Share

Cinta berarti suka tapi suka belum berarti cinta

"Woy Tik, bae-baekan lo? Kemarin kemana? Buat kita khawatir aja," seru Leo dengan menjitak kepala Tika saat mereka baru saja saling bertemu di koridor kampus.

"Langsung pulang, sory" jawab Tika dengan cengiran tak berdosanya.

Marteen menggeleng kesal, tatapan tak suka sengaja ia lontarkan pada Tika. "Lain kali lo harus paham, kita bela-belain nerobos gas air mata gara-gara lo. Harusnya lo tuh samperin kita dulu, pamit dulu kek. Untung kita gak kenapa-napa" kesal Marteen. Seketika cengiran polos Tika berganti dengan wajah muramnya, hatinya seakan terasa tercabik dengan apa yang di katakan Marteen barusan.

"Iya Tik, harusnya lo tuh kabarin kita. Punya ponselkan? Apa gunanya kalau gak di pake," tambah Guntur merangkul Tika.

Kedua mata Tika terpejam, ia menghela napas gusar. "Ya maaf, kan gak kepikiran"

"Halah, emang otak lo tuh lemot Tik. Gue gak paham sama lo," seru Marteen dengan gelengan serta tawa renyahnya.

Tika meringis, ia tersenyum miri

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status