Share

Bab 2. Perkerjaan baru

Lama termenung dengan kekalutan yang membuat pikiranya Davin kacau balau, ia sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi berkerja.

Davin berajak dari kursi kebesarannya.

Davin berjalan mendekati ding-ding yang terbuat dari kaca, dimana ia bisa melihat luasnya kota dari ruangan kerjanya itu.

Davin teringat kembali pada gadis di masa lalunya, andai saja Davin tau akan sesulit ini menemukan gadis di masa lalunya itu. Davin pasti tidak akan pernah ikut bersama oma dan opa-Nya. Tinggal bersama mereka, andai saja waktu bisa di ulang kembali. Davin hanya bisa berandai-andai, karna waktu yang sudah berlalu tidak mungkin bisa di putar kembali.

Tak lama kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu ruangan Davin.

Tok tok tok

"Masuk..."

Pintu ruangan terbuka, sekertaris Ken terlihat masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Ada apa Ken?" tanya Davin.

"Bos tidak lupakan? Kalau hari ini nyonya menggelar pesta," ucap Ken.

"Iya aku tidak lupa," sahut Davin. Davin membalikan tubuhnya, melihat kearah sekertaris Ken.

"Antar aku pulang Ken," pintanya.

"Baik Bos." 

Mereka pun berlalu dari ruangan tersebut.  

Sekertaris Ken membukakan pintu mobil, mempersiapkan Davin masuk. 

Usai Davin masuk, ia segara menyusul. Lalu sekertaris Ken mulai melajukan mobilnya meninggalkan gedung perkantoran tersebut.

"Maaf Bos, kita pulang ke rumah Nyonya atau ke Apartemen?" tanya sekertaris Ken, sambil terus melajukan mobilnya.

"Kita ke Apartemen saja dulu Ken, ada barang yang akan aku ambil, setalah itu kita kerumah Mamah."

Sekertaris Ken menganggukan kepalanya, mengerti. Tidak ada pembicaraan lagi setalah itu, Davin larut dalam pemikirannya sendiri, sedangkan sekertaris Ken, ia fokus mengemudikan mobilnya.

Sekitar menempuh perjalan kurang lebih setengah jam, akhirnya mereka pun sampai di Apartemen Davin.

"Aku akan istirahat Ken, jangan ganggu aku. Nanti jemput aku jam 7 malam saja, kita langsung ke Hotel," ucap Davin, sebelum ia turun dari mobil.

"Tapi Bos, Nyonya menyuruh Bos kerumah terlebih dahulu sebelum kita ke Hotel."

"Sudahlah Ken, biar nanti aku saja yang bicara sama Mamah. Sebaiknya kamu lihat persiapan di hotel saja!" sahut Davin, terdengar suaranya memalas.

"Baik Bos."

Davin pun keluar dari mobil tersebut, ia berjalan menuju lobby. Sedangkan sekertaris Ken, ia melajukan kembali menuju Hotel milik keluarga Davin, untuk mengecek semua persiapan pesta di sana.

Sebenarnya Davin punya alasan kenapa dia tidak ingin ke rumah orang tuanya terlebih dahulu. Davin malas berdebat dengan orang tuanya. Karna belakangan ini orang tua Davin terus meminta Davin untuk segara menikah, bahkan orang tua Davin meminta Davin untuk melupakan gadis di masa lalunya. Membuka hatinya untuk wanita lain.

Namun Davin menolaknya, melupakan gadis di masa lalunya itu, bagi Davin mustahil. Bukan hanya itu, Davin tak ingin mengingkari janjinya kepada gadis di masa lalunya itu.

***

Sementara itu, sekertaris Ken yang baru saja sampai di hotel, ia melihat semua persiapan pesta yang akan di gelar nanti malam. Sekertaris Ken tersenyum puas, semua persiapan sudah rampung. 

Namun saat ia tengah melihat-melihat, terdengar seseorang memanggil namanya.

"Sekertaris Ken... " Panggil seorang laki-laki yang berpakaian rapi. 

Sekertaris Ken menoleh, laki-laki itu berjalan menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Ken, kepada laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut adalah orang kepercayaan sekertaris Ken, yang ia tugas untuk membantu mengatur semua persiapan pesta.

"Ada sedikit masalah," jawabnya sambil menundukan kepala.

"Maksudmu?" 

"Kita kekurangan orang untuk menjadi Peramu saji nanti," jelasnya.

"Bukannya kamu bilang semuanya sudah siap, kenapa jadi seperti ini?" Wajah sekertaris Ken, seketika berubah menjadi tidak bersahabat.

"Saya tidak mau tau, kamu urus masalah ini, cepat cari penggantinya. Saya tidak mau ya, ada cacat sedikit pun. Pestanya harus benar-benar sempurna," lanjut Ken.

"Baik, saya akan cepat cari penggantinya," ucap Pak Indra.

"Ya sudah cepat, pesta beberapa jam lagi akan di langsungkan. Saya tidak mau ada masalah sedikit pun!'' tegas sekertaris Ken.

Laki-laki itu menganggukan kepalanya, lalu berpamitan kepada sekertaris Ken.

"Saya permisi," pamitnya.

Ken menganggukkan kepalanya.

pak Indra pun berajak dari hadapan sekertaris Ken. Dengan wajah yang panik dan bingung Pak Indra berjalan, waktunya sangat singkat, bagaimana ia mencari orang untuk menggantikan Peramu saji itu?

***

Yutta berjalan melewati salah satu Hotel mewah ternama. Tempat kost Yutta memang tak jauh dari Hotel tersebut, Yutta sengaja berjalan kaki, karna untuk menghemat biaya pengeluarannya.

Sebisa mungkin Yutta harus bisa berhemat, karna ia saat ini tidak memiliki pekerjaan. 

Uang yang ada di tabungannya tidak banyak, Yutta harus bisa mengelolanya dengan baik, sampai ia kembali mendapatkan pekerjaan.

"Hay kamu..." Panggil seseorang. 

Yutta yang sedang berjalan pun refleks menoleh kearah sumber suara tersebut.

Yutta bingung, laki-laki itu memanggil siapa? Apa dia memanggil Yutta?

"Iya, kamu kesini," panggil laki-laki itu kembali.

Yutta menunjuk dirinya sendiri, menyakinkan bahwa memang dirinya yang dipanggil oleh laki-laki itu. Laki-laki itu menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Dengan langkah yang sedikit ragu, Yutta pun berjalan menghampirinya, laki-laki itu tersenyum saat melihat Yutta yang berjalan kearahnya.

''Siapa dia? Kenapa dia tiba-tiba memanggilku? Apa dia orang jahat?" gumam Yutta. Ia berjalan sambil memandangi penampilan laki-laki tersebut.

''Penampilannya rapi. Aku rasa dia bukan penjahat, dari raut wajahnya pun tidak terlihat tampang-tampang orang jahat," gumamnya lagi.

"Siapa namamu?" tanya laki-laki tersebut, kepada Yutta yang kini sudah berdiri dihadapannya.

"Yutta..." 

"Oke Yutta, apa kamu mau berkerja dengan saya?'' tanya laki-laki itu lagi.

"Kerja dengan Bapak, maksudnya?" Yutta berbalik bertanya. Ia merasa bingung dengan ucapan laki-laki itu.

"Maksudnya, kamu mau kerja di Hotel ini. Kami sedang mencari peramu saji untuk malam nanti, malam ini pemilik hotel ini akan mengadakan pesta besar. Dan kami kekurangan orang!" jelasnya.

Pucuk di cinta ulam pun tiba. Kebetulan sekali Yutta sedang butuh perkerjaan. Mata Yutta langsung berbinar.

"Saya mau Pak!" jawab Yutta dengan penuh semangat.

"Baiklah, ayo ikut saya," pinta Pak Indra.

"Sekarang?"

"Iya, ayo cepat," ucapnya tak sabaran.

"Tapi, saya cuman lulusan SMA Pak, emang bisa?" tanya Yutta, ia merasa ragu.

"Tentu saja bisa, tugas kamu hanya mengantarkan makanan kepada meja-meja tamu nantinya. Setalah pesta selesai saya akan langsung membayar upahmu saat itu juga," jelas Pak Indra.

"Maksud Bapak, saya hanya berkerja malam ini saja? Kalau gitu saya gak mau Pak, saya mau perkejaan tetap," tolak Yutta. 

"Please Pak, saya lagi butuh kerjaan. Saya jadi apa aja deh Pak, asal besok bisa kerja cari uang buat makan," lanjutnya.

Laki-laki itu terlihat memejamkan matanya sebentar. Ia merasa kebingungan sendiri, waktu sudah semakin dekat dengan pestanya. Ia tidak mungkin mencari orang lagi, masih banyak yang harus ia atur setelah ini.

"Oke, nanti saya akan pekerjaan kamu. Tapi hanya sebagai office girl," ucapnya.

"Baik Pak, terima kasih. Kalau begitu ayo cepat kita harus bersiap-siap!" ucap Yutta penuh semangat.

Yutta berjalan begitu saja mendahului laki-laki tersebut, karna begitu bersemangatnya, sekarang bisa dikatakan laki-laki itu atasannya Yutta.

Laki-laki yang bernama Indra itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Namun ia merasa lega, akhirnya urusan ini sudah beres.

"Ini ganti baju kamu, saya harap kamu bisa bekerja dengan baik nanti, ingat jangan sampai membuat kesalahan," tegas Pak Indra, sambil memberikan baju seragam yang nantinya akan digunakan oleh Yutta.

"Baik Pak, saya akan berusaha semampu saya. Saya janji tidak akan mengecewakan Bapak, terima kasih sebelumya Pak, Bapak sudah mau memperkejakan saya," ucap Yutta tulus.

"Iya, sama-sama. Tapi kamu inget kata-kata saya tadi. Kalau sampai kamu melakukan kesalahan, saya akan membatalkan memperkerjakan kamu jadi office girl dan upah kamu malam ini juga tidak akan saya kasih," ancamannya.

"Baik saya mengerti Pak!" ucap Yutta, sambil menganggukan kepalanya.

Pak Indra pun berlalu dari hadapan Yutta, Yutta segara mengganti bajunya, usai kepergian pak Indra tersebut.

''Akhirnya aku dapat kerjaan baru!'' seru Yutta dalam hatinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status