Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 169. Istri Dokter Christopher

Share

169. Istri Dokter Christopher

Author: Sayap Ikarus
last update Huling Na-update: 2025-06-05 21:27:19

"Sudah membaik ya Bu," kata Rai masuk ke ruang perawatan Tania di tiga hari setelahnya. Di sana, ada Galih yang setia menunggui beserta ibunya, menyambut Rai dengan senyuman lega.

"Sudah Dok," jawab Tania ikut memberikan senyumannya.

Rai datang bukan hanya sendirian, ia bersama beberapa residen dan koas di belakangnya. Sambil memberi penjelasan singkat dalam bahasa medis pada pengikutnya itu, Rai tetap memperhatikan keluhan yang Tania sampaikan. Pun dengan bagaimana kesulitan Tania untuk memberikan ASI pada bayinya yang masih di ruang NICU.

"Tubuh Ibu nantinya akan memberi reaksi, sabar dan jangan menyerah. Untuk masalah ASI nanti bisa konsultasi langsung dengan Dokter Hilma, beliau dokter spesialis anak, boleh ngobrol juga soal keluhan ibu yang lainnya yang berkaitan dengan masalah breastfeeding," jawab Rai. "Ada pertanyaan lain?" tanyanya.

"Bekas operasinya kadang terasa sangat nyeri Dok," keluh Tania.

"Nanti coba saya diskusikan dengan perawatnya untuk tindak lanjut ya Bu," ka
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Candu Cinta Dokter Muda   172. Memiliki Seisi Dunia

    "Jangan buat keributan di sini!" tegas Gendhis menggeram, ia sekuat tenaga menahan diri untuk tidak melawan. "Kenapa? Takut malu? Ah, takut ketahuan orang-orang kalau ternyata istrinya dokter obgyn favorit itu bekas pelacur? Hah?" tantang Tania semakin melengking suaranya. "Kamu bikin para ibu di sini terganggu, Tania," desis Gendhis sabar sekali. "Karena kedatangan kamu! Kalau kamu nggak di sini, aku juga nggak bakalan terpancing!" sentak Tania benar-benar sudah diselimuti amarah. "Mba Gendhis," Suster Tiwi datang mendekat. "Mbak ikut saya aja ya," ajaknya melerai. "Nggak boleh! Dia harus di sini, biar semua orang tau kalau dia ini pelacur penggoda suami orang!" jerit Tania lepas kendali. "Terus kenapa kalau semua orang tau?" Rai muncul dari ruangannya menyusul Suster Tiwi. "Kenapa kalau dia pelacur? Penggoda suami orang? Suami Ibu yang mencarinya ke rumah bordil!" geramnya dengan ekspresi yang sangat dingin."Tapi dia melayani menantu saya dan membuatnya nggak pulang ke rumah!

  • Candu Cinta Dokter Muda   171. Serangan Kembali

    Persiapan resepsi pernikahan Rai dan Gendhis sudah mencapai 80 persen. Semua vendor sudah memberi laporan terkait proses finishing di mana resepsi akan berlangsung kurang dari seminggu. Rai semakin sibuk bekerja, ia meminta jadwal ganda agar nanti setelah selesai resepsi ia bisa membawa Gendhis berbulan madu, seperti permintaan sang mantan istri. Sementara, Gendhis juga beberapa kali harus pergi ke kantor untuk mengobrol dengan Ben, membahas kemungkinan kerjasama perusahaan dengan pihak lain yang menguntungkan. "Rai belom selesai poli, Bang?" tanya Gendhis saat menemui Ardi yang menjemputnya sepulang dari kantor. "Ada cito, tapi katanya bakalan cepet pulang," jawab Ardi. "Jadwal praktik polinya jadi mundur juga.""Kenapa nggak kirim sopir aja? Malah harus Bang Ardi yang jemput aku," gumam Gendhis heran. "Mario udah resmi bercerai, Ketua nggak mau ada apa-apa sama lo," kata Ardi masuk akal. "Mario lagi jadi pokok bahasan di berita-berita nasional, beberapa orang speak up soal powern

  • Candu Cinta Dokter Muda   170. Akan Kulindungi Selalu

    Rai melambai ringan pada Gendhis yang tersenyum bangga padanya. Meski ditatap heran oleh beberapa perawat yang tengah menikmati sarapannya, Rai tampak masa bodoh, ia jauh lebih terbuka sekarang. "Kamu ambil sarapan?" tanya Rai begitu ia duduk menghadapi Gendhis. "Enggak, aku cuma mesen mendoan aja sih, sama beberapa bolu kukus buat ganjal perut," jawab Gendhis. "Kamu masih ada praktik poli nanti sore?" tanyanya. "Ada, tapi bukan di sini, di rumah sakit swasta yang deket taman bermain itu," kata Rai. "Aku mesen minuman nggak pa-pa? Atau kita jalan langsung aja sekarang?" "Sebentar," Gendhis kesulitan menelan makanannya. "Sial, gara-gara ngobrol sambil makan nih, hampir aja kesedak," ucapnya setelah menggelonggong habis air mineralnya. "Pelan-pelan aja," ucap Rai reflek menepuk-nepuk punggung Gendhis untuk membantu meringankan keluhannya. "Ayok cari sarapan, pengin yang bersantan," ajak Gendhis. Rai mengangguk, ia sudah siap beranjak saat disadarinya seorang ibu mendatangi Gendhi

  • Candu Cinta Dokter Muda   169. Istri Dokter Christopher

    "Sudah membaik ya Bu," kata Rai masuk ke ruang perawatan Tania di tiga hari setelahnya. Di sana, ada Galih yang setia menunggui beserta ibunya, menyambut Rai dengan senyuman lega. "Sudah Dok," jawab Tania ikut memberikan senyumannya. Rai datang bukan hanya sendirian, ia bersama beberapa residen dan koas di belakangnya. Sambil memberi penjelasan singkat dalam bahasa medis pada pengikutnya itu, Rai tetap memperhatikan keluhan yang Tania sampaikan. Pun dengan bagaimana kesulitan Tania untuk memberikan ASI pada bayinya yang masih di ruang NICU. "Tubuh Ibu nantinya akan memberi reaksi, sabar dan jangan menyerah. Untuk masalah ASI nanti bisa konsultasi langsung dengan Dokter Hilma, beliau dokter spesialis anak, boleh ngobrol juga soal keluhan ibu yang lainnya yang berkaitan dengan masalah breastfeeding," jawab Rai. "Ada pertanyaan lain?" tanyanya. "Bekas operasinya kadang terasa sangat nyeri Dok," keluh Tania. "Nanti coba saya diskusikan dengan perawatnya untuk tindak lanjut ya Bu," ka

  • Candu Cinta Dokter Muda   168. Bantuan Balas Dendam

    "Tania, ibu hamil yang kamu operasi tadi, dia pernah datengin aku ke rumah bordil, ngamuk sama ibunya membabi-buta sampe bikin tubuhku harus dapet beberapa jahitan. Aku kalah jumlah, salah juga karena bikin Mas Galih lupa pulang ke rumah," terang Gendhis. "Galih ini bekas pelangganmu?" tebak Rai menahan napas, ia harus bisa menerima semua noda masa lalu Gendhis. Gendhis memberi Rai anggukan lemah, "Dia sempat nggak mau pulang ke rumahnya karena bilang jatuh cinta ke aku dan pengin ninggalin Tania. Makanya Tania murka dan nyerang aku. Sejak aku dibawa ke rumah sakit karena luka pukulan Tania dan mamanya, Mas Galih nggak pernah muncul lagi. Lalu kami ketemu tadi, nggak nyangka pas Tania udah hamil gede," ceritanya. "Ini termasuk kelalaian sih," kata Rai. "Hamil gede gitu diijinin naik motor buat touring pula. Sengaja mau ngebunih istrinya kayaknya tu orang," desisnya tak habis pikir. "Maaf ya Rai, kamu jadi harus menghadapi situasi yang nggak nyaman kayak tadi," ucap Gendhis. "Kamu

  • Candu Cinta Dokter Muda   167. Hubungan Paling Dekat

    "Kenapa? Kok nyusul ke sini?" tanya Rai saat melihat Gendhis justru menunggu di lorong ruang operasi, sendirian. "Kamu udah selesai operasinya?" enggan membuat alasan, Gendhis mengalihkan topik. "Rada lama ya," keluhnya."Iya, kasusnya rada berat, makanya rada lama," ucap Rai. "Aku ganti baju bentar ya," pamitnya bergegas pergi karena sudah tak tega melihat Gendhis lama menunggunya. Sepeninggal Rai, Gendhis memilih untuk menunggu di tempat yang sama, tak mau kembali ke ruang tunggu di dekat poli. Pikirannya sedikit kacau, Galih membawa memorinya kembali ke masa lalu cukup banyak. Rasa egoisnya muncul, tapi Gendhis bisa menguasainya. "Pindah?" tegur Galih, heran melihat Gendhis masih ada di rumah sakit dan bahkan tampak seperti menguntitnya. "Ah, Mas," Gendhis salah tingkah. Ia takut Galih salah persepsi padanya. "Iya, orang yang kutunggu ada di sini," tambahnya memaksakan senyum. "Gimana istrimu?" tanyanya. "Udah selesai operasinya, tinggal diobservasi. Bayinya juga selamat," j

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status