Share

Bab 4# Tidak Asing

Keesokan harinya, Crystal berjalan santai menuju kantor setelah dia memarkirkan mobilnya. Entah kenapa, tapi dia merasa malas kemarin dan itu mungkin karena keberadaan si satpam baru. Aneh sekali. Padahal Crystal tidak terbiasa merasa seperti itu.

“Eh Crystal!” teriak Fian yang sepertinya sedang mengambil sesuatu di mobilnya. Entah apa yang sedang dia lakukan.

Sebenarnya Crystal juga tidak memperhatikan sekitar tadi, makanya dia tidak melihat keberadaan Fian beserta mobil miliknya

“Sini bentar, tungguin gue!” kata Fian

Aishh. Crystal berjalan mendekat kearah Fian dan masih merasa aneh. Memang sohibnya itu rada-rada aneh juga.

“Ngapain lo?” tanya Crystal setelah dia sampai di dekat Fian dan memerhatikan tingkahnya yang seperti sedang mencari sesuatu.

“Nyariin dompet. Tadi ketinggalan di mobil.” jawab Fian yang masih mencari-cari keberadaan dompet miliknya

“Lo lupa bawa kali, kebiasaan deh. Perasaan itu dompet ilang mulu.” kata Crystal

“Enggak ilang Crystal yang cantiknya sejagat tapi suka nyinyir!” jawab Fian. Katanya saja Crystal suka nyinyir, padahal dia juga tidak jauh berbeda.

“Dompetnya cuman lagi enggak tahu dimana aja.” lanjut Fian mencoba membela diri. Tuhkan, Fian itu memang rada aneh sebenarnya.

“Dompet doang,kan? Pacar lo enggak ketinggalan?” tanya Crystal memastikan. Masalahnya, Fian pernah lupa menjemput pacarnya dan malah bertanya pada Crystal. Lah mana dia tahu, dikira Crystal pacarnya apa. Meski mereka sekarang sedang melakukan LDR. Kasihan juga.

“Enggaklah, aman kok tenang aja.” kata Fian “Nah ini ketemu. Bentar!” ucap Fian dan anehnya Crystal juga masih menunggunya. Kebiasaan.

“Sekali doang gue lupain doi. Untung lo bantuin.” lanjut Fian sambil menepuk bahu Crystal dan meletakkan lengannya disana.

Begitulah mereka. Bersahabat sejak kuliah. Satu jurusan, dan Fian juga mengenal Daniel karena dia sempat bergabung sebagai anggota basket di kampus, yang lapangannya berdekatan dengan lapangan Voli yang biasa Crystal dan teman-temannya gunakan.

Tidak hanya Daniel yang Fian kenal. Dia juga mengenal pria yang sempat dekat dengan Crystal saat kuliah dulu. Nanti saja dia sebut Namanya. Karena faktanya, hubungan mereka menjadi menjauh tanpa pernah ada kepastian sebelumnya. Begitulah.

Mereka berdua berjalan kearah pintu masuk dan masih bisa melihat kejadian yang tak jauh berbeda dari kemarin.

“Pagi mba Crystal!”

“Pagi pak Fian!”

Sapa satpam yang sama seperti hari kemarin. Sebenarnya bukan saja hari kemarin, tapi setiap hari juga mereka selalu menyapa karyawan yang hendak masuk ke kantor.

“Pagi juga pak!” jawab Crystal. “Masih sama kayak hari kemarin yah?” kata Crystal sambil melirik ke arah kerumunan itu.

“Iya mba. Biasa, orang ganteng mah beda” jawab pak satpam

Crystal hanya mengangguk mengiyakan ucapan tersebut. Itu memang benar. Kadang dunia memang seperti itu

Orang ganteng memang selalu membuat orang-orang disekitarnya menjadi lupa kerjaan saking gantengnya. Walau audrey tahu kebanyakan karyawan perusahaan ini sebenarnya sudah taken. Tapi yah, katanya cuman cuci mata. Alasan yang good lah.

Crystal ini tipe yang sangat tidak suka dengan cowok yang suka membuat kerumunan karena wajahnya yang kata orang ganteng banget.

“Woi. Nggak lo bubarin itu anak-anak?” tanya Crystal pada Fian yang ada di sebelahnya. Dia seorang asisten CEO, jadi itu termasuk tugasnyakan?

Fian terlihat terdiam sejenak disana. Entah dia sedang memikirkan apa. “Lo denger nggak sih?” tanya Crystal karena dia tidak mendapatkan balasan apapun dari Fian

Akhirnya, Fian mulai bertindak dan membubarkan semua kerumunan itu. Pria yang menggunakan masker itu menatap Crystal dengan tatapan yang tajam. Baiklah, Crystal sangat tidak suka ditatap seperti itu. Rasanya seperti sedang dinilai pantas atau tidak.

Crystal balik menatap pria itu tak mau kalah. Dia pikir dia siapa? Seenaknya dia menatap orang lain dengan tatapan menilai seperti itu

“Eh Tal!” panggil Fian tapi tidak di gubris sama sekali oleh Crystal. Dia masih sibuk menatap pria di depannya yang juga masih menatapnya.

“Crystalll!” teriak Fian yang akhirnya membuat Crystal memutus pandangan mereka. Crystal hanya merespon dengan mengangkat satu alis sebagai jawaban.

“Lo ngapain sih? Ayo masuk!” ajak Fian sembari mendorong bahu Crystal agar berjalan masuk ke dalam kantor

Akhirnya Crystal ikut masuk dan tidak lagi mempermasalahkan tentang tatapan pria itu. Ralat. Satpam baru perusahaan ini.

“Fian!” panggil Crystal saat mereka sedang berada di lift. Fian bergumam sebagai jawaban dan hanya fokus dengan ponsel digenggamannya

“Itu satpam kayak pernah gue lihat dimana gitu!” ucap Crystal setelah dia mengingat-ingat kejadian tadi. Walau dia hanya melihat mata pria itu.

Mendengar itu, Fian menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap Crystal. “Perasaan lo aja kali. Lo kan banyak ketemu klien.” Jawab Fian

Walau masih merasa ragu, Crystal tetap saja mengangguk sebagai jawaban. Mungkin saja itu hanya perasaannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status