Share

[006] Kenyataan

"Untuk apa kau mengintip toko kami?"

Pertanyaan tersebut berhasil membekukan tulang belulangku. Sambil menatap pemilik toko yang menunjukkan sorot mata tajam, mulutku mencoba untuk menjawab.

"Bukankah kau merasa tertarik pada orang baru seperti dia?"

Namun, mulut ini tak kunjung bergerak dengan tenang seperti membiarkan omongan keji dari pria tua tak beradab itu. Gemetar karena ketakutan, aku berusaha untuk menggelengkan kepala, tetapi rasa sakit di kepala malah semakin parah. "Aku tidak tahu–bahkan tahun saja–"

"Tahun 451 kalender Kerajaan Ilios."

Aku bungkam setelah mendengar jawaban dari pria berjubah–juga sedang mengalami nasib yang sama denganku. Tetapi, tatapannya terlihat tidak mempercayai apa yang sedang ia dengar.

Ah, apa-apaan dengan tatapan yang mengejutkan itu?

"Kerajaan Ilios ...." Tanpa sadar mulutku bergerak sebelum kesadaranku kembali begitu mendengar para bandit menepuk tangan mereka. Ya, mereka bertepuk tangan sambil bersiul.

"Pria tidak takut mati ini saja memandang wanita itu dengan rendah!" Salah seorang pria yang sedari tadi menonton kini menjadi sorotan.

"Apa sehina itu dia?" Lalu, seseorang mendukungnya. Sambil terkikik dan menatapku dengan rendah.

Aku hanya bisa mengernyit yang di mana sorot mataku menajam kepada pria tersebut.

'Persetan dengan sakit dan orang-orang ini!' umpatku dari dalam hati.

Kuabaikan tawaan orang lain–juga tatapan aneh dari mereka, lalu penglihatanku menangkap sosok berbadan tegap yang masih menunjukkan raut wajah tidak percayanya. Pria berambut emas itu merupakan sorotan.

"Apa itu artinya Kerajaan Lotus telah runtuh?" tanyaku, seraya berharap ia akan menjawab pertanyaan sederhana ini.

Namun bukannya mendapatkan jawaban, pria pemabuk yang berdiri di sampingku menendang pinggangku dengan keras. Sontak, pertanyaanku tidak akan dijawab oleh pengembara tersebut.

Aku meringis sambil mendengar hardikannya. "Sekarang kau berani berbicara dengan pendatang! Bukannya kau telah mengatakan untuk setia pada desa ini?!"

Sejak kapan aku berjanji untuk setia pada desa telantar?

Ah, aku sadar bahwa aku berada di tubuh orang lain.

Tangan dari pria pemabuk itu menarik rambutku dengan kasar, sedangkan orang-orang yang berada di sekitarku tertawa menyumpahi. Aku meronta untuk diminta lepas dari tangannya, lalu meringis kesakitan, sambil merintih meminta ampun.

"Hei-"

Yang tidak kusangka ialah pria berjubah itu mulai bersuara. Tapi, para bandit yang mendukung tindakan keji justru menghalangi jalannya ketika pria berjubah tersebut hendak mendekati tempat ini. Para bandit masing-masing melebarkan tangan mereka.

"Kau berharap untuk mendapat pertolongan?!"

"Sa–sakit!"

Tarikannya semakin kuat. Aku mencoba meraih tangannya yang menjambak rambutku dengan kasar, memegang tangannya dan berusaha melepaskannya. Tapi, pria pemabuk itu memiliki tenaga yang lebih besar dariku.

"Kau juga merasakan sakit!?" Melihatku kesakitan, dia seakan-akan merupakan tontonan terbaiknya.

Mulutnya mendekati telingaku, dia berkata, "Monster sepertimu bisa merasakan sakit yang sama seperti manusia?"

Kepalaku seakan ingin pecah jika terus menerus dijampak seperti ini. Tarikannya sangat kuat dan semakin kuat jika aku terus membuatnya kesal. Karena tidak dapat berpikir jernih, aku meminta ampun padanya.

"Ma–maafkan saja–"

"Kau hina!" Tapi, emosinya semakin menaik. "Jalang! Hidup seperti itu tidak ada gunanya, lebih baik kau mati membusuk di hutan!"

Umpatan berkali-kali tertuju padaku. Sampai-sampai pria kekar yang tadi memergokiku berkata, "Hei, bukankah ucapan itu terlalu kasar untuk wanita seperti dia?"

Ya, sakit ini semakin memarah dan kepalaku semakin terasa sakit. Jika terus seperti ini, mungkin saja aku akan jatuh pingsan.

"Tidak." Tetapi, yang namanya tidak memiliki hati tidak akan mengetahui rasa sakit seperti apa yang sedang kuderita. "Dia lebih pantas mendapatkannya, bukan begitu." Tangan kekarnya semakin menarik rambutku dengan kasar. Hingga, aku menutup mataku ketika ingin menangis.

Mereka semua tertawa terbahak-bahak. Aku meringis dan otakku tidak dapat berpikir jernih setiap kali orang-orang menertawaiku. Amarah yang bercampur dalam hati tidak dapat kumengerti dengan kehidupan yang ini. Alhasil, membuatku tanpa sadar menggeram.

"Bahkan, kehidupan ini saja aku tidak mengetahui apa-apa ...," gumamku yang mungkin tidak dapat didengar oleh pemabuk sialan itu.

"Apa yang kau katakan?" Rasa keingintahuannya benar-benar membuatku muak.

Tanpa kusadari, gumamanku membuat semua orang yang tadinya ribut menjadi diam.

Kalau begitu, ini kesempatan untuk tak lagi merasakan sakit seperti ini.

"Harus menderita tanpa mengetahui alasannya ...." Dengarkanlah perkataanku dan terima kutukan yang bisa saja mengenai tepat sasaran. "Dikucilkan, dihina, lalu dibunuh dengan cara yang tragis ...." Masa lalu kelam–kehidupan yang kelam membawa aura negatif pada tubuhku. Mungkin saja, kekuatan purnama akan bangkit setelah ini.

Cengkraman tangan pemabuk dari rambutku melonggar. Kesempatan yang besar untuk memperbaiki posisi kepala dan melihat semua orang dengan tatapan benci.

Tak lupa, aku tersenyum kecut. "Bukankah itu keterlaluan bagi satu manusia yang menjadi kambing hitam hanya demi ego tiap manusia?"

Para bandit itu menatapku dengan mulut terbuka lebar. Menerka-nerka apa yang sedang kukatakan, pria pemabuk ini justru kembali mengeratkan cengkraman tangannya ke rambutku. Dia menarik rambutku lebih keras dari sebelumnya hingga aku merasakan bekas tendangan pemilik toko tadi kepadaku.

"Apa yang dikatakan wanita ini!?" hardik pemabuk.

Aku hanya bisa meringis kesakitan dalam diam ketika sekujur tubuh terasa begitu sakit.

"Dia ngawur!?" Pria kekar yang sedari tadi berdiri itu mengernyitkan keningnya. Tapi, terlihat sangat jelas bahwa dia merasa cemas. Ucapanku berlaku pada rasa takutnya.

Aku mencoba untuk mengembalikan fokusku ketika rasa sakit pada kepala dan pinggang benar-benar luar biasa. Suasana kembali hening membuatku penasaran. Aku memperhatikan sekitar dan mengambil kesimpulan bahwa para bandit yang mengelilingiku mendapati perasaan campur aduk. Antara harus marah atau khawatir.

Namun, tanpa sadar aku menggulum bibirku. Amarah yang tidak kuketahui alasannya–ah, tentu saja ada, Amarah yang berasal dari perlakuan orang-orang yang menganggap diri mereka benar mengingatkanku pada manusia di zaman Kerajaan Lotus masih ada.

"Keterlaluan." Kali ini, suaraku mengeras.

'Aku tidak ingin marah,' pikirku. 'Tapi, sudah terlambat.'

Aku mengabaikan rasa sakit di kepalaku setiap kali bergerak. Aku hendak berdiri, sayangnya gagal. Pemabuk itu tidak mengumpat, tapi dia justru berdecih.

"Kenapa kalian semua begitu kejam kepadaku!?"

Meskipun aku telah mengetahui alasannya.

Mataku berair. Bukan karena debu, melainkan perasaan sakit hati. Sudah tak bisa dibendung, akhirnya aku mengeluarkan air mata.

Namun, untuk apa?

Manusia-manusia yang tidak memiliki hati sudah jelas tidak akan merasa kasihan melihat air mata seseorang.

"Kalian begitu kejam kepadaku ...." Suaraku semakin parau.

'Bahkan orang yang berjubah di sana juga tidak ada niat untuk membantuku,' pikirku.

Aku mulai merasa mengasihani nasibku.

'Malang sekali nasib-'

Belum selesai aku menyelesaikan ucapan isi hatiku, seseorang mengangkat daguku dengan kasar. Aku terkejut, lalu kutatap siluet wanita berbadan kekar dan–

PLAK!

Kudengar suara tamparan cukuk keras. Ternyata menamparku dengan keras dan kukunya yang panjang juga berhasil mencakarku.

Sontak, aku tertegun. Bahkan, para pria yang mengelilingiku juga ikut tertegun.

Wanita yang ada di hadapanku merupakan orang yang pertama kali aku lihat setelah terbangun di dunia ini. Sudah terlihat jelas dari wajahnya yang kasar, tubuhnya yang kekar, dan rambutnya yang sebagian sudah memutih.

"Wanita jalang! Tidak berguna! Apa gnanya hidup sebatang kara!? Pembunuh orang tuanya sendiri dengan kekuatannya hanya demi memuaskan diri!" hardik wanita kekar itu.

Lantas, aku tertegun dibuatnya setelah mendengar hardikan wanita itu.

Pembunuh orang tuanya sendiri katanya?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lucky Woman
suka banget sama ceritanya, seru kak, ditunggu kelanjutannya ya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status