Share

Chapter 24

Siang ini, meski terik matahari begitu menyengat tak membuat seorang Ayana Wiratmi Kencana Sari mengeluh. Ia tetap gigih dan tukuh akan bekerja meski kakinya belum pulih total.

"Lo yakin, masih mau bekerja? Kaki lo masih sakitkan?" tanya Asep khawatir. Ayana mengangguk dengan senyuman manisnya.

"Gue yakin Sep, lagian kalian tanpa gue tuh bagai taman tak berbunga" kekehnya.

"Hey begitulah kata para pujangga, aduh hai begitu ..." 

"Stop! Suara lo bikin pusing telinga gue tau Le," sela Tika dengan tangan membekam mulut Leo cepat.

"Aduh Tik, apaan sih. Lepasin gak? Tangan lo bau terasi," canda Leo dengan kasar melepas tangan Tika.

"Sembarangan!" pekik Tika kuat membuat para sahabatnya menutup telinga cepat.

"Aduh! Tika! Lo tuh ya bikin pengang telinga kita aja!" bentak Marteen yang seketika membuat Tika diam membeku dengan sesak yang menyeruak secara perlahan-lahan. Pikirannya bergelut keheranan, entah kenapa akhir-akhir ini Marteen

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status