis Miranti dan mengalir melalui punggungnya."Mbak Miranti, Unti, kenapa wajah kalian pucat sekali?" tanya satpam yang membuka gerbang depan dengan alis berkerut. Matanya menatap khawatir pada Miranti yang tampak terguncang."Pak, tolong kunci gerbang sekarang juga," perintah Miranti dengan suara bergetar. "Jangan buka sembarangan untuk siapa pun. Kalau ada yang bertamu, kabari aku dulu.""Loh, memangnya kenapa, Mbak?" tanya satpam semakin bingung melihat kepanikan di mata Miranti."Pokoknya jangan sampai ada yang masuk tanpa sepengetahuanku!" Miranti memotong dengan tegas sambil bergegas masuk ke dalam rumah.Unti mengikuti di belakang, sesekali menengok ke arah gerbang dengan was-was. Bayangan penculik nekad yang mengaku sebagai ayah Bianca tadi masih membayangi pikirannya.Di da

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   84. Bersitegang

    Unti mengeratkan pelukannya pada Bianca yang mulai rewel. Matanya nyalang menatap laki-laki berjaket lusuh itu. Rino masih berdiri di hadapannya, dengan senyum yang terlihat menyeramkan."Berikan dia padaku," ulang Rino, kali ini dengan nada yang lebih keras. "Aku ayahnya.""Tidak!" Unti mundur selangkah. "Saya tidak kenal Anda. Pergi dari sini!"Rino tertawa kecil. "Aku ayah kandung Bianca."Unti memandang mata pria itu sekilas. Tak ada kemiripan sama sekali antara Bianca dengan laki-laki yang terus mengaku ayahnya itu.Zaman sekarang banyak penculik yang pandai menyamar dan membuat cerita. Apalagi Bianca anak Adrian yang kaya raya. Pasti banyak yang mengincar."Aku tidak percaya!" Unti berteriak. "Pergi atau aku panggil satpam!"Rino melangkah maju. "Jangan mempersulit keadaan. Aku hanya ingin menggendong anakku sebentar."Tangannya terentang, hendak mengambil Bianca dari gendongan Unti. ART itu refleks mundur sambil mendekap Bianca makin erat. Tekanan di dada bayi kecil itu membuat

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   83. Bahaya Mengancam

    Rino menyesuaikan jaket ojol hijau stabilo yang dikenakannya sambil memandang jam tangan. Sudah hampir satu jam dia berkeliling kompleks perumahan Adrian dengan motor matic pinjaman dari temannya. Di jok belakang, box delivery kosong bergoyang setiap kali motornya melewati polisi tidur."Sialan, kenapa nggak keluar-keluar juga," gerutunya sambil memencet klakson motor beberapa kali, pura-pura mencari alamat.Beberapa orang yang kebetulan lewat sempat menoleh, tapi Rino segera menundukkan kepalanya dan mempercepat laju motor.Untung saja seragam ojol ini benar-benar menyamarkan identitasnya. Siapa yang bakal curiga dengan tukang ojek yang sedang mencari alamat customer?Rino memarkir motornya di dekat taman, tempat yang strategis untuk mengawasi kompleks perumahan yang sepi itu.Dari tadi dia sudah melewati rumah mewah berlantai dua tempat Miranti tinggal. Rumah itu terlihat sepi dan pagarnya yang tinggi tertutup rapat. Membuat Rino tak bisa mengintip kegiatan dalam rumah itu."Apa mer

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   82. Linda pun Meradang

    Adrian mengangkat kepala dari tumpukan dokumen di mejanya ketika pintu kantornya terbuka tanpa ketukan. Linda, ibu kandungnya, melangkah masuk dengan wajah tegang dan mata berapi-api."Mami? Ada apa?" Adrian bangkit dari kursinya, terkejut melihat ekspresi murka di wajah ibunya."Kita perlu bicara sekarang juga, Adrian." Linda menutup pintu dengan keras, suara bantingan itu bergema di ruangan yang sunyi. "Tentang pengasuh itu. Tentang Miranti."Adrian mengernyit. "Ada apa dengan Miranti? Bianca baik-baik saja kan?""Bianca memang baik-baik saja, tapi keluarga kita tidak!" Linda berjalan mendekat, tangannya terkepal erat. "Mami sudah tahu apa yag terjadi di sini kemarin.""Mami, duduk dulu. Kita bicarakan baik-baik.""Tidak ada yang perlu dibicarakan baik-baik!" Linda menggebrak meja Adrian. "Bagaimana Mami bisa tenang kalau nama baik keluarga Himawan dipermalukan di depan umum gara-gara perempuan itu!"Adrian terdiam, rahangnya mengeras. "lalu apa mau Mami sekarang?""Mami ingin masal

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   81. Terpojok

    Miranti duduk di kursi di samping box bayi Bianca. Matanya menatap lekat wajah mungil yang sedang tertidur pulas itu. Bayi berusia enam bulan itu menghisap jempolnya dengan tenang, sesekali mengeluarkan suara kecil yang menggemaskan."Bianca sayang..." bisik Miranti sambil mengusap lembut rambut tipis bayi itu. "Aku bingung harus bagaimana."Hatinya tercabik. Bagaimana mungkin ia harus meninggalkan Bianca? Selama enam bulan ini, ia yang menyusui dan merawat bayi ini seperti anaknya sendiri.Setiap tengah malam ketika Bianca menangis, ia yang bangun untuk mengganti popok atau menyuapi susu. Setiap kali Bianca sakit demam, ia yang begadang merawatnya dengan penuh kasih sayang.Kini Linda, ibu Adrian, menuntutnya pergi. Ancaman wanita itu masih bergema di telinganya."Kamu punya waktu sampai Adrian pulang untuk membereskan barang-barangmu. Jangan buat dia harus mengusirmu sendiri."Miranti mengambil napas dalam-dalam. Ia tahu selama ini sudah banyak merepotkan Adrian. Pria itu harus meng

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status