terima kasih sudah membaca cerita ini :)
"Pak, hari ini bapak ada meeting ya jam 10" ujar Shenna memberi tahu, saat ia mengecek jadwal Arga selanjutnya. Tidak mendengar sahutan dari pria itu, Shenna menolehkan kepalanya pada pria yang sedang asik bergutit dengan layar laptopnya. "Pak" panggil Shenna membuat Arga akhirnya berdeham. "Kamu pikir saya budeg apa kaya kamu? yang harus ngomong dua kali dulu baru ngerti" ketusnya membuat Shenna sakit hati mendengar ucapan pria jahat itu. "Ya gimana dong, bapak diajak ngobrol bukannya nyahut malah diem aja" balas Shenna. Jujur saya ini baru pertama kalinya dalam hidup Arga, mendapatkan karyawan yang berani menyahuti ucapannya. Satu-satunya yang selalu berhasil membuat Arga memaki dalam hati, selalu berhasil membuat Arga kesal. "Kamu kayaknya seenaknya banget ya sama saya" ujar Arga serius, bahkan pria itu menutup laptopnya hanya untuk menatap mata Shenna. Mendapat tatapan seperti itu membuat Shenna jadi ngeri sendiri, bagaimana jika Arga tiba-tiba mengambil pisau dan men
Sudah satu minggu berlalu, namun Shenna sama sekali tidak pernah melihat wajah kekasihnya yang sudah ia rindukan setengah mati itu. "Jadi, sekarang ke mana alasan Kevin pergi?" tanya Shenna setengah kesal. "Hari ini dia lagi ke kampus" sahut Damar tanpa menoleh pada perempuan itu. "Kampus? ngapain ke kampus? ini kan hari minggu" ujar Shenna tak habis pikir. Apa yang Kevin lakukan di kampus, bahkan saat hari minggu. "Lo kalau ga percaya tanya aja nanti sama orangnya" sahut Damar, kali ini laki-laki itu sedang menuangkan susu pada pesanan pelanggan kedai. "Ya emangnya lo gatau gitu kenapa sahabat lo ke kampus hari minggu?" tanya Shenna lagi. Damar tidak menyahuti ucapan gadis itu, laki-laki bertubuh tinggi itu langsung beranjak saat pesanan untuk pelanggan sudah siap. Shenna masih menunggu di depan kasir, saat selesai mengantarkan pesanan Damar kembali dengan nampan kosongnya. "Mendingan lo duduk dulu deh, daripada berdiri terus, kasihan kakinya entar pegel" ujar Damar pe
Kevin dan Shenna duduk di tengah taman dengan tikar yang menjadi alas duduk mereka. Ditemani dengan cemilan ringan, serta pelukan hangat yang menambah keromantisan hubungan pasangan muda itu. Di depan mereka sudah ada layar laptop yang menemani tontonan mereka. Taman ini memang sering di kunjungi oleh pasangan remaja seperti mereka, biasanya akan menjadi tempat yang paling tepat untuk berkencan sepanjang hari. "Cewenya cantik banget ya" ujar Shenna memuji aktris yang ada di layar itu. Kevin hanya berdeham sebagai jawaban, "Heem" "Cantikan mana menurut kamu? aku atau dia?" tanya Shenna mulai menguji pasangannya. "Cantikan kamu dong, udah jelas banget itu" sahutnya. "Bohong ih" tuduh Shenna menatap wajah kekasihnya. Kevin tersenyum simpul, "Ngapain juga aku bohong, emang bener kok. Kamu lebih cantik dari cewe-cewe yang aku temui setiap harinya" Belum sempat Shenna memanjangkan percakapan ini, Kevin sudah lebih dulu memotongnya. Menghentikan keributan yang mungkin terjadi
Setelah nasi goreng garam yang diberikan Mita terakhir kali, Shenna selalu berusaha menghindari wanita itu. Saat mengembalikan kotak makannya pun, Shenna menitipkannya pada teman se-divisi Mita. Shenna benar-benar berusaha untuk tidak memperlihatkan batang hidungnya pada wanita itu, rasanya masih sangat trauma dengan masakan buatan wanita itu. "SHENNA" panggilan melengking itu sontak membuat Shenna ingin buru-buru kabur. Namun langkahnya terhenti ketika wanita itu sudah menepuk pundaknya. "Hai Shen" sapa wanita yang Shenna kenal sangat suaranya. Shenna membalikkan tubuhnya, berusaha menetralkan mimik wajahnya agar tidak ketahuan sedang menghindari wanita di depannya itu. "Pagi mbak Mita" balas Shenna dengan senyuman agak terpaksa. "Gua mau nitip lagi dong, nasi goreng waktu itu belum lo rate kan. Gimana tanggapan bos?" ujar Mita bertanya. "Karena nasi gorengnya habis, berarti enak banget dong ya? bos suka?" ujarnya excited. Shenna memang sengaja mengembalikkan kotak maka
Seharian ini Shenna ikut bersama Arga meeting di luar kantor, ke manapun pria itu pergi Shenna harus siap siaga bersamanya. Perempuan dengan kemeja putih itu duduk di ruangannya sendirian, saat ini sudah pukul sembilan malam. Namun perempuan bernama Shenna Samantha itu belum juga menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan pria pemilik ruangan ini juga sudah pulang, meninggalkan perempuan itu sendirian bekerja di ruangan besar ini. Shenna: "Aku lembur hari ini" Kevin: "Yaudah aku temenin ya sayang" Shenna: "Hah? temenin gimana? kamu mau ke sini?" Kevin: "Ya engga dong" Shenna: "Terus?" Laki-laki yang menjadi kekasih Shenna tidak membalas pesan itu, namun tiba-tiba panggilan untuk video call membuat Shenna mengulum senyumannya. "Hai" ujar Shenna bersemangat saat melihat wajah tampan kekasihnya. "Hai sayang" balas Kevin di sebrang sana. "Kamu kerjain gih kerjaan yang belum selesainya, aku liatin dari sini ya" ujar Kevin lagi. Shenna mengangguk setuju, lalu perempuan itu mel
Seperti yang Kevin katakan kemarin, hari ini laki-laki itu sedang duduk di kelasnya sembari mendengarkan materi yang sedang di jelaskan oleh dosennya. Ada banyak materi yang harus Kevin pahami, meskipun otaknya sudah hampir pecah karena beberapa materi yang membuatnya hampir mati. Seusai kelas, laki-laki itu pergi ke perpustakaan. Bukan untuk mencari makanan, karena sudah pasti perpustakaan untuk mencari buku. Kevin menyusuri satu per satu rak buku, lalu mengambil buku yang ia perlukan untuk di pelajari. Kevin tidak pernah bolos sebelumnya, berbeda dengan dirinya saat SMA. Laki-laki itu dan teman-teman di sekolahnya saat SMA selalu berbuat onar, termasuk Damar yang masih bertahan hingga sekarang menjadi sahabat Kevin. Sebenarnya Kevin dan temen semasa SMAnya masih berhubungan hingga sekarang, namun karena pendidikan mereka harus berpisah karena memiliki mimpi masing-masing. Teman Kevin banyak yang pindah ke luar kota untuk menempuh pendidikan mereka, beberapa juga sampai ke
Siang ini, Shenna sudah menyelesaikan pekerjaannya lebih awal. Semua yang Arga minta sudah ia selesaikan, sekarang Shenna bisa menyenderkan punggungnya pada kursi kerja dengan lega. Berbeda dengan pria berkemeja hitam yang sedang pusing mengurus berkas-berkas yang harus ia tanda tangani. "Ada yang bisa saya bantu pak?" ujar Shenna setelah menghabiskan lima menitnya untuk bersantai sebentar. "Saya haus" ujar Arga singkat. Shenna yang mengerti maksud ucapan pria itu mengangguk pelan, "Bapak mau saya ambilin minuman apa?" tanya Shenna berbeda dari hari biasanya. Mood Shenna sedang bagus hari ini, ia harap bisa berbagi virus bahagia juga pada pria yang sedang menekuk wajahnya karena pusing. "Apa aja, yang dingin" balasnya tidak menyebutkan secara spesifik. Shenna kembali menganggukkan kepalanya, lalu melangkah keluar sesuai dengan perintah Arga untuk mengambilkan minuman dingin. "Shenna" panggilan dari Rena membuat perempuan itu menyunggingkan senyuman. "Kak Rena" balas S
Saat ini Tiara dan Kevin hanya bisa memasang telinga dengan semua ocehan yang keluar dari mulut Shenna. Sejak kedatangan perempuan itu ke kedai Senjani, Shenna tidak henti-hentinya merutuki Arga. Bahkan hingga pukul setengah tujuh malam, pria itu tidak juga menghubungi Shenna. Perempuan itu menunggu dengan perasaannya yang sangat kesal. "Ini orang gimana sih, udah mau jam tujuh dan gua ga di kasih kabar apapun. Sialan!" gerutu Shenna. Sungguh perempuan itu sudah kehilangan kesabarannya, Arga selalu berhasil mempermainkannya. "Kayaknya emang gua harusnya lembur aja, daripada nunggu kayak orang goblok dan ga ada kepastian apa-apa" tambahnya lagi. "Sabar Shen, sabar" sahut Tiara meskipun dalam hati ikut kesal dengan tingkah bos Shenna yang seenaknya. "Harusnya gua bisa tiduran nyenyak di apart, bisa nyantai, bisa nonton" ujar Shenna kali ini terlihat sangat sedih. "Kenapa ga kamu aja yang hubungin bos kamu duluan, minta kepastian gimana hari ini" ujar Kevin pelan. Shenna men