Terbangun di Masa Kuno

Terbangun di Masa Kuno

By:  Syojan  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings
7Chapters
2.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pekerjaan Li Wei sebagai paparazzi mengantarkan dirinya pada sebuah peristiwa. Atas berita gosip yang dia unggah menyebabkan seorang selebriti mempunyai dendam padanya. Bukannya menikmati bonus hasil kerjaannya, Li Wei justru harus merasakan saat tubuhnya dilemparkan ke sungai Huangpu yang terkenal dalam. Dan bukannya mati tenggelam, anehnya Li Wei malah terbangun di tubuh gadis yang dijuluki ‘Putri Pembawa Sial’ di dunia kuno tepatnya pada masa Kekaisaran Dinasti Han. Semula Li Wei mengira kehidupan Putri Li Hua tidak terlalu buruk karena terlahir sebagai Putri Raja Li Chen dari Kerajaan Xianli. Dia berpikir kendati telah bertransmigrasi hidupnya mungkin akan terjamin dan kaya raya. Tetapi, kenyataan tentang fakta Putri Li Hua yang diasingkan karena kepercayaan Para Ahli Bintang di Istana Kerajaan Xianli membuat angan-angan Li Wei musnah. Benang takdirnya memang tak seindah itu, sampai suatu ketika Li Wei bertemu dengan Xiao Ye dan Chang Yi. Lalu, apakah yang akan terjadi kepada Li Wei selanjutnya?

View More
Terbangun di Masa Kuno Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Cix Line
kak lanjut donk ceritanya
2022-11-19 20:13:08
0
user avatar
Nsyazarena aisyah04
smbung lgi cerita ni.. seronok
2022-09-24 20:52:16
0
user avatar
Roimah Banjar
lanjut donk Thor,.
2022-07-16 20:03:12
0
user avatar
Jaya Limbata
Semangat author
2022-03-25 15:02:50
0
7 Chapters
Bab 1
***“Kau serius dengan perkataanmu, ‘kan?” Li Wei menerima seragam petugas hotel yang dijulurkan oleh Zi Jin, sahabatnya yang merupakan resepsionis di sebuah hotel ternama.“Tentu saja. Mana pernah aku berbohong padamu.” Zi Jin melipat tangannya di dada. “Mereka memang membuat reservasi atas nama orang lain. Tapi, aku sangat yakin jika yang datang adalah Wen Gao dan Wang Feiyan”“Hadap pintu,” suruh Li Wei pada Zi Jin. Ia mulai mengganti pakaiannya menjadi seragam petugas hotel seraya berujar, “Jika memang begitu pasti mereka memakai nama manajer atau asistennya.”Kepala Zi Jin naik turun menyetujui pernyataan Li Wei. “Maka dari itu, kau harus memanfaatkan hari ini.”Bahu Li Wei bergerak karena tawa pelan. “Jika hari ini berhasil pastikan kau mengosongkan perutmu. Karena aku akan mentraktirmu sepuasnya.”“Aku tunggu hasilnya hahah
Read more
Bab 2
Di masa yang berbeda, Kekaisaran Dinasti Han. Kaki mungil itu tersuruk-suruk mendekati ujung bukit. Itu adalah sebuah bukit yang indah dan itu cocok menjadi tempat kematiannya. Itulah yang terus dipikirkan oleh Li Hua. Tiba di sana, pandangannya lurus ke bawah, memandang jelas aliran sungai yang nampak tenang. Ia ingin sekali hidupnya tenang seperti air sungai yang mengalir. “Ketika aku tidak ada, orang-orang takkan menyebutku pembawa sial,” yakinnya pada diri sendiri. Layaknya orang yang kehilangan harapan, gadis cantik itu mencoba untuk bunuh diri dengan cara melompat ke sungai dari tingginya bukit lembah. “Maafkan aku Paman Li Meng, Bibi Lin Yun, Li Yan Gege. Xia Hexi benar, Aku tidak pantas hidup karena nasibku buruk. Bahkan, Ayah saja tidak menginginkanku.” “Selamat tinggal.” Li Hua mengatur napasnya pelan-pelan sebelum mengambil ancang-ancang. Detik berikutnya tubuh gadis itu terlempar ke udara, dan kemud
Read more
Bab 3
“Kau bunuh diri.” Suaranya bernada sendu. “Kau tertekan selama ini, tapi kau tidak pernah menceritakan kesulitanmu. Aku yang tak peka, harusnya aku—” Suara Li Yan hampir tercekat tidak sanggup melanjutkan ucapannya. "Harusnya aku terus menemanimu. Jadi, setidaknya kau tidak akan kesepian ... Beruntung pada saat kejadian Gu Jian ada di sekitar sungai itu.” Mendengar ungkapan hati Li Yan, sekali lagi Li Wei dibuat merasa bersalah secara tidak langsung. Betapa Li Hua telah menyia-nyiakan keluarganya yang tulus. Li Wei menggeleng cepat, tersadar bahwa ia tidak boleh sembarangan menghakimi perbuatan Li Hua yang bunuh diri tanpa memikirkan orang lain di sekitarnya. Karena di sisi lain, ia tidak tahu bagaimana sebenarnya perasaan Li Hua—yang bisa jadi sudah sangat tertekan. Li Wei yang merasa seakan bertanggungjawab atas kesedihan yang dialami pria itu berusaha menghibur pemuda itu. “Aku sudah tidak apa-apa.” Seulas senyum tipis Li Wei berikan demi menandakan b
Read more
Bab 4
Apanya yang sebentar? Bahkan jika ada gempa sekalipun, Li Wei rasa Guru Liu tidak akan mengakhiri kelasnya. Li Wei melengos lelah dan menatap ke arah murid lain. Bukan hanya dirinya, wajah letih murid lain pun seakan mengeluh bosan. “Butuh empat tahun utuk kuasai Pipa, dua tahun untuk guqin dan hanya beberapa bulan untuk guzheng. Bermain guqin tak sesederhana itu. Jika ingin mencapai melodi yang sangat indah, kalian harus mencapai suasana hati dan keadaan batin yang tenang, maka pikiran akan menjadi satu. Apa kalian paham?” “Paham, Guru Liu,” jawab semua murid serentak. “Xia Hexi cobalah.” “Baik, Guru Liu.” Di bagian depan salah satu murid tengah memainkan lagu. “Salah.” Guru Liu menyela permainan si murid. “Kau belum menghayati perasaan. Hati tidak sejalan dengan tangan. Sehingga suara alat musik tumpul, tidak lembut, dan tidak jernih. Sangat sumbang.” “Benarkah? Lalu seperti apa permainan yang benar, Guru Liu?” Xia Hexi memaj
Read more
Bab 5
Di depan gerbang Baoyu, A-Xiang telah berdiri menunggunya dengan ekspresi wajah gusar. “A-Xiaaa—” Sapaannya menggantung sebab begitu ia sampai di kereta kuda, A-Xiang justru menarik tangannya, memegang bahu hingga membalikkan badannya seolah meneliti bagian tubuhnya. “Kenapa kau tiba-tiba begini?” tanya Li Wei yang merasa kikuk sekaligus penasaran. Kening A-Xiang mengernyit saat mendapati hanfu yang dipakai  Li Wei ada yang robek. “Tuan Putri, ini..” Langung menunjuk ke arah sobekan. Li Wei menyibak hanfunya dan langsung mengerti. “Oh ini, aku terpaksa merobeknya.” A-Xiang terperangah mendengarnya. Ia mendadak sedih melihat ‘Li Hua’ yang berkata seakan tidak ada masalah. Padahal, ia jelas tahu bahwa barusan nona yang dilayaninya ini lagi-lagi ditindas oleh Xia Hexi. Sontak Li Wei menautkan alisnya bingung. “Ada apa dengan ekspresimu itu?” A-Xiang menggeleng dengan mata berkaca-kaca. Li Wei hanya bisa menghela napas saat me
Read more
Bab 6
** “Seperti itulah ceritanya, Tuan Putri,” ungkap A-Xiang sebagai penutup dalam mengakhiri ceritanya. “Jadi, itu alasannya..” Li Wei tertegun dan terbengong dengan mulut ternganga. “Aku mengerti sekarang, gara-gara hal ini Xia Hexi terus menghina Li Hu—maksudnya diriku. Karena tidak kuat menghadapi cercaan ini maka waktu itu aku mencoba bunuh diri..” Bahu Li Wei seketika merosot. Penjelasan A-Xiang barusan menghancurkan imajinernya tentang dia bisa hidup enak di masa ini. Nyatanya, hidup pemilik tubuh ini sangatlah rumit dan dia harus menggantikan kekonyolan itu. Kepercayaan orang-orang jaman dulu terutama Para Ahli Bintang atau Kaisar Pendiri Dinasti Han membuat Li Wei begitu tak habis pikir. Apa itu salah Li Hua jika ia lahir di Bulan April? Jelas bukan! Toh, Li Hua juga tak meminta agar dilahirkan di bulan April. Ini hanyalah kehendak Tuhan, tapi orang-orang itu tega sekali malah mengasingkan bayi yang masih suci itu jauh dari kedua orangtu
Read more
Bab 7
Pada malam hari, Tuan Li Meng di ruangannya telah menunggu Li Wei dengan duduk bersila.“Paman.” Begitu tiba Li Wei langsung menyapa serta membungkuk sopan.“Duduklah,” sambutnya sembari menunjuk tempat di seberang mejanya.Duduknya turut bersimpuh. Selagi menunggu Tuan Li Meng membuka suara, Li Wei terus meremas kedua tangan di atas pahanya guna menekan rasa gugup yang mendadak menyergapnya.Setelah beberapa lama hening barulah sang paman bergerak menyerahkan sebuah gulungan perkamen. “Hua’er, terimalah titah dari Istana.”Tangan Li Wei gemetar saat hendak menerimanya. Matanya memindai satu persatu huruf yang sedikit asing.Tuan Li Meng mengatakan, “Istana mengabari jika kau sudah bisa kembali ke Istana Kerajaan Xianli. Pulanglah, … Selir Agung pasti sudah merindukanmu.”Keningnya mengerut heran seraya berseru secara tidak sadar. “Bukankah katanya Putri Li Hua sudah d
Read more
DMCA.com Protection Status