terima kasih sudah membaca cerita ini :)
Shenna mengetik nama Kevin, mencoba menghubungi laki-laki itu. Namun tidak ada jawaban meskipun ia sudah mencoba beberapa kali. Shenna mencoba untuk menghubungi Damar, laki-laki itu pasti tahu alasan kenapa Kevin tidak menjawab panggilannya. *Damar call* *Damar call* "Hallo" ujar seorang laki-laki dari sebrang sana. Terdengar seperti suara Damar, tentu saja karena dia adalah pemilik nomer ini. "Dam," panggil Shenna pelan. "Iya shen?" tanya Damar, sedikit bingung karena Shenna tiba-tiba menghubunginya seperti ini. "Lo lagi sama Kevin ga?" tanya Shenna. "Kevin? oh engga Shen, dia ikut acara amal sama kating-katingnya di kampus" ujar Damar memberikan informasi. "Lo telfonin ga di angkat ya? santai saja, dia emang lagi sibuk belakangan ini, biar engga terlalu kepikiran lo juga katanya haha" tambah Damar. Kesibukan yang Kevin lakukan selain karena permintaan katingnya, itu juga sebagai salah satu cara agar dirinya tidak terlalu memikirkan Shenna. Kevin bisa gila jika te
"Hai Dam" sapa Tiara saat masuk ke dalam kedai Senjani, menyapa Damar yang saat ini sibuk mengelap meja. Laki-laki itu tersenyum, melihat penampilan Tiara yang sederhana namun sangat cantik di matanya. "Baru pulang kerja?" tanya laki-laki itu basa-basi. Tiara mendudukkan bokongnya di salah satu kursi, sembari memperhatikan Damar yang asik dengan pekerjaannya sendiri. "Iya" sahut perempuan itu pelan. "Sorry ya, Kevin ngerepotin lo lagi. Padahal gua bisa kok jaga sendirian" ujar Damar merasa bersalah karena mengganggu waktu istirahat perempuan itu. Tiara baru saja pulang bekerja, perempuan itu sudah harus langsung membantu Damar membuka kedai. "Gapapa lagi, santai aja, gua kok yang nawarin bantuan" sahutnya jujur. Namun tetap saja Damar merasa bersalah, laki-laki itu kasihan karena Tiara pasti sangat lelah sekarang. Waktu istirahatnya jadi terganggu karena harus membantunya hingga malam hari. Tiara pergi ke depan, meletakkan tasnya dan memakai celemek yang sudah di sediakan
Meeting kedua di mulai pagi ini, Arga dan para karyawannya sedang duduk berdiskusi mengenai meeting hari ini. Pria itu kembali menjelaskan rencananya dan mempercai mereka semua, ia yakin usahanya dan empat anggota teamnya itu akan berhasil jika mereka mau bekerja sama. Karena meeting kali ini bersifat tertutup, jadi Shenna memilih untuk menunggu di luar, lagi pula ia sebenarnya tidak memiliki tanggung jawab banyak dalam projek ini. Perempuan itu menunggu hampir tiga jam, berharap ada hasil memuaskan yang mereka dapatkan. Indy dan yang lainnya sudah mempersiapkan semuanya sejak sebulan yang lalu, sedangkan Shenna bahkan baru tahu saat Arga mengatakannya tepat beberapa hari sebelum keberangkatan. Tiga jam sudah berlalu, Shenna melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sebelas siang. Satu per satu clien Arga keluar dari ruangan, di ikuti Arga dan yang lainnya. "Terima kasih pak, senang bekerja sama dengan anda" ujar Arga penuh wibawa. Pria yang umurnya jauh lebih tua dari m
Malam ini Shenna dan yang lainnya sudah bersiap, dengan pakaian santai mereka berjalan beriringan menuju basement. Mereka akan berangkat bersama, dengan Fikri yang akan menyetir mobilnya. Di dalam mobil semuanya tak sabar untuk bersenang-senang, "Mau dengerin musik pak?" tanya Fikri agar suasana mobil tidak begitu sepi. "Kalian mau dengerin lagu?" Arga balik bertanya pada ketiga perempuan yang duduk di belakang. Semuanya mengangguk dengan semangat, setuju untuk menghidupkan lagu dan menemai perjalanan mereka agar tidak terlalu sepi. Fikri menyetel playlistnya, menghidupkan lagu Young dumb & broke milik Khalid yang sudah pasti diketahui oleh yang lainnya. ~So you're still thinking of me Just like i know you should I can not give you everything, you know i wish i could i'm so high at the moment i'm so caught up in this yeah, we're just young, dumb and broke but we still got love to give while we're young dumb, young, young dumb and broke young dumb, young, young dumb and
Penerbangan menuju Jakarta aman terkendali, semuanya kini sudah berada di Bandara. Sesuai dengan janji Arga kemarin, ia memberikan libur dua hari ini karyawannya yang sudah bekerja keras. "Ini seriusan pak?" tanya Indy, takut-takut hanya prank dari bosnya. "Serius" jawab Arga dengan tegas namun tetap santai. Semuanya tersenyum senang, jarang-jarang pria itu memberikan libur seperti ini pada karyawannya. Bahkan pria itu kadang sangat tidak berhati jika memberikan pekerjaan, sampai karyawannya harus lembur berhari-hari. Shenna tidak memberitahu Kevin dan Tiara jika dirinya sudah berada di Jakarta, perempuan itu sengaja ingin memberikan surprise pada mereka berdua. "Kita turun di kantor ya, saya udah pesenin mobil buat jemput kita" ujar Arga pada karyaannya. Pria itu melirik jam tangannya, "Bentar lagi nyampe kok" ujarnya lagi. Tak perlu menunggu lama, mobil yang Arga pesan akhirnya tiba juga. Mereka semua memasukkan kopernya dan naik ke dalam mobil. Karena merasa lelah, s
Sebelum menjemput Shenna sore ini, Kevin di minta untuk datang ke kampus sebentar oleh katingnya. Laki-laki dengan pakian yang sudah rapi itu berjalan sendirian memasuki lorong gedung fakultasnya. Tak sengaja melihat Martin dan kawan-kawan dari arah yang berlawanan, laki-laki itu tak mungkin putar balik hanya untuk menghindari Martin. "Hallo Kevin" sapa Martin dengan kekehan di wajahnya. Kevin tak merasa nyaman berada di dekat laki-laki itu, hingga ia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya dari pada berurusan dengan geng berandalan itu. "Mau ke mana sih? ngobrol dulu sini" ujar Martin menahan laki-laki itu. "Gua sibuk. Ga ada waktu buat berurusan sama orang kaya lo" ujarnya dengan cepat. Martin tertawa meremehakan, laki-laki itu masih terus mencoba untuk menghancurkan hubungan Kevin dan Shenna. Ia tak pernah putus asa meskipun pasangan itu malah semakin lengket. "Gua masih berharap lo segera mutusin Shenna" ujarnya dengan lantang. Kevin menatap tajam mata kakak tingkat
"Ayolah ke sini" Bisma terus menarik temannya untuk masuk ke dalam taman kota. "Aduhh gua cape banget, harusnya ini waktu paling tenang buat gua istirahat. Lo kenapa malah ke sini sih, mana rame banget lagi." ketusnya kesal. "Jalan-jalan lah brou, refeshing. Ga cape apa kerja mulu" sahut Bisma sambil tertawa. Ia sudah berusaha susah payah untuk membujuk sahabatnya agar mau ikut jalan-jalan ke sini. Sudah lama ia tak merasakan suasana ramai seperti ini. Merasa lelah tiga anak muda itu memilih untuk beristirahat sebentar, mencari penjual minuman terkedat karena merasa sangat haus. "Jus mangga satu mbak" ujar Tiara memesan untuk minumannya. "Lo berdua mau minum apa?" tanya Tiara. "Kamu mau apa, sayang?" tanya Kevin pada kekasihnya. Karena tidak melihat adanya menu minuman Taro, Shenna menghela nafas pasrah. "Alpokat aja deh" sahutnya pada Kevin. "Alpokatnya dua ya mbak" ujar Kevin. Tiara melihat-lihat sekitarnya, matanya membelalak saat melihat ada gulali berbentuk hewa
Shenna mempersiapkan dirinya, ia bangun lebih pagi agar sampai di kantor dengan cepat. Mencoba memperlihatkan bahwa dirinya masih berniat bekerja di sini, berharap agar Arga tak mengingat masalah kemarin. Tidur Shenna tak nyenyak karena masalah itu, perempuan itu jadi bingung sendiri. Arga mungkin benar-benar akan melemparnya dari perusahaan sekarang juga. "Pagi mbak" sapa Shenna dengan senyuman, menyapa setiap orang yang datang dengan ramah. Perempuan itu membersihkan meja yang sudah lama tak ia sentuh, rasanya sangat-sangat merindukan tempat ini. Seminggu tidak berada di kantor membuat Shenna merasa sangat rindu. Untungnya Arga belum datang, jadi Shenna punya waktu untuk membersihkan tempat kerja pria itu juga. Harapnnya untuk bekerja di sini masih besar, berbeda dengan dulu saat di awal saja perempuan itu sudah hampir gila dan ingin menyerah. Pukul delapan pagi, Arga datang dengan langkah panjangnya. Masuk ke dalam ruang kerjanya tanpa menoleh sedikitpun pada Shenna. "Selamat