Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 237. Safe and Sound

Share

237. Safe and Sound

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2025-07-14 22:27:44

Untuk memulihkan kondisinya, Gendhis akhirnya dirawat di rumah sakit. Kehebohan yang sempat terjadi dua hari belakangan karena hilangnya sang Aen-san itu akhirnya mereda. Rai sudah bisa bernafas lega, Mario ditangkap, diserahkan ke polisi dan dipantau perkembangan kasusnya secara langsung oleh Benji, sang algojo keluarga Takahashi.

"Sejak dateng, dia belum mau cerita apapun, aku juga nggak bisa maksa," ungkap Rai saat Ben datang berkunjung, bergantian dengan Ann yang tadi pagi sudah datang lebih dulu.

"Dia masih syok dan trauma, sabar dulu," balas Ben. "Mario udah dipegang sama Benji kasusnya, dia bakalan pastiin orang itu nggak akan bisa bebas dari penjara seumur hidupnya," tambahnya.

"Soal Mami Eris," Rai menghela nafas sebentar, ia toleh istrinya yang masih terlelap di ranjang perawatan. "Jujur, aku bingung harus bertindak gimana, Gendhis bilang bakalan menuntut balas dan aku pasti mendukungnya, Ben. Salah nggak tindakanku?" tanyanya.

Ben menggeleng, "Kalian udah banyak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Candu Cinta Dokter Muda   238. Tetap Waspada

    Gendhis menyisir halaman rumah luas milik sang suami sambil sesekali menyeruput teh hangat yang Rai buatkan. Pagi hari setelah ia dibawa pulang semalam, hatinya terasa damai sekali. Ketakutan yang selama ini membayanginya, sudah sirna. Kabar mengenai Mario yang dijaga ketat oleh kepolisian dan juga diawasi tanpa lelah oleh orang-orang dari Takahashi membuat Gendhis dapat bernafas lega. "Mario mengakui semua dakwaan, termasuk pembunuhan asistennya, si Doni itu. Dia nyuap orang di rutan, salah satu narapidana juga, buat eksekusinya," terang Rai, ia ikut menatap halaman mendampingi sang istri. "Sarapan sekarang?" tawarnya. Gendhis menggeleng, "Sebentar Rai. Aku masih pengin menikmati udara pagi begini. Denger kamu ngobrolin soal Mario, lega banget aku rasanya, dadaku lapang lagi, nggak kayak sebelum-sebelumnya yang kerasa penuh dan terbebani," sebutnya. "Kita bakalan pastiin kalau Mario nggak akan bisa kabur lagi," janji Rao. "Ah, aku udah pastiin itu," ralatnya yakin. "Kamu

  • Candu Cinta Dokter Muda   237. Safe and Sound

    Untuk memulihkan kondisinya, Gendhis akhirnya dirawat di rumah sakit. Kehebohan yang sempat terjadi dua hari belakangan karena hilangnya sang Aen-san itu akhirnya mereda. Rai sudah bisa bernafas lega, Mario ditangkap, diserahkan ke polisi dan dipantau perkembangan kasusnya secara langsung oleh Benji, sang algojo keluarga Takahashi. "Sejak dateng, dia belum mau cerita apapun, aku juga nggak bisa maksa," ungkap Rai saat Ben datang berkunjung, bergantian dengan Ann yang tadi pagi sudah datang lebih dulu. "Dia masih syok dan trauma, sabar dulu," balas Ben. "Mario udah dipegang sama Benji kasusnya, dia bakalan pastiin orang itu nggak akan bisa bebas dari penjara seumur hidupnya," tambahnya. "Soal Mami Eris," Rai menghela nafas sebentar, ia toleh istrinya yang masih terlelap di ranjang perawatan. "Jujur, aku bingung harus bertindak gimana, Gendhis bilang bakalan menuntut balas dan aku pasti mendukungnya, Ben. Salah nggak tindakanku?" tanyanya. Ben menggeleng, "Kalian udah banyak

  • Candu Cinta Dokter Muda   236. Selama Ada Aku

    Kemampuan bermain pedang seorang Rai memang sudah tidak diragukan lagi. Lemparannya ke arah Gendhis mengenai sasaran, tali yang menjulur mengikat leher Gendhis terpotong, membuat sang Ane-san seketika ambruk. Adegan mengejutkan dan terjadi sangat cepat itu memecah fokus Mario. Saat itulah Rai berlari, menyerang Mario dengan tangan kosong. "Lo bilang mau ke neraka? Gue kabulin permohonan lo lebih cepat!" sergah Rai sambil melayangkan pukulan bertubi-tubi ke wajah Mario. Tanpa persiapan dan kondisi tubuh yang sudah tidak sekuat sebelumnya, Mario tumbang di tangan Rai. Ia terhuyung jatuh, tak memberikan perlawanan sedikit pun. Kakinya yang sudah pincang karena cacat permanen akibat serangan Rai tak lagi mampu menopang berat tubuhnya. Saat itulah Rai memiliki waktu untuk mengambil pedangnya, menghunusnya tepat di depan hidung mancung Mario. "Gimana kalau gue congkel satu per satu mata lo biar lo bisa ngerasain sakit yang Gendhis rasain selama lo siksa dia?" gumam Rai dipenuhi emosi

  • Candu Cinta Dokter Muda   235. Pertukaran

    "Peek a boo!" sambut Mario tepat saat Rai berhasil mendobrak pintu gudang. Mario menyeringai, sebelah tangannya memegang tali yang langsung terhubung ke ikatan di leher Gendhis. Benar, istri Rai itu berdiri di atas kursi, lehernya dililit dengan tali, siap digantung. Kaki Mario ada di salah satu kaki kursinya, bersiaga, mengancam Rai agar tidak semakin mendekat. "Lo maju selangkah lagi, gue tendang ni kursi," ancam Mario. "Nggak mau kan dia mati di tangan gue? Nanti kubawa dia ke neraka bersama gue," katanya tertawa menggelegar. "Jadi, setelah pelarian panjang lo yang penuh perjuangan itu, lo cuma mau mati di rumah gue? Kenapa nggak dari dulu aja, bakalan gue kabulin cepet padahal," ujar Rai melepas sarung pedangnya, masih di tempatnya berdiri di ambang pintu. "Soalnya, kalau gue mati, harus sama dia. Kalian nggak boleh bahagia di atas kematian gue," sahut Mario menunjuk Gendhis. "Berani maju, gue tendang beneran kursinya, lo bakalan liat istri cantik tercinta lo berjuang de

  • Candu Cinta Dokter Muda   234. Petunjuk Penting

    "Makan dulu," ucap Mario mendekat pada Gendhis yang masih terduduk di lantai dengan kondisi sama seperti dua hari sebelumnya. "Kamu bisa mati kalau nolak makan dan minum dariku," tandasnya lantas membuka sumpalan di mulut Gendhis sedikit kasar. Tubuh Gendhis yang tidak didukung asupan makanan cukup dan cairan yang memadai karena ia tidak makan dan minum hampir dua kali 24 jam tentu saja melemah. Bibir Gendhis tampak kering, beberapa kulit luarnya mengelupas. Air mata mengaliri wajah cantiknya yang sudah sembab dan berantakan, suaranya habis. "Makan!" perintah Mario menyodorkan sebungkus nasi lauk ayam dan sebotol air mineral. "Ah, kuikat tangan dan kakinya ya, Sayang," katanya tersadar. Gendhis menelan ludahnya berkali-kali. Mario benar-benar penuh perhitungan kali ini, terbukti, Rai belum juga berhasil mengendus tempat persembunyiannya padahal mereka hanya bertahan di dalam ruangan gudang bagian belakang rumah Gendhis. Pergerakan Mario sangat rapi, ia memiliki mata dan telin

  • Candu Cinta Dokter Muda   233. Menyadari Kehilangannya

    Gendhis meronta sekuat tenaga, tapi tentu saja, kekuatan Mario yang menyeret tubuhnya menuju gudang di bagian belakang rumah sama sekali bukan tandingannya. Berusaha untuk berteriak, mulut Gendhis dibekap kuat, membuatnya sesak bahkan hanya untuk sekadar mengambil nafas. "Tempat yang sempurna buat nyimpen bangkai, Sugar," ujar Mario meneliti seisi ruangan gudang milik Gendhis itu, matanya mengitar. "Mereka pikir, kamu pasti kubawa pergi jauh," katanya seraya mengambil tas di lengan Gendhis, melemparnya jauh-jauh. "Apa mau kamu, Mas?" desah Gendhis memegangi dadanya, ia masih kesulitan untuk bicara. "Memilikimu selamanya, cuma berdua sama kamu menikmati dunia. Kita tunggu sampai orang-orang itu capek mencarimu, baru kubawa pergi dari sini," balas Mario mengungkap rencananya. "Kamu sengaja bangun gudang semewah ini untuk menampung pelarianku? Visioner banget kamu, Sugar," desisnya tertawa menggelegar. "Lepasin aku Mas, bertobatlah. Kamu punya anak yang harus kamu jaga mentalnya. Kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status